Oleh : Kenara Seni*
Dahulu kala, masyarakat dataran tinggi Gayo hidup berdampingan dengan alam. Mereka menyatu padu dengan hasil alam yang berlimpah ruah. Suasana kehidupan yang ramah tamah diwarnai emosi seimbang.
Mengisyaratkan suasana hutan begitu damai, burung berkicau, hewan bersahutan dan desiran dedaunan bergesekan menimbulkan harmoni nada dengan ayunan ritme irama sempurna. Menghasilkan ketenangan pikiran membawa kepada kepedulian terhadap lingkungan dan selalu taat menjalankan perintah Allah.
Hingga suatu saat, hiduplah seorang raja bernama Nemahmara yang memimpin rakyatnya dengan semena mena.
Kemaksiatan merajalela merasuki sendi kehidupan masyarakat, kemerosotan moral sudah di ambang batas, tanda tanda kerusakan itu sudah tampak. bahkan raja mengaku sebagai tuhan dan memerintahkan rakyat untuk menyembahnya
Informasi yang diterima sang Raja, bahwa sebagian masyarakat ada yang tidak mau mengikuti perintahnya.
Serta di suatu tempat, terdapat kolam jernih, tumbuh pohon besar menjulang ke angkasa, serta di kolam tersebut sering turun bidadari dari kayangan sekedar mandi dan bermain air.
Demi memenuhi nafsu angkara sang raja, dibentuklah pasukan hitam mempelajari ilmu sihir dari segala penjuru dunia. Dan untuk membuktikan keahlian penyihir kerajaan, sang raja memerintahkan penyihiran kepada siapapun yang tidak patuh perintah raja serta melakukan penculikan terhadap para bidadari dari kayangan itu.
Berita tentang kezaliman raja tersiar ke seluruh negeri, rakyat dibayang-bayangi kecemasan bila berhadapan dengan penyihir kerajaaan. Karena kesaktian penyihir bisa membuat manusia menjadi batu atau hewan.
Bahkan sudah terbukti seekor hewan besar bernama Letot (Naga Besar) di sihir menjadi bukit besar, di kenal dengan Burtelege, yang terletak di salah satu sudut Danau Lut Tawar.
Saat masyarakat hidup dalam ketakutan dan melakukan tolak bala agar di jauhkan marabahaya dan bencana dari Allah.
Sekian waktu berlalu, munculah seorang ulama yang bernama Unok. Seorang ulama dikenal taat dan memiliki ilmu kesaktian yang luar biasa. Beliau sering terlihat di Mekkah shalat jumat.
Pada suatu ketika turunlah perintah Allah kepada Unok untuk membuat perahu besar, isyarat akan terjadi banjir yang akan menenggelamkan bumi.
Maka dengan kesaktiannya, dicabutlah kayu besar di pinggir kolam itu yang akan dijadikan perahu. Seruan kepada orang beriman untuk menaiki perahu itu.
Badai dan Hujan terus menerus menenggelamkan raja dan pengikutnya, pertolongan Allah sudah datang. Bumi sudah di bersihkan dari orang orang yang membuat kerusakan.
Waktu berlalu, air sudah surut, pertanda kehidupan baru sudah dimulai. Bekas cabutan kayu besar itu menjadi lubang lebar yang diduga menjadi Danau Lut Tawar.
Ini bisa di buktikan, dengan banyaknya lubang-lubang gua dipinggir Danau Lut Tawar sebagai bekas cabutan akar kayu besar itu.
Danau indah dan asri itu terletak di Kabupaten Aceh Tengah di kelilingi kecamatan Lut Tawar, Kebayakan, Bebesan, dan Bintang yang merupakan danau kebanggaan masyarakat Gayo saat ini.
Dan dijadikan sebagai sumber mata pencaharian dan destinasi wisata unggulan. Alangkah indahnya, bila danau indah itu tidak di cemari dan menjadi pusaka negeri untuk generasi nanti.
(Pantan Terong, 31 Nopember 2023)