(Catatan Akhir Pekan) Pak Dokter, Jangan Bedah Kami dengan Gergaji

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Tidak ada bangsa di dunia ini yang terlalu berani seperti Yahudi. Mereka nekat menempatkan kasta Tuhan setingkat di bawah para rahibnya.

“Dalam waktu-waktu senggang Tuhan pun mempelajari kitab Talmud,” demikian pengantar kitab Talmud yang ditulis para Haqom (Rahib orang Yahudi).

Berbanding terbalik dengan ummat Islam, untuk membesarkan diri sebagai manusia seutuhnya dengan cara mengagungkan Allah Yang Maha Kuasa. Kepercayaan kita, semakin jauh dari Tuhan semakin kerdil hidup kita.

Bukan saja bangsa Yahudi membrending dirinya supaya tampak terhormat. Kitapun sedang berbuat demikian dengan porsi yang berbeda dan tidak sedang menista Tuhan Yang Maha Suci.

Di Kampus USK mahasiswa teknik pada awal orientasi ada pameo, “Ingat, di Unsyiah hanya ada dua fakultas, yaitu Fakultas Teknik dan Fakultas lainnya.”

Bermakna mahasiswa senior itu sedang menjustifikasi bahwa derajat mahasiswa teknik lebih baik dari mahasiswa jurusan lainnya.

Pada sebagian kalangan orang tua dulu, gelar ST dan dr lebih memprioritaskan sebagai menantu karena dianggap lebih punya depan yang pasti ketimbang bergelar S. Sos yang dianggap bermasa depan suram.

Tentu saja tidak semua orang tua demikian, setidaknya yang punya nurani berfikir, sebetulnya letak permasalahan bukan pada gelar. Tapi kemuliaan seseorang itu. Sejauh mana manusia bermanfaat bagi manusia lainnya. Manusia yang bekerja untuk kesejahteraan manusia lainnya.

Di dalam pemerintahan disebut sebagai Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar; yaitu pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan permukiman, ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat, serta sosial.

Nah, masyarakat berhak protes dan memperkarakannya jika sudah berkenaan dengan ketidakberesan pelayanan dasar.

Seperti yang akhir-akhir ini sempat viral di RS Datu Beru. Sebetulnya masyarakat luas tidak peduli soal otak-atik keuangan di sana.

Hanya saja masalahnya, di manapun terjadi korupsi akibat lanjutnya adalah pelayanan terhadap masyarakat dipastikan akan jauh dari Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Kalau SPM saja tidak terpenuhi di rumah sakit. Artinya sama saja mereka menganggap manusia lainnya sebagai bangsa inferior yang patut dihabisi. Dengan begitu, wajarlah kalau pasien menyindir dengan kalimat sarkasme, “Pak Dokter, jangan bedah kami dengan gergaji.”

(Mendale, Oktober 7, 2023)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.