TAKENGON-LintasGAYO.co : Bekas Panglima Gerakan Aceh Merdeka Wilayah Linge, Fauzan Azima, mengaku berduka atas meninggalnya Martti Ahtisaari. Nama itu melekat di hati orang Aceh.
“Dia adalah tokoh yang menginisiasi perdamaian antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka. Perantara yang jujur itu mempersatukan kembali para pihak yang bengis untuk saling bersalaman,” kata Fauzan, Senin, 16 Oktober 2023.
Martti meninggal dunia hari ini dalam usia 87 tahun. Martti adalah salah satu pendiri Crisis Management Initiative (CMI). Lembaga ini, selama hampir empat dekade, menjembatani penyelesaian konflik di banyak belahan dunia. Termasuk di Aceh.
Fauzan Azima mengaku tidak bisa membayangkan perdamaian di Aceh, 17 tahun lalu, tanpa peran Martti. Bagi Pemerintah Indonesia, kata dia, barang kali tidak merasakan hal ini karena wilayah perang berada di Aceh. Satu prajurit yang mati, mereka bisa mengirim seribu tentara lainnya.
Korban nyawa, pelecehan terhadap perempuan, anak-anak tidak bisa melanjutkan sekolah, kehilangan harta benda adalah Aceh sendiri.
Inilah yang menjadi kalimat kunci bagi Wakil Presiden Yusuf Kalla, yang berkuasa saat itu, untuk melunakkan pimpinan GAM. Melunaknya sikap keras pimpinan GAM ini mempermudah Marthi Ahtisaari untuk memfasilitasi perdamaian.
Sementara di lapangan sendiri tekanan kepada pasukan juga sangat kuat. Eskalasi kekerasan terhadap masyarakat juga semakin meningkat.
“Seruan perdamaian gayung bersambut. Hampir tidak ada orang Aceh yang tidak ingin berdamai, kecuali segelintir orang yang tidak pernah ikut berperang di lapangan.” kata Fauzan Azima.
Fauzan mengatakan awalnya GAM menyambut perdamaian sebagai jeda perang untuk mempersiapkan logistik dan persenjataan untuk berperang lagi.
Namun setelah berintegrasi dan berpikir ulang, mereka menyadari bahwa perang fisik adalah hanya perang kecil. Sedangkan perang besar adalah perang melawan hawa nafsu.
Fauzan mengatakan Marthi Ahtisaari mengingatkan masyarakat Aceh tentang satu hadis, tentang jihad. “menuju jihad besar. Mereka berkata: Apakah jihad besar itu? Nabi saw menjawab, “Jihad hati atau jihad nafsu.”
[Red]