Manfaatkan Waktu Sebelum Terlambat

oleh

Oleh: Mahbub Fauzie, S.Ag., M.Pd*

Pada hari Jumat, 25 Juli 2025, penulis mendapat amanah menyampaikan khutbah Jumat di Mesjid Jami’ Al-Latifah, Kayu Kul Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah.

Tema khutbahnya adalah sesuatu yang sering disampaikan oleh para khatib dan penceramah, yang tentunya tidak asing lagi, yakni tentang pentingnya memanfaatkan waktu.

Tema ini sengaja diangkat dan diulang kaji kembali karena waktu adalah nikmat besar dari Allah SWT yang sering kali diabaikan hingga datang penyesalan.

Islam memandang waktu sebagai sesuatu yang sangat mulia. Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah SWT bersumpah atas nama waktu:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
(QS. Al-‘Ashr: 1–3)

Sumpah ini mengandung peringatan tegas. Waktu tidak boleh disia-siakan. Setiap detik terus bergerak maju dan terus berlalu. Waktu terus melaju dan tidak ada lagi kesempatan untuk kembali.

Waktu dalam Profesi dan Amanah

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak peran dan tanggung jawab yang menuntut pengelolaan waktu secara serius dan penuh tanggung jawab.

Seorang pegawai harus bekerja sesuai tugas dan fungsi, profesional, tepat waktu, akuntabel, penuh dedikasi, tanggung jawab dan keteladanan.

Gaji yang diterima bukan hanya urusan administratif, melainkan juga soal kehalalan dan keberkahan. Disiplin waktu dan kejujuran adalah bagian dari etika kerja dalam Islam.

Demikian pula pedagang dan petani. Waktu mereka sangat menentukan keberhasilan usaha. Mengulur pekerjaan, menunda tanam, atau malas berdagang berarti menyia-nyiakan kesempatan yang telah Allah berikan.

Waktu adalah ladang kesempatan beramal. Siapa yang menanam amal di dalamnya, akan memanen kebaikan. Itu pasti!

Waktu dalam Keluarga

Tanggung jawab dalam keluarga pun menuntut perhatian terhadap waktu. Suami yang baik adalah yang mampu mengalokasikan waktu untuk istri dan anak-anaknya.

Anak-anak tidak hanya butuh nafkah materi, tapi juga waktu dan perhatian. Tanpa itu, pendidikan karakter dan akhlak sulit tumbuh dengan baik.

Keharmonisan rumah tangga tidak dibangun dari hal besar semata, tetapi dari waktu-waktu kecil yang digunakan untuk saling berbicara, mendengarkan, dan saling mendukung dalam kehidupan sehari-hari.

Mengabaikan hal ini bisa menimbulkan jarak dan konflik yang berkepanjangan.

Waktu Bagi Generasi Muda

Masa muda adalah masa yang sangat berharga. Baik pelajar maupun mahasiswa, pandai-pandailah memanfaatkan masa berharga itu

Banyak orang menyesal setelah kehilangan kesempatan emas tersebut . Nabi SAW bersabda:

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.”
(HR. Al-Hakim)

Pemuda yang cerdas adalah yang bisa memanfaatkan waktunya untuk belajar, berlatih, menempa diri dan menanam amal sejak dini.

Jangan biarkan waktu habis untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Hari ini mungkin terasa panjang, tapi waktu akan terus berjalan, dan masa muda tidak akan kembali.

Waktu sebagai Bekal Akhirat

Rasulullah SAW juga mengingatkan bahwa kelak di hari kiamat, manusia akan ditanya tentang waktunya:

“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat hal: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan, serta tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan.”
(HR. Tirmidzi)

Pertanyaan ini menyentuh langsung pada inti kehidupan: untuk apa waktu kita digunakan? Apakah untuk memperkuat iman, memperluas ilmu, dan menebar manfaat? Ataukah justru habis dalam hal sia-sia, atau bahkan dalam kemaksiatan?

Setiap detik yang digunakan untuk kebaikan akan menjadi cahaya di akhirat kelak. Sebaliknya, waktu yang berlalu tanpa makna akan menjadi saksi kerugian kita.

Waktu adalah modal utama dalam hidup. Ia lebih berharga daripada harta, karena harta bisa dicari kembali, sementara waktu yang hilang takkan pernah kembali.

Maka gunakanlah waktu untuk hal-hal yang Allah ridhai: bekerja dengan jujur, membina keluarga dengan kasih sayang, belajar dengan sungguh-sungguh, dan beramal tanpa menunda.

Kita tidak tahu berapa lama lagi waktu yang tersisa. Tapi kita tahu, selama masih hidup, setiap hari adalah kesempatan. Kesempatan untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal, dan mendekat kepada Allah.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya bagi kita semua, untuk pandai dan cerdas memanfaatkan waktu. Aamiin.

*Kepala KUA Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.