Anak Muda, Jaga Diri Kalian

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

JUDUL tulisan ini terdengar kasar. Saya mohon maaf. Karena sopan santun itu tidak saja pada bahasa. Sopan santun itu juga terletak pada sikap. Mudah-mudahan ini bisa menjadi nasihat meski perimustike maupun siloka sering tidak manjur sebagai nasehat dan kerap dianggap angin lalu.

Sejujurnya saya pun agak risih dengan perkara ini. Tapi saya juga memikul tanggung jawab untuk berdakwah, ini harus saya sampaikan. Orang Gayo mengenal istilah, “aku becerak wan hukum (saya bicara dalam hukum). Sepenggal kalimat untuk “tiket” membahas sesuatu yang tabu.

Keperawanan dan kebujangan alias keperjakaan itu memang harus dijaga. Anak-anak muda, dalam kondisi tubuh yang sehat dan penuh gelora, dihadapkan pada situasi yang rumit. Saat remaja, hormon reproduksi mulai diproduksi.

Ciri-ciri fisik juga berubah seiring datangnya masa pubertas. Payudara anak dara mulai membesar dan dada anak lelaki mulai bidang. Tidak hanya perubahan fisik yang harus disikapi dengan benar, cara berpikir seiring dan rasa penasaran sering kali membuat situasi menjadi lebih rumit bagi mereka. Sedikit saja salah melangkah, mereka bisa jadi tersesat selamanya dalam rasa bersalah.

Pada fase ini pula mereka mulai memiliki birahi kepada lawan jenis. Birahi ini bisa dibungkus dengan berbagai cara untuk melampiaskan. Satu di antaranya dengan berpacaran. Di awali dengan kalimat, “aku suka kamu.” Lantas urusan ini bisa berujung pada perzinaan yang mungkin bagi mereka dianggap sebagai sebuah keindahan masa remaja. Tapi sebenarnya awal dari kehancuran dirinya.

Namun fitrah ini juga dimanfaatkan oleh banyak orang untuk dieksploitasi. Jika dulu ada istilah sulit menjaga anak perempuan. Sekarang menjaga anak laki-laki, agar tidak menjadi korban eksplotasi seksual juga sama sulitnya. Bahkan ini lebih sulit karena saat ini banyak pria yang lebih demen dengan pria, terutama anak muda yang sehat.

Karena itulah kita, orang yang lebih tua, perlu mengawasi. Tidak untuk ikut campur, karena jelas dunia kita dengan mereka berbeda. Yang dapat kita lakukan adalah dengan senantiasa membuka ruang komunikasi agar saat anak remaja itu bingung, mereka tidak mendapatkan masukan yang salah dari orang yang lebih intens berkomunikasi dengan mereka.

Saat anak-anak ini terjebak dan menjadi korban eksploitasi seksual, saat itulah bencana terjadi. Ini bisa saja terjadi pada anak kita, kerabat, atau tetangga kita. Karena itu penting untuk menganggap bahwa setiap anak, tanpa memandang siapa mereka, berhak untuk dilindungi.

Karena ancaman terhadap mereka itu nyata. Senyata gadget yang Anda genggam saat ini. Bahkan di daerah yang diklaim sebagai daerah bersyariat Islam, praktik seks bebas, pelacuran anak, kejahatan seksual terhadap anak, terus terjadi. Bahkan transaksi bisnis esek-esek melibatkan anak-anak berulang kali diungkapkan oleh aparat penengak hukum. Hukum sendiri seperti tidak berdaya menghadapi kejahatan yang satu ini.

Jadi, sesibuk apapun, kita perlu memberikan perhatian pada lingkungan. Pada anak-anak di sekitar kita. Pada praktik-praktik yang membuat anak-anak salah jalan dan masuk ke lembah yang “berlumpur dan bernoda”. Kejahatan ini bisa menyasar siapa saja. Dalam urusan ini, tidak ada kamus mereka atau kalian. Ini adalah urusan kita.

Kepada para remaja, ketahuilah bahwa zina itu adalah jalan yang paling sesat. Karena Allah mengingatkan agar kita jangan mendekati praktik itu. Jika berpacaran menyerempet perzinaan, maka jauhilah karena akan membuat kalian hilang keberkatan rizki dan menjadi bodoh. Bersabarlah. Karena semua bakal indah pada waktunya, insya Allah.

(Mendale, Mei 28, 2023)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.