Cara Menulis Kata “Kami” Dalam Bahasa Tulis

oleh
Outbond Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cendikia Takengon

Catatan Muhammad Syukri*

Sebenarnya saya tidak bermaksud mengajar “itik berenang,” atau menggurui mereka yang sudah berkompeten dibidangnya.

Hanya saja, akhir-akhir ini banyak dokumen resmi (dokumen pemerintah) yang mengabaikan kaedah bahasa tulis. Memang masalahnya kecil, tetapi keteledoran itu seperti mempertontonkan ketidakpahaman.

Seolah-olah yang membuat dan menandatangani dokumen itu belum pernah belajar tata bahasa Indonesia. Padahal bidang studi itu sudah diajarkan sejak dari level SD sampai perguruan tinggi.

Misalnya, belum lama ini saya membaca selembar surat undangan. Disana tertulis kata ganti “Kami” yang diawali dengan huruf kapital. Kata ganti itu letaknya bukan diawal kalimat, tetapi ditengah kalimat.

Lantas apa arti kata “Kami” yang dimaksud oleh yang menandatangani surat resmi itu? Mari kita simak penjelasan berikut ini.

Dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD), kata ganti “kami” ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika berada di awal kalimat atau merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Contoh penggunaan huruf kapital yang benar:
Kami akan berangkat besok pagi.
(Karena berada di awal kalimat).

Contoh penggunaan huruf kapital yang salah:
Mereka ingin berbicara dengan Kami.
(Kata kami tidak perlu kapital karena bukan awal kalimat atau merujuk kepada Tuhan).

Sebenarnya tidak sulit, gampang dan simpel. Apalagi jika ada keinginan memahami lebih lanjut tentang aturan huruf kapital dalam bahasa Indonesia, tinggal melihat referensi di link (https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penggunaan-huruf/huruf-kapital/).

Lebih-lebih di era android dan AI saat ini, sebenarnya semua makin mudah. Kuncinya mau belajar, karena belajar itu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat. Mudah-mudahan catatan ini memberi manfaat kepada semua pihak. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.