Oleh : Karimansyah*
Terkadang terjadi pasang surut kualitas kedewasaan kita, kendati umur semakin menua. Begitu juga tingkat keimanan seseorang, sering berfluktuasi, ada masa menguat dan seketika bisa melemah.
Dalam kita memandang sesuatu juga begitu, pada saat tertentu sesuatu yang baik kadangkala tidak menyenangkan dan yang menyenangkan kadangkala sesuatu yang tidak baik. Begitulah suasana kebatinan yang mempengaruhi hati nurani.
Manusia itu diciptakan dengan sebaik baik bentuk, bukan sesempurna bentuk. Kesempurnaan hanya milik-Nya. Kekurangan apapun yang ada pada seseorang tidak cukup menjadi alasan untuk merendahkannya, karena dalam diri kita terdapat berbagai kekurangan.
Menyemangati, memberi apresiasi, membantu memudahkan urusan dan nasehat menasehati untuk kebaikan akan menimbulkan kepuasan dan ketenangan jiwa. Kebahagiaan itu ada dalam jiwa, bukan dalam harta benda, fasilitas dan keakuan.
Maka menjadi sangat penting untuk membangun kedewasaan dan menjaga ketenangan jiwa secara terus menerus, kendati usia sudah renta, karena usia tua bukan jaminan kedewasaan. Tua itu pasti, dewasa itu pilihan. Belajar dan belajar menjadi kuncinya.
Kita harus terus belajar menghargai diri kita sendiri, orang lain dan alam. Orang yang tidak seberuntung kitapun harus dihargai sepatutnya, apalagi kepada orang yang lebih segalanya dari kita.
Menghargai orang tidak pernah mengurangi harkat dan martabat kita sebaliknya merendahkan seseorang pasti menunjukkan kehinaan kita sendiri.
Hormatilah orang yang menunjukkan dirinya terhormat dan pantaskan diri kita untuk mendapat penghormatan.
(Teluk Pukes, 04 Agustus 2023)