Catatan Muhammad Syukri*
Tel Aviv (ibukota Israel) yang selama ini dijaga Iron Dome, jarang sekali tersentuh misil lawan. Namun, beberapa hari lalu entah kenapa Iron Dome Israel mengalami malfungsi. Akhirnya negeri Zionis itu luluh lantak diterjang misil supersonik Iran.
Hari ini, kita bisa melihat foto dan video kota Tel Aviv yang compang camping beredar di media mainstream dan medsos. Membuktikan pihak Israel tak mampu lagi menutupi fakta itu.
Dan, mereka mulai meminta bantuan sekutunya, Amerika Serikat (AS), untuk sama-sama menghadapi Iran. AS kelihatannya sedang pilir-pikir alias belum bereaksi.
Baca Juga : Saat 4 Pulau Dicaplok, Kenapa Aceh Disebut Daerah Modal?
Pengguna medsos X (Twitter) khawatir. Israel akan menggunakan berbagai cara menarik AS dan Eropa masuk dalam kancah perang Timur Tengah. Salah satu cara, kata para pengguna X, melalui operasi False Flag.
Apa itu False Flag? False Flag adalah operasi bendera palsu. Tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak—biasanya negara atau kelompok tertentu—dengan menyamar sebagai pihak lain untuk menyalahkan mereka atas suatu kejadian.
Istilah False Flag berasal dari dunia maritim abad ke-16. Ketika kapal-kapal bajak laut mengibarkan bendera negara lain untuk mendekati target tanpa dicurigai.
Baca Juga : Kritik Lewat Seni Didong
Tujuannya untuk memicu konflik, membenarkan tindakan militer, atau memanipulasi opini publik. Bentuk operasi False Flag bisa berupa serangan atau aksi provokatif yang tampaknya dilakukan oleh musuh, padahal sebenarnya dirancang oleh pihak yang mengklaim sebagai korban.
Contoh yang sering disebut-disebut adalah insiden Teluk Tonkin (1964) yang digunakan sebagai alasan Amerika Serikat memperluas keterlibatannya dalam Perang Vietnam.
Ada juga insiden Reichstag (1933). Ceritanya begini, gedung parlemen Jerman dibakar, dan Nazi menyalahkan komunis atas kejadian itu. Peristiwa ini digunakan oleh Adolf Hitler untuk memberlakukan Undang-Undang Pemberdayaan, yang memberi kekuasaan diktator kepadanya.
Contoh berikutnya Operasi Northwoods (1962). Rencana ini diusulkan oleh militer AS untuk melakukan serangan palsu terhadap warga dan aset Amerika sendiri. Kemudian mereka menyalahkan Kuba sebagai dalih untuk menyerang negara itu. Rencana ini tidak pernah dijalankan, tetapi dokumennya kemudian dideklasifikasi dan menjadi bukti nyata bahwa ide semacam itu pernah dipertimbangkan.
Contoh lain pengeboman apartemen di Rusia (1999). Ledakan apartemen di Moskow dan kota-kota lain menewaskan ratusan orang. Pemerintah Rusia menyalahkan kelompok separatis Chechnya dan meluncurkan Perang Chechnya Kedua.
Baca Juga : Negeri Para Saudagar
Namun, beberapa analis dan mantan agen intelijen menduga bahwa dinas keamanan Rusia (FSB) mungkin terlibat dalam serangan ini sebagai operasi False Flag.
Akun X @AdamMedia (14 Juni 2025) menulis: The worse Israel gets beat, the higher the chances of a false flag on American soil grows. A false flag that will be blamed on Iran.
(Semakin parah kekalahan Israel, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya false flag di tanah Amerika. False flag yang akan disalahkan kepada Iran).
Mereka, para pengguna akun X itu mengingatkan semua pihak agar waspada terhadap operasi False Flag. Sebab, operasi itu akan menyeret rakyat di negara adidaya itu kedalam kancah Perang Dunia III. Dan, perang nuklir bakal tak terhindarkan. []