Takengon dan Venue PON XXI

oleh

Oleh : Hammaddin Aman Fatih*

Kota Takengon sebagai salah daerah tempat penyelenggaraan 3 cabang olahraga PON XII Aceh-Sumut 2024 berakhir sukses dan kondusif. Dan satu cabang, Pacuan Kuda sangat sukses menyedot perhatian banyak kalangan.

Salah seorang pengurus PON berkuda Jawa Barat, akui penonton pacuan kuda yang diadakan di Takengon-Aceh terbanyak diseluruh Indonesia.

Malahan ketua KONI Pusat mengapresiasi pelaksanaan pacuan kuda di venue pacuan kuda di Kota Takengon. Dia mengucapkan terima kasih dan sangat membanggakan.

Olahraga pacuan Kuda bisa berjalan dengan lancar dan telah membuat catatan dalam sejarah pacuan kuda Indonesia bahkan mugkin di dunia.

Nggak ada dalam sejarah didunia ada penonotan lebih 120 ribu orang menghadirinya, yang ada cuma di tanah Gayo-Aceh Tengah.

Berkah dilaksanakan PON XII Aceh-Sumut yang dilaksanakan dari tanggal 8 sampai 20 september 2024 yang lalu, adalah ada dua venue cabang olahraga dibangun dari nol persen, yaitu Venue Pacuan Kuda di Belang Bangka yang berstandar nasional dan vanue Triathlon di Dermaga Alfitrah pinggiran sebelah barat danau Laut Tawar juga sudah berstandar nasional.

Menjaga venue pacuan kuda dan Triathlon menjadi kunci agar peninggalan tersebut tetap bermanfaat untuk berbagai kegiatan di masa depan. Merawat dan menjaga bangunan serta fasilitasnya adalah aspek krusial dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk para atlet dan pengunjung.

Beberapa poin penting terkait pentingnya perawatan dan pemeliharaan kedua venue tersebut : Pertama ; kondisi yang aman (Bangunan yang terawat dengan baik mengurangi risiko kecelakaan, seperti jatuh atau cedera akibat peralatan yang rusak), serta kebersihan fasilitas yang bersih mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, menciptakan lingkungan yang sehat bagi pengguna.

Kedua ; daya tarik (Fasilitas yang terawat rapi menarik lebih banyak pengguna, baik atlet maupun pengunjung). Ini dapat meningkatkan partisipasi dalam olahraga. Serta pengalaman pengguna (Pengalaman positif di tempat yang bersih dan terawat dapat mendorong orang untuk kembali dan menggunakan fasilitas tersebut secara rutin).

Ketiga ; investasi jangka panjang yakni meningkatkan Nilai Properti (Perawatan yang baik dapat meningkatkan nilai bangunan dan fasilitas). Hal ini penting bagi pengelola dan pemilik untuk mempertahankan investasi mereka).

Dan mengurangi biaya perbaikan terutama dengan melakukan pemeliharaan rutin, masalah kecil dapat teratasi sebelum berkembang menjadi kerusakan besar yang memerlukan biaya tinggi untuk perbaikan.

Keempat ; Dukungan untuk pengembangan atlet, terutama lingkungan berkualitas, yaitu fasilitas yang baik mendukung pengembangan atlet dengan menyediakan lingkungan yang kondusif untuk berlatih dan berkompetisi. Serta peningkatan prestasi agar atlet akan lebih termotivasi dan dapat berlatih dengan optimal di fasilitas yang terawat.

Kelima ; peran komunitas yakni rasa kepemilikan dengan melibatkan komunitas dalam perawatan fasilitas meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama terhadap tempat tersebut. Selanjutnya kegiatan bersama: Kegiatan pemeliharaan dapat menjadi sarana untuk membangun hubungan antarwarga dan meningkatkan kohesi sosial.

Merawat dan menjaga bangunan serta fasilitas venue olahraga itu bukan hanya sekadar tanggung jawab, tetapi juga investasi untuk masa depan.

Dengan melakukan pemeliharaan yang baik, kita tidak hanya menciptakan tempat yang aman dan nyaman, tetapi juga mendukung perkembangan olahraga di masyarakat. Fasilitas yang terawat adalah cermin dari komitmen kita terhadap kesehatan, keselamatan, dan perkembangan atletik.

Mengajak warga untuk mengambil bagian dalam kepedulian terhadap kawasan akan menumbuhkan rasa memiliki dan kewajiban terhadap kawasan tersebut. Inisiatif atau kolaborasi relawan dengan lembaga pendidikan setempat dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan keterlibatan dan dukungan masyarakat.

Terutama lapangan pacuan kuda sangat penting untuk kompetisi dan juga merupakan bagian integral dari sejarah dan tradisi lokal (Tanah Gayo ; Aceh Tengah, Gayo Lues dan Bener Meriah).

Sampai-sampai seorang musisi tanah Gayo Kandar S.A mengabadikan dalam sebuah lagu dengan judul Pacu Kude, yang menggambarkan bagaiman kuatnya tradisi tahunan budaya masyarakat di tanah Gayo dengan kegiatan pacuan kuda.

Merawat sejarah dan tradisi kita tidak hanya membantu melestarikan warisan kita tetapi juga menumbuhkan rasa identitas yang kuat dalam komunitas kita.

Kita berharap semoga venue yang telah ada, mampu untuk kita jaga dan rawat sebagaimana seharus memanajemen sebuah stadion yang berstandar nasional. Libatkan semua pihak, jaring aspirasi yang kreatif yang sifatnya membangun untuk kebaikan masa depan venue tersebut dimasa yang akan datang.

Kebijakan- kebijakan yang diambil bukan hanya ditentukan satu atau beberapa kelompok yang berpotensi maha tahu apa yang terbaik bagi venue itu. Hilangkan kepentingan golongan atau kelompok atau keuntungan sesaat yang mengorbankan kepentingan yang lebih besar di masa yang akan datang.

Dan sudah sewajarnya pihak berwenang menugaskan sebuah perwakilan institusi resmi yang mengelola atau setingkat UPTD (Unit Pelayanan Teknis Daerah) menangani pengelolaan venue tersebut.

*Penulis adalah antropolog, penulis buku People of the Coffee dan kepala sekolah SMA Negeri 1 Permata kabupaten Bener Meriah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.