REDELONG-LintasGAYO.co : Rektor IAIN Takengon, Prof. Dr. Ridwan Nurdin, MCL mengatakan, dedikasi guru sangat menentukan pembentukan karakter anak bangsa.
Iapun mengenang seorang gurunya pada saat menempuh pendidikan di MIN Simpang 3 (sekarang Bener Meriah) pada medio 1974-1980 silam.
Prof Ridwan mengatakan, lewat program Magrib Rabu Berkah (Mubaroqah) kalaborasi IAIN Takengon dan Polres Bener Meriah, beberapa hari lalu, dirinya lembali bertemu dengan sosok guru yang pernah mendidiknya puluhan tahun silam.
“Alhamdulillah, Rabu lalu, pas shalat Magrib dalam kegiatan Mubaroqah, digelar di Masjid Kenawat Redelong, Bener Meriah. Disana saya kembali bertemu dengan guru saya Pak Haji Mahyuddin,” kata Prof Ridwan, Kamis 6 November 2025.
Bertemu kembali setelah puluhan tahun tak bertemu, Prof Ridwan mengatakan, dari sosok Pak Mahyuddin, dirinya banyak belajar dan ditempa karakternya pada saat menempuh pendidikan.
“Saya teringat dulu, agak jahil sedikit mengajak teman-teman bolos pada saat jam pelajaran salah seorang guru, kami pun sekelas pergi bermain tak masuk belajar,” kenang Prof Ridwan.
Usai diketahui, dirinyalah menjadi dalang para siswa tak masuk ke kelas, Pak Mahyuddin memanggil Prof Ridwan kecil masa itu.
“Saya pun lalu dihukum, ditampar sama beliau. Sementara teman-teman yang lain tidak. Tapi saya tidak pernah dendam, apalagi lapor orang tua, pasti saya akan dimarahi habis-habisan. Pelajaran ini, menjadi pembelajaran bagi diri saya untuk menjadi lebih baik,” kata Prof Ridwan.
Pertemuan dengan sosok gurunya itu, kembali mengingatkan Prof Ridwan tentang pembentukan karakter dari seorang guru.
“Sampai saat ini, Pak Mahyuddin yang sudah berumur 85 tahun, saya lihat masih berwibawa dan agamais. Dan pertemuan di Mubaraqoh ini, menjadi pengingat saya, bahwa beliau adalah salah satu sosok yang membentuk karakter saya hingga seperti ini,” tegas Prof Ridwan.
Dikatakan Prof Ridwan, Pak Mahyuddin awalnya bertugas di MIN Simpang 3 kemudian menjadi Kepala MIN Kenawar Redelong, dan saat pensiun dirinya menjadi Gecik (Reje) di Kenawat Redelong.
“Pertemuan ini, menjadi sangat istimewa bagi kami. Awanya Pak Mahyuddin tak mengenal saya, setelah saya bercerita siapa saya, baru kemudian dirinya merangkul erat saya, bagai ayah dan anak,” ujarnya.
Ia pun berpesan kepada generasi muda saat ini, untuk terus selalu menghormati dan menghargai guru. Karena, guru akan menjadi salah satu pembentukan karakter anak disadari atau tidak.
“Ini penting saya sampaikan, mengingat banyak kejadian saat ini guru dilaporkan ke Polisi karena menampas siswa. Padahal, itu bagian dari pembentukan karakter. Saya pernah merasakan itu,” tandasnya.
[Darmawan]







