TAKENGON-LintasGAYO.co : Teater Reje Linge Takengon akan pentaskan kearifan lokal dari tanah Gayo berupa bangunan tiga tiang “Benyang” yang hanya ada ketika musim panen padi (resam berume) tiba.
Hal tersebut disampaikan oleh seniman Purnama K Ruslan pada sesi pinishing latihan di Taman Aman Dimot Takengon, Sabtu, 17 Juni 2023.
Teater Reje Linge Linge Takengon direncanakan akan tampil mewakili Tanah Gayo dan Kabupaten Aceh Tengah ke ajang Festival Teater Rakyat yang akan dilaksanakan di salahsatu hotel di Banda Aceh pada tanggal 19 Juni mendatang.
“Latihan sudah berlangsung beberapa minggu dan sudah memasuki tahap pemolesan akhir. Naskah terbaru yang berjudul “Benyang” karya Salman Yoga ini berbeda dengan naskah Teater Reje Linge sebelumnya,” jelas Purnama yang juga adalah penasehat dari Komunitas Kagayo.
Naskah “Benyang” berkisah tentang kearifan lokal dan filsafat bangunan tiga tiang yang dalam masyarakat disebut dengan “Benyang”, yaitu sebuah bangunan yang berdiri di tengah sawah untuk tempat mengusir hama padi berupa burung dan lain-lain.
Purnama K Ruslan menjelaskan dialog-dialog yang terjadi di atas “Benyang” syarat dengan filsafat, disana ada pertarungan faham antara kavitalisme dengan nilai kearifan lokal yang masih tetap harus dipertahankan, kata Purnama yang dalam pementasan kali ini berperan sebagai Awan Kul.
Menyempit dan semakin berkurangnya lahan persawahan di tanah Gayo membuat swasembada pangan juga semakin bergantung pada pasokan beras dari luar daerah, kondisi ini bukan saja menjadikan kita sangat bergantung tetapi juga sangat miris dalam konteks kemerosotan nilai.
“Nah pada naskah “Benyang” lanjur Purnama ada pertarungan pemikiran dan idealism antar tokoh yang saling berdebat tentang hal tersebut, disamping ada konflik lain yang terbangun tanpa disadari. Yaitu konflik asmara, degradasi moral, pengkhianatan dan lain sebagainya,” jelasnya. [AR]