Oleh : Ramadhan Moeslem Ar-Rasuly*
Peringatan Hari Didong 2025 yang digelar di Taman Seni dan Budaya mengguncang Kota Banda Aceh. Pasalnya sejak tahun 2012 baru kali ini Ibu Kota Provinsi Aceh ini, diguncangkan dengan penampilan didong jalu antara group Serungke Bujang asal Aceh Tengah dan Grup didong Tawar Bengi asal Bener Meriah.
Acara yang digelarbersanding dengan Sound of Nanggroe vol.8 bertajuk 2nd Didong Arts Day pada Rabu, 5 Agustus 2025 menampilkan dua group Didong Mahasiswa dari dua Kabupaten Gayo Aceh tengah dan Kabupaten Bener Meriah.
Pagelaran Seni Budaya langka dengan persiapan kurang satu bulan ini berlangsung meria prosesi, diawali dengan opening pemutaran lagu Indonesia Raya, lagu himne Aceh dan lau ghimne Tawar Sedenge, para tamu undangan dan penonton dipersikani.
Sementara pemutaran lagu Sound of Nanggroe sebagai opening event.
Penampilan kesenian Didong Jalu menjelang tengah malam memecah sunyi di halaman terbuka area pelataran parkir Taman Seni dan Budaya.
Sebahagian penonton adanya duduk lesehan dengan gelaran karpet dan tikar ala Gayo. Ada juga yang duduk sambilmenikmati kopi dari mobil kopi yang menyudut di sisi utara Taman Budaya, tidak sedikit juga yang menikmati lantunan Didong dari kantin yang hanya berjarak 10 meter dari lokasi acara.
Bahkan sebahagian penonton menikmati sesi demi sesi dari balik pagar dan jalan raya Teuku Umar dengan memarkirkan kendaraa di tepi.
Selain mahasiswa, Seniman, sastrawan, budayawan, tokoh masyarakat, duduk rapat dan bersila menantikan dimulainya Pagelaran Seni Budaya Sound of Nanggroe Vol. 8. bertajuk 2nd Didong Arts Day pada hari Selasa malam yang cerah.
Lantai pelataran parkir Taman Seni dan Budaya Aceh pun berubah total menjadi panggung terbuka yang sangatharmoni, berbeda dengan panggung super megah yang biasanya dihelat diberbagai macam event bergengsi diprovinsi Aceh, akan tetapi event ini menjadi exclusive dan elegan dikarenakan pengaruh cahaya lighting dan soundsystem yang berkualitas dari FAM studio tentunya.
Sejuknya udara tengah malam pun tak terasa dikarenakan para tamu udangan ditemani hangatnya secangkir kopi dengan lampu temaram cerah dari sekeleilingarena acara.
Setelah lagu Indonesia Raya, lagu himne Aceh dan lagu Tawar Sedenge diputar serta do’a dilantunkan oleh salah satu mahasiswa gayo, sebelum pertunjukan dimulai, kata sambutan dari Azhadi Akbar S. Sn kepala UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh, ketua majelis seniman Aceh dan Tokoh masyarakat Gayo kota Banda Aceh Karim Gito dan sekaligus memukul Gong yang menandai pertunjukan dimulai.
Berselang beberapa detik kemudian acara langsung dikomandoi oleh Salman Yoga S dengan Orasi Runcangnya yang mengkritisi keismewaan Aceh yang tidak terlihat istimewanya selain keistimewaan minor sebagai provinsin termiskin di Sumatera.
Para Mahasiswa Gayo kota Banda Acehmelalui didong jalunya saling beradu argumen melalui syair dan saling bersahutan diantara Grup Serungke Bujang asal Aceh Tengah dan Grup didong Tawar Bengi asal Bener Meriah membuat suasana hiruk pikuk dan penuh canda tawa bahagia, khususnya bagi masyarakat yang hadir.
Event ini murni kolektif dan independen dan bukan event agenda pemerintah kota Banda Aceh maupun pemerintah Provinsi Aceh.
Ramadhan Ar-Rasuly alias Made In Made selaku penggerak bersama komunita pendudkung lainnya mengucapkan terima kasih kepada semua [ihak dan elemen yang mendukung.
Ini semangat luar biasa yang diberikan oleh oleh segenap talent, anak muda juga unsur senior yang saling bersinergi.
Saya menyebutkan elemen pendukung diantaranya adalah Majelis Seniman Aceh,-UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh, ICMI Orda kota Banda Ace.
Selan itu ada,-PT Ulee Kareng Inti Rasa, The Gayo Institute, HP3MAT dan IPPMATA serta KOSMA, yang tak kalah penting adalah dukungan media lintasGAYO.co juga , Twins Coffee Ca dan FAM Soundsystem.
Ditambahkan Made In Made ide awal event ini terjadi sejak setahun yang lau ketika didakan even yang sama di Tanah Gayo dengan vidio ucapan setahun HariDdidong pada tahun 2024 yang diminta oleh Salman Yoga. Kali inipun kita dapat dukungan dan rekomendasidaro beliau dan tokoh seniman di Aceh. [AR]