Yusdarita, Pahlawan Perempuan dari Gayo Tutup Usia

oleh

Oleh : Arfiansyah Arfnor*

Pukul 9.30 pagi ini saya menerima telpon dari suami kak Yusdarita, bang Wisto bahwa istrinya tercinta telah mendahuluinya dan anak anaknya.

Sosok yang dikenal secara nasional karena keterlibatannya membela hak-hak perempuan ini, menghembuskan nafas terakhir di Banda Aceh, dan saat ini jenazah sedang dalam perjalanan menuju Kampung Rembele, Bener Meriah.

Saya mengenal kak Yusdarita sejak 2014. Dan saya mendengar namanya dari banyak orang yang fokus bekerja untuk orang-orang yang mengalami kekerasan di Bener Meriah.

Dari sekian banyak penelitian saya di wilayah Gayo, nama yusdarita selalu muncul sebagai sosok mulia, pahlawan, dan malaikat untuk banyak orang.

Saya tidak pernah mendengar keburukan tentang dirinya kecuali dari orang orang yang kekuasaannya dia usik karena tidak bekerja untuk kepentingan orang banyak. Dia tidak pernah merasa takut dan terancam. Dia selalu merasa tenang dan cukup.

Kebunnya pernah dia pinjam pakai untuk mantan WTS yang bertaubat. “Asal dia tidak kembali ke dunia hitam, dia harus dibantu untuk hidup normal kembali. Bekerja dengan halal,” begitu katanya kepada saya beberapa tahun silam.

Orang sekampung marah dan khawatir, tapi dia membela dan melindungi. Dia malah berikan mantan WTS akses ke pengajian di kampung dan memfasilitasi pembelajaran agama.

Rumahnya ibarat surga bagi mereka yang mengalami ragam kekerasan, jadi rumah aman, rumah bersalin bagi korban perkosaan, rumah bagi mereka membutuhkan, juga rumah bagi para aktivis perempuan yang bekerja di Bener Meriah.

Bagi saya, dia seperti kakak sendiri. Rumahnya wajib dikunjungi setiap kali Idhul Fitri. Ya, karena rumahnya berasa seperti surga dan dia seperti malaikat.

Saya tidak menemukan perempuan yang lebih kuat dan lebih baik daripada dirinya. Kepada kawan, saya pernah mengatakan bahwa pada dirinya garis batas antar bodoh dan baik itu tidak ada.

Orang yang memfitnahnya dan menyakitinya malah dia balas dengan kebaikan yang orang tu sendiri tidak bisa melakukan.

Hanya orang gila yang bisa seperti itu. Tidak ada dendam dan sakit hati sama sekali. Hati begitu bersih. Dia begitu tenang. Dan dia begitu kuat. Menceritakan penyakit kankernya seperti dia menceritakan sakit flu saja.

Yah, memang kak Yusdarita mengidap penyakit ini sejak lama.

Awal tahun 2025 ini dimulai dengan berita duka seperti ini. Entah kenapa banyak orang super baik berumur pendek. Walau begitu dia juga manusia. Mohon dimaafkan segala kesalahannya.

Selamat jalan kak, kami yakin kakak husnul khatimah. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.