Anak Gayo ke Amerika, Rahmatussyifa Lolos YSEALI Academic Fellowship Program

oleh

Nama Rahmatussyifa mahasiswa International Management Program Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK), kini harum di kancah internasional setelah dinyatakan lolos dalam program prestisius YSEALI Academic Fellowship Program (AFP), yang digagas oleh Pemerintah Amerika Serikat.

Pemuda asal Takengon, Aceh Tengah ini menjadi satu dari segelintir anak muda Asia Tenggara yang berhasil menembus program bergengsi yang dikenal sangat kompetitif ini. Rahmat—begitu ia disapa—akan mengikuti program selama lima minggu yang setara dengan perkuliahan intensif di kampus-kampus ternama Amerika Serikat.

YSEALI (Young Southeast Asian Leaders Initiative) adalah inisiatif yang diluncurkan sejak 2013, dengan tujuan mengembangkan kepemimpinan anak muda usia 18–25 tahun melalui tema-tema krusial seperti keterlibatan masyarakat, inovasi dan kewirausahaan, sumber daya alam, serta tata kelola pemerintahan. Rahmat memilih tema Keterlibatan Masyarakat, sejalan dengan kiprahnya sebagai Duta Wisata Aceh Tengah 2023.

“Saya banyak belajar dari masyarakat selama menjadi Duta Wisata. Interaksi langsung itulah yang menginspirasi esai saya untuk YSEALI. Isunya sederhana, tapi nyata dan dekat dengan komunitas,” ujar Rahmat.

*Perjalanan Panjang Anak Gayo*

Rahmat bukanlah sosok asing dalam dunia advokasi dan kepemudaan. Lahir sebagai anak ke-5 dari 6 bersaudara dari pasangan pendidik—Drs. Nopia Dorsain (Ketua Pokjawas Madrasah Provinsi Aceh) dan Muslailati, S.Pd. (Ketua FPMI Pidie Jaya)—Rahmat tumbuh dalam lingkungan yang menanamkan nilai-nilai pendidikan dan pelayanan publik sejak dini.

Dalam proses tumbuhnya, Rahmat selalu berpegang pada pesan kehidupan yang ditanamkan kedua orang tuanya: “Belajar dan nikmati hidup ini dengan Panca Cinta: Cinta kepada Allah dan Rasul, cinta ilmu, cinta pada diri dan sesama, cinta lingkungan, serta cinta tanah air.”

Prinsip hidup itulah yang membentuk karakter Rahmat—rendah hati, peduli, dan konsisten berkontribusi. Ia juga aktif sebagai Duta Narkoba Aceh 2021, mengikuti pertukaran mahasiswa ke Turki (2023), dan menjadi delegasi internasional ke Thailand (2024) mewakili program studi Manajemen Internasional FEB USK.

Bermula dari Gagal, Kini Menjadi Teladan

Tak semua berjalan mulus. Rahmat mengaku sempat gagal dalam beberapa seleksi program sebelumnya dan bahkan meragukan kemampuannya. Namun dorongan kuat dari keluarga, terutama kedua orang tuanya, membuatnya bangkit. Ia juga dibimbing oleh dua alumni YSEALI yang menjadi mentor selama proses aplikasi.

“Tidak harus jadi ketua organisasi untuk lolos YSEALI. Yang penting kontribusinya. Jujur dengan diri sendiri, pahami isu yang kita perjuangkan, dan berikan data yang konkret,” ujarnya saat ditanya tips lolos program ini.

Rahmat juga mengingatkan bahwa YSEALI bukan titik akhir. Alumni program ini akan terus mendapatkan akses khusus (VIP Access) untuk program lanjutan, membentuk jaringan lintas negara yang bisa saling memperkuat.

Inspirasi bagi Generasi Muda Aceh dan Indonesia

Dari mulai menjadi Duta di tingkat daerah hingga menembus seleksi internasional, Rahmat telah menunjukkan konsistensinya dalam mewakili suara pemuda dari daerah. Ia berharap pengalamannya menjadi inspirasi, khususnya bagi pemuda dari pelosok Indonesia yang kerap merasa terpinggirkan.

“Saya ingin teman-teman di sosial media atau komunitas saya tahu bahwa kita bisa. Tidak perlu merasa kecil karena dari daerah. Justru itu kekuatan kita,” tutupnya.

Untuk diketahui, YSEALI Academic Fellowship Program adalah program kepemudaan yang sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah AS, mencakup pelatihan intensif, pengalaman budaya, dan kunjungan ke berbagai lembaga di Amerika Serikat. Program ini menjadi gerbang emas bagi pemuda ASEAN untuk berkembang secara global.

[Mahbub Fauzie]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.