Pernikahan Pelabuhan Terindah, Ruang Untuk Saling Melengkapi Bukan Menyakiti

oleh

Oleh : Iwan Fitra, SE*

Pernikahan adalah sebuah ikatan suci, namun seringkali diartikan sebatas ikatan antara dua individu yang saling memadu kasih. Padahal, makna terdalamnya jauh melampaui itu.

Ia adalah ruang istimewa yang dirancang untuk dua jiwa saling melengkapi, mengisi setiap kekosongan dengan kekuatan dan cinta, bukan sebuah arena saling beradu ego yang hanya meninggalkan luka.

Dalam perjalanannya, setiap pasangan ditantang untuk belajar bahwa harmoni tercipta bukan dari kesempurnaan, melainkan dari kemauan untuk tumbuh dan menerima, menjadikan setiap perbedaan sebagai kekuatan yang menyatukan, bukan senjata yang menyakiti.

Banyak pasangan yang memasuki pernikahan dengan ekspektasi romantis yang sempurna, namun realitasnya justru menuntut mereka untuk saling melengkapi, tanpa menyadari bahwa pernikahan yang sukses bukanlah tentang menemukan pasangan yang sempurna, melainkan tentang komitmen dua orang yang tidak sempurna untuk saling belajar dan berkembang.

Menikah adalah ibadah yang paling panjang sehingga dibutuhkan Komitmen pernikahan yang bersifat jangka panjang, komitmen pernikahan tidak hanya sebatas sampai pada fase memilih pasangan dan mengambil keputusan untuk menikah lalu ketika perahu pernikahan telah goyang karena hantaman ombak yang sebenarnya masih bisa diatasi tapi lebih memilih untuk buru-buru mengambil keputusan terburuk dengan mudahnya tanpa lagi berpikir Panjang dan melompat meninggalkan perahu pernikahan.

Secara kasat mata ditengah kehidupan saat ini, Pernikahan yang sejatinya seperti kepingan Puzzle yang disusun untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan seringkali dirusak dengan sikap egoisme tinggi yang akhirnya mencari jalan untuk saling menyalahkan begitu juga pasangan yang idealnya adalah partner untuk saling bekerja sama justru menjadi lawan untuk berselisih paham bahkan sampai harus berujung dengan perceraian

Pernikahan sangat bergantung kepada komitmen setiap pasangan, ketika sebuah rumah dibangun dengan material yang kuat meskipun badai datang melanda maka bangunan itu akan tetap berdiri kokoh begitu juga halnya ketika rumah itu dibangun dengan bahan yang rapuh maka sekalipun angin yang tenang datang maka rumah itu akan runtuh, ini bukan tentang rumah yang sebenarnya bahkan lebih penting lagi mengenai rumah tangga yang harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya oleh setiap pasangan.

Pada akhirnya, pernikahan adalah sebuah perjalanan tanpa henti menuju kedewasaan emosional, dimana kita belajar bahwa cinta sejati bukanlah tentang kesempurnaan, melainkan tentang komitmen untuk berlayar bersama melewati setiap badai.

Jika kita mampu memperlakukan pernikahan sebagai pelabuhan terindah, sebuah tempat di mana setiap pasangan bisa berlabuh untuk memulihkan diri dari kerasnya kehidupan, maka rumah tangga yang kita bangun akan selalu terasa hangat, aman, dan penuh kedamaian.

Ini adalah anugerah terbesar yang hanya bisa kita rasakan, saat dua hati sepakat menjadikan satu sama lain sebagai tempat bersandar diri.

Sudah saatnya berhenti untuk mencari kesempurnaan dalam pernikahan dan mulai fokus pada bagaimana kita bisa menjadi pelabuhan teraman bagi pasangan. Hargailah setiap kompromi, rayakan setiap kemenangan kecil, dan berikan ruang untuk saling memperbaiki diri.

Dengan begitu, kita akan menyadari bahwa pernikahan bukanlah sebuah tujuan, melainkan sebuah proses tanpa akhir dimana kita terus menerus menemukan keindahan dalam diri satu sama lain, menjadikannya pelabuhan yang tidak hanya terindah, tetapi juga tempat yang paling damai untuk menghabiskan seluruh hidup kita.

*Pemerhati Sosial Kemasyarakatan dan bekerja di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.