Filosofi Jalan Kaki Orang Gayo

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Bagi orang Gayo jalan kaki bukan sekadar gerak tubuh melainkan cara berpikir pelan membaca alam menakar waktu dan mendidik sabar hidup seharihari yang diwariskan leluhur.

Di dataran tinggi langkah panjang mengajarkan tujuan penting namun proses lebih bermakna karena setiap tapak menyimpan doa cerita dan ingatan nenek moyang Gayo tua abadi.

Jalan kaki menjadi dialog sunyi manusia dengan bukit hutan sungai yang menumbuhkan hormat kesadaran batas dan kebijaksanaan tanpa banyak kata dalam hidup orang Gayo bersama.

Saat kaki menapak tanah basah orang Gayo belajar rendah hati karena bumi lebih tua dari ambisi manusia yang sering tergesa nafsu dunia cepat modern kini.

Berjalan jauh tanpa kendaraan melatih ingatan bahwa lelah bukan musuh melainkan guru yang menguji daya tahan raga jiwa orang Gayo dalam hidup sederhana panjang sabar.

Langkah bersama menyamakan irama rasa meniadakan jarak sosial menumbuhkan empati solidaritas dan kesetaraan antar warga kampung Gayo yang berjalan jauh meniti waktu susah senang bersama.

Filosofi ini mengajarkan tahu kapan berhenti beristirahat dan kapan melanjutkan tanpa memaksa nasib dalam perjalanan hidup manusia Gayo yang penuh ujian alam keras panjang sabar.

Orang Gayo percaya langkah jujur akan sampai meski lambat karena arah benar lebih penting daripada kecepatan semu dunia modern yang sering tergesa lupa makna tujuan.

Jalan kaki menjadi perlawanan halus terhadap keserakahan melintasi alam tanpa merusak tanpa asap bising mesin kendaraan besar rakus modal dan kuasa zaman kini berlebihan merajalela.

Dari kampung ke ladang filosofi ini menata keseimbangan antara kerja kebutuhan ekonomi dan ketenangan batin keluarga Gayo yang hidup menyatu alam dengan adat nilai luhur.

Di era serba cepat jalan kaki mengingatkan perlambatan kadang menyelamatkan manusia dari kehilangan jati diri budaya Gayo akar sejarah panjang nilai hidup kolektif bermakna dalam.

Filosofi jalan kaki orang Gayo akhirnya ajakan pulang pada kesadaran hidup perjalanan bukan perlombaan melainkan pemaknaan langkah demi langkah manusia seutuhnya bersama alam dan sesama.

(Mendale, Desember 15, 2025)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.