[Puisi] Si Manis Tengah Koma
Anjun R
Anjun, petani paruh baya mengusap dada di bawah pohon kopi yang tak lagi menyimpan asa
Daun nan hijau kini diselimuti wabah
Batang yang dulu kekar mulai lunglai
“Ke mana ronamu wahai si manis berkafein?” tanyanya lirih sambil membuang ranting kering yang semakin meringis
Si manis tak mampu lagi jadi tumpuan
Sementara, pundak petani renta yang tak lagi kekar dipaksa tetap memikul beban
Langkah gontai saat mendengar penguasa hendak mengulurkan tangan
namun dilepas pelan-pelan, “Ah …”
Janji hanyalah tarian lidah pereda lara yang esok hari akan kembali menganga [SY]
Aceh, Juli 2025