Literasi Informasi, Langkah Awal Menangkal Hoaks!

oleh

Oleh: Vera Hastuti*

Bimbingan teknis Literasi Informasi yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsifan Kabupaten Aceh Tengah pada tanggal 20 Mai 2025 telah usai. Kegiatan ini diikuti oleh pustakawan, guru dan penggiat literasi di Aceh Tengah.

Tema yang diangkat adalah peningkatan kompetensi dan kemampuan mengakses, menyaring, dan dan menggunakan teknologi secara efektif dan beretika menuju Aceh Tengah maju dan sejahtera.

Tujuan utama bimtek ini adalah bagaimana seorang harus bijak dalam mendapatkan informasi. Terutama berita yang bersifat hoaks. Hoaks atau informasi palsu menjadi tantangan serius di era digital saat ini.

Arus informasi mengalir begitu cepat dan luas melalui berbagai platform, khususnya media sosial. Namun, derasnya arus informasi ini tidak selalu membawa kebenaran.

Berita hoaks adalah berita yang dapat memicu kepanikan, menyebarkan kebencian, hingga mempengaruhi keputusan publik secara negatif.

Kondisi ini mengindikasinya pentingnya kemampuan masyarakat dalam memilah dan memahami informasi. Salah satu cara yang efektif untuk menangkal hoaks adalah melalui literasi informasi.

Literasi ini memungkinkan setiap orang untuk mengevaluasi, menilai kredibilitas sumber, serta dapat menggunakan informasi secara bertanggung jawab.

Literasi informasi adalah kemampuan penting yang harus dimiliki saat ini. Bila berita yang diterima terindikasi ‘Hoaks’ maka hapus dan hentikan. Jangan sampai menjadi agen penyebar berita itu.

Seseorang untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi, dapat mencari informasi yang relevan, mengevaluasi kebenaran dan keandalan informasi tersebut, serta menggunakannya secara efektif dan etis. Dalam konteks digital, literasi informasi mencakup pula pemahaman terhadap media .

Lima Langkah Literasi Informasi

1. Menentuka kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi adalah titik awal dalam siklus literasi informasi. Hal ini merujuk pada kesadaran seseorang bahwa mereka memerlukan informasi untuk menyelesaikan suatu masalah, membuat keputusan, atau menambah ilmu pengetahuan.

Kebutuhan ini bisa bersifat pribadi, akademis, profesional. Tips menyaring informasi dalpat dilakukan dengan 3T, yaitu tepat sesuai kebutuhan, terpercaya dari sumber resmi atau ahli dan terbaru. Setiap orang butuh berita, semakin cepat seorang tahu kebutuhannya, semakin cepat dapat diambil tindakan.

2. Penelususran Informasi

Setelah kebutuhan diidentifikasi, tahap berikutnya adalah penelusuran informasi. Ini melibatkan pencarian aktif terhadap sumber informasi yang relevan melalui berbagai sumber terpercaya seperti perpustakaan, internet, database ilmiah, wawancara, atau para ahli.

Menentukan kata kunci dan istilah pencarian yang tepat. Memilih sumber informasi yang kredibel.

3. Evaluasi Informasi

Evaluasi informasi adalah proses penting dalam memastikan bahwa informasi yang ditemukan benar-benar bernilai, akurat, dan dapat diandalkan.

Proses ini mencakup penilaian terhadap otoritas sumber, yaitu siapa penulis atau penerbitnya dan apakah mereka memiliki kredibilitas dalam bidangnya; akurasi, yakni sejauh mana informasi tersebut didukung oleh data atau bukti yang valid; objektivitas, untuk menilai apakah informasi disajikan secara netral atau mengandung bias tertentu;

Relevansi, yaitu apakah informasi tersebut sesuai dan mendukung kebutuhan atau tujuan pencarian; serta kedalaman dan kemutakhiran, yang menilai seberapa rinci pembahasan informasi tersebut dan apakah informasinya masih terbaru sesuai perkembangan zaman.

Tidak semua informasi yang ditemukan bernilai atau akurat. Oleh karena itu, evaluasi informasi adalah proses penting untuk menilai:

4. Analisis dan Sintesis Informasi

Setelah informasi dievaluasi, langkah berikutnya adalah melakukan analisis dan sintesis untuk membangun pemahaman atau argumen yang utuh dan terstruktur.

Analisis dilakukan dengan memecah informasi ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil untuk dipelajari secara mendalam, sedangkan sintesis merupakan proses menggabungkan berbagai sumber informasi menjadi satu kesatuan yang logis dan kohesif.

Dalam tahap ini, diperlukan keterampilan untuk mengelompokkan informasi berdasarkan tema atau argumen tertentu, mengidentifikasi hubungan antara berbagai informasi, serta menyusun narasi atau argumen yang runtut dan didasarkan pada temuan yang telah dikaji secara kritis.

5. Diseminasi Informasi

Diseminasi informasi adalah bagian terpenting dari literasi informasi. di mana informasi yang telah dianalisis, disintesis, dan dievaluasi dibagikan kepada khalayak yang lebih luas.

Tujuan utama diseminasi adalah memastikan bahwa informasi yang bermanfaat dapat diakses dan dipahami oleh orang lain, baik melalui media lisan, tulisan, maupun digital.

Proses ini bukan sekadar menyebarkan data, tetapi menyampaikan pesan dengan cara yang tepat, menggunakan bahasa yang jelas, ringkas, dan sesuai dengan audiens yang dituju.

Diseminasi yang efektif memperhatikan konteks, media yang digunakan, serta etika dalam penyampaian infor

Mulailah dari hal kecil, seperti membagikan informasi yang valid di lingkungan sekitar atau media sosial, karena dari langkah-langkah sederhana itulah perubahan besar dapat tercipta.

Literasi informasi adalah kemampuan memahami dan keberanian untuk menyebarkan pengetahuan yang benar demi menciptakan masyarakat yang lebih sadar dan berpikir kritis.

*Penulis adalah Penggiat Literasi dan Guru di SMAN 1 Takengon.

 

 

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.