BLANGKEJEREN-LintasGAYO.co : Dosen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Samudra (Unsam) Langsa, bersama mahasiswa kelompok 72 dan 73, kenalkan jenis tumbuhan langka yanb ada di wilayah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Kegiatan yang diketuai Zulfan Arico, M.Si dengan anggota Wendy Achmmad Mustaqim, M.Si, merupakan dari program Pengabdian Kepada Masyarakat Terintegrasi KKN periode 1 Tahun 2025.
“Ini sebagai upaya peningkatan kapasitas sains masyarakat sekitar Taman Nasional Gunung Leuser,” kata Zulfan Arico.

Dikatakan Zulfan, kegiatan ini juga berkolaborasi dengan peneliti BRIN Enggal Primananda, M.Sc dan Dr. Iyan Robiansyah, M.Sc.
“Dimana kegiatan merupakan kerjasama antara Universitas Samudra dan International Oak Society, The Mohamed bin Zayed Species Consevation Fund Serta Forum Pohon Langka Indonesia,” sebutnya.
Dikatakan lagi, kegiatan yang berlangsung di Penosan Sepakat, Kecamatan Blangjerango, Gayo Lues ini, turut dihadiri oleh Pengulu, masyarakat Penosan Sepakat yang sebagian besar menjadi pemandu ke gunung Leuser.

“Kita tahu bersama, pendakian ke Gunung Leuser menjadi pendakian dengan jalur terpanjang di Indonesia. Para pemandu lapangan ini selain mengantarkan tamu, mereka juga mengenalkan tetumbuhan dan satwa yang ada di sepanjang wilayah pendakian,” terangnya.
Dikatakan, salah satu spesies yang hanya ditemukan di Gunung Leuser adalah kerabat oak (Quercus steenisii).
Pohon ini selain endemik, juga berada di ambang kepunahan dan telah dikategorikan sebagai spesies dengan risiko kepunahan Genting (Endangered) menurut The International Union for Conservation and Nature (IUCN) Red List, sebuah lembaga pemeringkatan risiko kepunahan makhluk hidup tingkat global.
Pelatihan pengenalan juga melibatkan peserta KKN Universitas Samudra. Mereka juga berperan aktif dengan ikut menyebarkan informasi pasca kegiatan pengenalan.
Pengenalan flora langka ini penting dalam mengenalkan sumber daya hayati lokal dan endemik yang ada di salah satu wilayah Dataran Tinggi Gayo ini.
“Kawasan Gunung Leuser merupakan wilayah yang memiliki kekayaan hayati tumbuhan tinggi, berbagai spesies di dalamnya endemik, langka, dan juga terancam punah,” tegasnya.
Sementara itu, Pengulu Penosan Sepakat Mahmudin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak Unsam yang sudah ikut membantu dalam pelestarian alam Gunung Leuser.
“Pengenalan ini juga menjadi bagian penting dalam rangka upaya pembumian sains. Harapannya, hasil-hasil penelitian dosen Biologi UNSAM yang selama ini dilakukan, dapat dimanfaatkan secara lebih luas oleh masyarakat,” katanya.
Sebagaiman diketahui, tujuan akhir dari program ini, selain memberikan pemahaman, juga sebagai upaya agar jenis tumbuhan endemik dan langka serta terancam punah di Leuser tetap lestari ke depannya.
Kelestarian jenis-jenis tersebut juga menjadi bagian dari pengelolaan berkelanjutan di wilayah Gunung Leuser.
[SP]