“Nyang Rues” dari Masalah

oleh

Oleh : Adi Bale*

Tulisan singkat ini saya dedikasikan untuk Saudara kami; Andi, Mugie dan Sona yang minggu lalu diterpa prahara lewat tulisan dan spanduk anonim yang menurut saya, tidak akan merendahkan martabat pengusaha tajir Aceh Tengah itu, tetapi justru mereka sedang berproses “nyang rues.”

Secara etimologi “nyang rues” dalam bahasa Gayo berarti bayi mulai tumbuh besar. Biasanya gejalanya demam dan mencret. Sedangkan makna secara istilah “nyang rues” bisa berarti semakin dewasa dalam berfikir dan bertindak.

Seperti pertumbuhan pada fisik, biasanya seseorang menjadi semakin dewasa setelah melewati beberapa fase; dihina, dicibirkan, terpuruk, bisnis gagal dan sakit menahun. Dari derita itu mereka dapat mengambil hikmah dan bangkit kembali untuk berlari mengejar derajat dirinya.

Ketika kita melihat pohon beringin yang tinggi dan rimbun, kebanyakan kita lupa kalau pohon Sayyidina Ali itu berawal dari kecambah. kemudian waktu demi waktu perlahan tumbuh besar di tengah terpaan hujan, badai dan teriknya mentari. Begitulah selanjutnya, semakin tinggi sebatang pohon, semakin kencang terpaan angin.

Begitupun juga dengan kehidupan Andi, Mugie dan Sona, kita terpana dengan style-nya saat ini. Sehingga kita lupa bahwa mereka tetap kokoh hari ini dalam kepengusahaannya karena bermetamorfosa dengan melewati kerasnya kehidupan sebelumnya.

Saya berharap mereka seperti bendera sang saka merah putih, semakin kencang angin menerpa akan semakin berkibar. Sebetulnya, angin penyebaran kebencian bukanlah ancaman pada mereka, asal dikelola secara cerdas akan menjadi anugerah kepopuleran gratis pada mereka.

Dari kampanye hitam untuk Andi, Mugie dan Sona menjadi hikmah kepada kita semua. Beri peluang kepada banyak orang untuk mengkritisi kita. Apapun bentuk masukan orang lain; kritik membangun atau hinaan yang penuh kebencian sekalipun adalah proses “nyang rues” untuk kita.

Siapapun kita, jangan pernah alergi pada kritik. Seperti balon kalau terus ditekan dan tidak diberi ruang untuk melepaskan sebagian anginnya, maka pada saatnya akan meledak. Sebaliknya dengan memamenej angin sesuai porsinya, balon-balon akan terlihat apik.

Setiap manusia telah diberi porsi beban amanah kepadanya. Tuhan tidak mungkin memberikan ujian kepada seseorang, kalau dia tidak sanggup memikulnya. Saudara kami; Andi, Mugie dan Sona, percayalah setelah kesedihan pasti akan beroleh “nyang rues” kebahagiaan.

*(Adi Bale adalah nama populer Misriadi, Ketua Wushu Aceh Tengah dan mantan Reje Hakim, Bale, Bujang)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.