[Puisi] Balada Kopi Dicuri Wabah
Robi Sugara
Di kaki bukit sunyi pagi terjaga
petani kopi terdiam di ladangnya
Daun menggulung batang merana
keriting karat datang semua
Dulu daunya hijau lebat dan wangi
kini meninggalkan ranting tanpa janji
Pohon berbisik lirih ke bumi
Aku lelah disakiti hari demi hari
Di pundak bapak menumpuk luka
bukan hanya tanah yang menderita
Tangan keriput mata memerah
dibantai musim dicuri wabah
Penyakit keriting kata orang pintar
Tapi obat mahal dan bantuan segar
hanya turun ke orang-orang besar
yang kenal dekat pejabat pasar
Ada janji dalam baliho megah
ada harapan dalam spanduk merah
Tapi tak satu pun sampai ke ladang
yang petaninya diam tapi tak pernah menang
Bantuan datang kamera nyala
bantuan dibagi tapi bukan rata
Yang terima itu-itu juga
yang lain menunggu tapi percuma
Senja turun di atas dataran tinggi
petani duduk menatap kopi
Tanah ini kuberi seluruh jiwa
tapi balasnya cuma derita
Malam datang esok tetap ia bangun
meski panen tinggal separuh daun
masih percaya kopi harus tetap berdiri [SY]
Takengon, Juli 2025