Tren Bunuh Diri di Mahasiswa Meningkat : Tekanan Akademik dan Keluarga Kunci Pencegahan

oleh

Oleh : Nurul Hafni*

Kasus bunuh diri kian terulang terutama dikalangan mahasiswa. Pada tahun 2024 silam, kasus bunuh diri nyaris meningkat.

Sejak tahun 2021-2024 kasus bunuh diri paling banyak terjadi pada tahun 2023 mencapai 1.288 kasus.

Kasus bunuh diri menunjukkan tren yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Di sepanjang Januari-Oktober 2024, angka kasus bunuh diri telah menyentuh angka 1.023 kasus.

Jumlah kejadian setiap bulan cenderung menunjukkan tren naik mulai Juni hingga Agustus 2024.

Pada tahun 2020 tercatat ada lebih dari 640 kasus bunuh diri yang ditangani Polri. Di tahun selanjutnya pada 2021 jumlah kasus bunuh diri turun tipis menjadi 629 kasus.

Namun, angka tersebut menukik tajam setahun setelahnya.Tahun 2022 sebanyak 887 jiwa melayang akibat bunuh diri. Jumlah kasus ini terus naik di tahun 2023 bahkan mencapai 1.288.

Mayoritas orang yang bunuh diri masih remaja dan berasal dari kalangan mahasiswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi para remaja sehingga mereka nekat bunuh diri.

Faktor yang paling banyak ditemukan yaitu putus cinta dan stress dengan tekanan akademis dari kampus.

Seperti tugas kuliah, dikejar deadline dan pergaulan dengan teman sebaya. Ditambah lagi baru saja putus cinta. Hal ini mengganggu psikologi seseorang.

Faktor selanjutnya, adalah tidak adanya dukungan dari keluarga sehingga banyak mahasiswa yang nekat bunuh diri dengan cara gantung diri dan melompat dari gedung tinggi.

Pada 23 Januari 2024 juga terdapat kasus mahasiswi yang bunuh diri akibat depresi dengan tugas kuliah yang terjadi di wilayah Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Salah satu kasus juga terjadi pada tahun ini. Tepatnya pada tanggal 11 April 2025 malam. Seorang mahasiswi Abdya ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di gampong Lampeudaya, kecamatan Darussalam,Aceh Besar.

Mahasiswa sangat rentan terkena gangguan depresi. Hal ini disebabkan beberapa faktor tekanan akademik, persaingan dengan sejawat, beban pendidikan, kekhawatiran masa depan, transisi kehidupan tantangan adaptasi lingkungan baru, masalah keuangan dan kesehatan mental dan fisik.

Berdasarkan kasus kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa bunuh diri pada kalangan mahasiswa disebabkan oleh depresi, ketidakmampuan menyelesaikan masalah, gangguan kecemasan dan putus cinta serta kurangnya dukungan dari keluarga.

Dukungan dan support dari keluarga dan orang orang terdekat sangat penting. Karena dengan dukungan mereka kita bisa bangkit kembali dari keterpurukan.

Ingatlah bahwa bunuh diri itu sangat berdosa dan juga dilarang dalam semua agama. Oleh karena itu, jangan terulang kembali aksi-aksi yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Jika anda depresi karena tugas, putus cinta, dan stress, tenangkan pikiran anda. Jangan gegabah dan mengambil keputusan tanpa berpikir panjang. Masih banyak hal yang dapat dilakukan. Waktu kita masih panjang.

Jadikan putus cinta menjadi awal semangat kita untuk mengubah pola pikir dan semangat belajar. Bunuh diri bukan solusi. Dengan bunuh diri semua masalah tidak akan terselesaikan. Di akhirat kelak orang yang bunuh diri akan masuk neraka.

*Mahasiswa IAIN Lhokseumawe Asal Aceh Tengah

 

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.