TAKENGON-LintasGAYO.co : Kasus kekerasan dan pelecehan seksual di Aceh Tengah menempati urutan 10 besar di Aceh. Tingginya kasus pelecehan seksual tersebut, hingga adanya oknum pejabat yang terlibat.
Pertanyaan itu muncul pada saat debat publik calon Bupati-Wakil Bupati Aceh Tengah, Selasa 12 November 2024.
Pertanyaan dari panelis itu pertama dijawab oleh pasangan calon nomor urut 3, Shabela Abu Bakar dan Eka Syaputra.
Shabela mengatakan, apabila terpilih, tentunya kekerasan atau penyimpangan seksual di Aceh khusus Aceh Tengah, pihaknya akan menerapkan hukum syari’at islam.
“Bukan hanya dicambuk, tapi juga memberikan edukasi terhadap anak sejak SD, SMP dan selanjutnya, apa sebenarnya itu seksual. Kemudian penyimpangannya apa, kenapa,” tegas Shabela.
“Kemudian juga membatasi sekolah-sekolah untuk mempergunakan perangkat-perangkat, apakah HP, android ini ditingkat sekolah anak. Mana yang bisa mana yang tidak,” tambahnya.
“Dan peranan orang tua, sangat mendukung juga untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan oleh saudara kita, bukan kami yang melakukan ya. Saudara-saudara kita, mohon maklum kami jauh dari itu ya,” tambah Shabela.
Sementara itu, pasangan calon nomor urut 4 Alaidin Abu Abas dan Anda Suhada M Tamy menanggapi, bahwa pihaknya setuju dengan apa yang disampaikan oleh pasangan nomor urut 3.
“Kami perlu menambahkan, memang kekerasan seksual ini sering terjadi tentunya ini harus dengan pendekatan agama yang lebih kita perdalam,” katanya.
“Dan kemudian, kita melihat saat ini kesejahteraan itu yang sangat senjang, sehingga terjadilah hal yang seperti ini. Kami menawarkan yaitu dengan melakukan, pelatihan-pelatihan atau sebuah pendidikan untuk bisa menanggulangi hal-hal tersebut,” tambah Alaidin.
Kemudian Anda Suhada menimpali, “Dengan itu kami (AS4) akan membuat program ke setiap sekolah, untuk bekal anak-anak kita, sehingga tidak salah dalam pergaulan, salah dalam mengambil tindakan. Karena masa depan Aceh Tengah juga ditentukan oleh generasi itu,” tandas Anda Suhada.
Lain itu, pasangan calon nomor urut 5 Haili Yoga-Muchsin Hasan menanggapi pertanyaan tersebut.
Muchsin Hasan dalam kesempatan itu mejawab “berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik bahwa menyampaikan 103 kasus, dan Aceh Tengah masuk ke dalam salah satu kategori 10 besar, yaitu perbuatan atau kasus asusila,” kata Muchsin.
“Dan tentunya kami bersama Haili Yoga dan Muchsin Hasan nomor urut 5, InsyaAllah apabila dipercayakan masyarakat, akan berupaya totalitas dalam rangka meminimalisir memperkecil perbuatan asusila salah satunya adalah dengan melakukan pendekatan-pendekatan persuasif keagamaan mulai dari keluarga kemudian masyarakat, lingkungan sekitar, dan sosialisasi yang paling penting adalah di ruang lingkup lembaga-lembaga pendidikan baik dasar, menengah sampai kepada perguruan tinggi,” urai Muchsin.
“Artinya masalah asusila ini adalah tanggung jawab kita yang harus kita perangi bersama-sama. Terima kasih,” tambah Muchsin.
Sementara itu paslon nomor urut 1, Bardan Sahidi-Karimansyah memberikan tanggapannya terkait pertanyaan tersebut.
Bardan mengataka, sebagai paslon yang paling muda, tentu generasi muda harus diselamatkan dari pelaku pelecehan seksual, pelaku pedofilia.
“Ini ektra ordinary crime, kejahatan yang sangat luar biasa. Syariat dan adat telah, menjawab itu,” katanya.
“Sebelum serah ku tengku guru, anak-anak masuk ke sekolah kami canangkan bahwa setiap anak akan punya 3 orang tua, orang tua biologis ayah dan bundanya, orang tua mandataris tengku dan guru, kepala sekolah dan lingkungan dia belajar. Kemudian orang tua sosiologis,” tambah Bardan.
“Hal ini bisa dilakukan dengan pendekatan kearifan lokal sumang, pendidikan karakter, sumang kenunulen, penengonen, pelangkahan dan sumang pecerakan,” timpalnya.
“Ini yang kemudian menjadi protektif yang melindungi anak-anak, melindungi masa depan mereka. Menjadi penting memberikan perlindungan kepada anak-anak sejak usia dini, dimana dia bermain dengan siapa ia berkawan, dan kepada siapa ia dititipkan, kehadiran ayah bunda untuk mengantarkan anaknya ke gerbang sekolah ini menjadi penting,” tandas Bardan Sahidi.
Pasangan nomor urut 2, Karimansyah dan Azza Apri Saufa menjadi pasangan yang terakhir memberikan tanggapannya.
Azza pada kesempatan itu menngatakan. “Dari kami menanggapi sedikit saja, benar apa yang disampaikan oleh pak Shabela tadi, dan kami sepakat bapak,” kata Azza.
“Dan tambahannya, selama 15 tahun saya menjadi praktisi pendidikan di Aceh Tengah ini melihat betul, tidak ada di suatu sudut-sudut sekolah kecuali para siswa itu mengekspresikan apa yang mereka pikirkan itu lewat coretan-coretan di dinding sekolah yang tidak senonoh yang kita pun tabu menengone ama ine,” kata Azza.
“Tidak ada kebijakan untuk itu, maka perlu kontrol sosial dari semua pihak untuk tegas dalam hal ini,” tambah Azza.
Kemudian Irmansyah mengatakan “kia semua harus peduli, peduli, jangan dibiarkan, kalau pagi hari masih ada anggota keluarga belum sholat subuh bangunkan untuk sholat subuh anak-anak kita,” tegasnya.
“Karena diawali dengan pendidikan keluarga di rumah, penting sekali. Jadi peduli menjadi penekanan bagi semuanya, pengawasan secara bersama-sama, jangan kalau udah sekolah diserahkan ke sekolah, diawasi semuanya, ucapkan salam setiap hari, supaya Allah SWT juga meridhoi apa yang kita lakukan,” tandas Irmansyah.
Dari pemaparan kelima paslon pemimpin Aceh Tengah itu, manakah yang paling berbobot untuk mengatasi maraknya kasus pelecehan seksual di tanoh tembuni kita. Silahkan tinggalkan komentar.
[Darmawan]