Catatan Mahbub Fauzie (Penghulu dan Kepala KUA Atu Lintang, Aceh Tengah)
Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. beri gambaran yang sangat indah tentang hubungan suami istri:
“Hunna libāsulakum wa antum libāsulahunna” — mereka (para istri) adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka (QS. Al-Baqarah: 187). Sebuah ungkapan singkat, namun mengandung kedalaman yang tak terhingga.
Ayat ini bukan sekadar mengajarkan pembagian peran, bukan pula hanya menggambarkan kedekatan batin, tetapi mengisyaratkan fungsi-fungsi yang mendasar dari sebuah hubungan yang dibangun atas dasar cinta, tanggung jawab, dan penghormatan.
Pakaian dalam kehidupan kita memiliki beberapa fungsi. Di antaranya menutup aurat, melindungi tubuh dari panas dan dingin, memperindah penampilan, serta menjadi identitas sosial. Jika dianalogikan, suami dan istri pun memiliki fungsi serupa dalam kehidupan berumah tangga.
Pertama, menutup dan menjaga kehormatan.
Pakaian menutupi apa yang tidak pantas dilihat orang. Begitu pula suami dan istri. Mereka saling menjaga kehormatan dan harga diri satu sama lain.
Aib, kekurangan, kelemahan, dan kesalahan yang ada dalam diri pasangan bukan untuk diumbar, disindir, apalagi dijadikan bahan cerita di luar rumah. Ia harus dirawat, dijaga, dan dikelola dengan penuh kelembutan. Rumah tangga yang baik adalah yang di dalamnya kedua pasangan mampu menjadi tempat pulang yang aman, bukan arena saling menghakimi dan mempermalukan.
Kedua, memberi kehangatan dan kenyamanan. Pakaian menghangatkan tubuh di tengah dinginnya udara. Dalam hubungan suami istri, kehangatan itu berupa sentuhan, perhatian, empati, dan kesediaan mendengar. Kehangatan bukan hanya soal pelukan, tetapi tentang rasa diterima apa adanya.
Tidak semua orang di luar sana bisa memahami perasaan kita, namun pasangan adalah tempat di mana kita seharusnya tak perlu berpura-pura kuat. Di sinilah cinta bekerja — bukan hanya untuk menyenangkan, tetapi untuk menguatkan.
Ketiga, memperindah dan memperelok.
Pakaian membuat seseorang tampak lebih sopan, lebih rapi, lebih pantas dilihat. Suami dan istri pun begitu: mereka saling memperelok hidup masing-masing. Ketika Allah menyatukan dua insan, yang disatukan bukan hanya tubuh, tetapi perjalanan hidup, cita-cita, dan kemungkinan masa depan.
Rumah tangga yang sehat akan memancarkan kebaikan bagi lingkungan, keluarga besar, dan masyarakat. Seorang suami yang baik tidak hanya menjaga istrinya, tetapi mengangkat martabatnya. Begitu pula seorang istri yang baik, memperindah kehidupan suaminya dengan akhlak, kelembutan, dan penghargaan.
Keempat, fungsi sosial dan etika.
Pakaian mempengaruhi cara orang memandang kita. Begitu pula bagaimana suami istri memperlakukan satu sama lain akan mempengaruhi bagaimana mereka dipandang di tengah masyarakat.
Rumah tangga yang penuh pertengkaran biasanya menyisakan energi negatif yang terbawa ke luar. Sebaliknya, rumah tangga yang harmonis menghasilkan keluarga yang menjadi teladan. Maka, tidak berlebihan jika Nabi mengingatkan bahwa sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya.
Kelima, fungsi kesehatan dan emosional.
Pakaian melindungi tubuh dari penyakit. Dalam konteks suami istri, hubungan yang baik akan memberi perlindungan bagi kesehatan jiwa. Banyak kegelisahan, kecemasan, bahkan depresi berakar dari rumah yang tidak memberikan rasa aman.
Jika rumah menjadi tempat bernaung emosional, maka jiwa akan sehat. Pasangan bukan sekadar partner hidup, melainkan penyangga psikologis yang saling menguatkan dalam menghadapi tekanan dunia.
Namun tentu, pakaian harus dirawat. Jika pakaian tidak dicuci, ia akan menimbulkan bau. Jika tidak dijaga, ia akan robek. Begitu pula hubungan. Terkadang cinta tidak hilang, hanya tidak dirawat. Sebab itu, komunikasi, kesabaran, saling memaafkan, dan mendoakan adalah cara menjaga agar hubungan tetap utuh.
Suami istri tidak ditakdirkan untuk menjadi sempurna. Ia ditakdirkan untuk menyempurnakan. Dan penyempurnaan itu tidak terjadi dalam satu malam, tetapi dalam perjalanan panjang yang penuh jatuh bangun. Yang terpenting adalah kesediaan untuk terus belajar menjadi pasangan yang lebih baik.
Dalam perjalanan rumah tangga, ingatlah selalu ayat itu: Kita adalah pakaian bagi pasangan kita. Maka jagalah ia, rinduilah ia, hormatilah ia, dan jadilah tempat ia merasa pulang.
Semoga Allah menjadikan setiap rumah tangga di negeri ini sebagai tempat berlabuh yang teduh, sejuk, dan penuh cinta.[]




