Beriman Akan Perjuangkan Aman Nyerang Jadi Pahlawan

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Selain mengusung 9 misi, pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Aceh Tengah nomor urut 1, Bardan Sahidi-Karimansyah juga akan memperjuangkan Tengku Said Abdullah Aman Nyerang menjadi pahlawan.

“Saya kira, sudah sepantasnya Aman Nyerang menjadi pahlawan, dan itu akan kita perjuangkan apabila rakyat memberi mandat kepada pasangan Beriman (Bardan-Kariman),” kata Bardan Sahidi, Minggu 3 November 2024.

Menurutnya, Aman Nyerang merupakan seorang pahlawan perang saat melawan Belanda mulai saat awal pendudukan Gayo hingga sekitar tahun 1920-an.

“Sampai saat ini belum ada pahlawan dari Gayo yang mendapat gelar sebagai pahlawan, jika melihat kiprah Aman Nyerang pada saat itu sangat layak menyandang gelar itu (pahlawan),” tegas Bardan.

Terlebih kata dia, Belanda juga telah mengembalikan pedang Aman Nyerang pada 14 Maret 2003, dan di simpan di Museum Aceh. Bahkan keturunan beliau sudah melihat langsung keberadaan pedang tersebut.

Terkait : Akhirnya, Pedang Pahlawan Gayo Tengku Said Abdullah Aman Nyerang Bertemu Pewarisnya

Sebagaimana diketahui, Aman Nyerang yang mendapatkan gelar Said, bukan dari keturunan melainkan karena kemampuan spiritual beliau yang luar biasa, pada masa itu, bersama empat rekan lainnya berjuang di sekitar wilayah Linge, Lokop Serbejadi dan Samarkilang.

Menurut catatan Belanda yang dimuat dalam Sumatranjes yang berisi catatan perjalanan H.C. Zentgraaff kemampuan Aman Nyerang bertahan dan membangun perlawanan dari dalam hutan Gayo memuat Aman Nyerang sangat sulit untuk ditaklukan.

Butuh waktu lebih dari 20 tahun untuk menaklukan Aman Nyerang.

Lamanya Aman Nyerang melawan Belanda setara dengan Teuku Umar (1870-1893 : 20 tahun), meski belum selama perjuangan Cut Nyak Dhien (1873 – 1904 : 31 tahun), sehingga sangat pantas Aman Nyerang di usulkan sebagai pahlawan perjuangan kemerdekaan.

Tengku Said Abdullah atau populer dengan panggilan Aman Nyerang (gambar lukisan sumbangan Aidilan Helmy “pelukis spiritual” tinggal di Sabang)

“Salah satu benteng pertahanan Aman Nyerang adalah hutan Gayo, kata Zentgraaff, hutan menyediakan segala kebutuhannya. Ini mencerminkan potnesi sumber daya hutan Gayo merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat dari dulu hingga masa yang akan datang,” kata Bardan.

Perjuangan Aman Nyerang berakhir pada tanggal 3 oktober 1922, saat dirinya bersama Aman Rasum yang merupakan rekan sesama pejuang, yang diburu oleh pasukan Belanda di bawah pimpinan Letnan Jordans, syahid karena tertembak oleh pasukan musuh di hulu sungai Serbejadi.

[Ril]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.