BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Untuk meraih kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangga atau keluarga harus ada modal yang disiapkan. Juga adanya ekspresi bahasa kasih yang bisa diungkapkan.
Adapun modal yang perlu disiapkan adalah, pertama adalah Keimanan. Keimanan kepada Allah Subhanahu wata’ala merupakan modal yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak awal oleh pasangan pengantin.
Dengan keimanan dan ketakwaan, insya Allah akan bisa mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Yang kedua adalah kesetiaan. Kesetiaan juga merupakan modal yang tidak kalah penting. Mustahil kebahagiaan akan bisa diwujudkan tanpa adanya saling setia dan percaya antara suami dan isteri. Kesetiaan dan kepercayaan tidak terpisahkan.
Selanjutnya adanya kebersamaan dan komunikasi yang baik antara pasangan. Saling menghargai, saling memahami dan saling menghormati.
Menyikapi dan mempergauli pasangannya dengan cara yang patut, muasyarah bil ma’ruf adalah modal terwujudnya kebahagiaan dalam rumah tangga.
Suami menghargai, menghormati, memahami isterinya dalam relasi rumah tangganya secara patut, juga isteri pada suaminya.
Juga adanya pengorbanan masing-masing demi pasangannya merupakan modal kebahagiaan. Masing-masing kita rela berkorban demi kebahagiaan orang yang kita cintai.
Suami rela berkorban demi kebahagiaan isterinya. Isteri rela berkorban demi kebahagiaan suaminya. Orangtua rela berkorban mencari dan memenuhi nafkah demi kebahagiaan anak-anaknya.
Semua itu adalah modal kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga atau berkeluarga. Semua itu harus diikhtiarkan. Harus diupayakan.
Demikian substansi dari nasehat pernikahan yang disampaikan oleh Prof Dr H Alyasa Abubakar MA, Kamis (4/5/2023) di Mesjid ‘Oman’ Al-Makmur Lampriet, Banda Aceh.
Taushiyah pernikahan yang disampaikan oleh Guru Besar Ushul Fikih UIN Ar-Raniry itu ba’da prosesi ijab qabul pasangan Shofie Achmad binti Achmad Ghozin dengan Abdaul Abrar bin M Dahlan.
Prosesi akad nikah pasangan pengantin itu, pelaksanaannya dipimpin oleh Drs Erman Jaya M.Ag selaku Penghulu dan Kepala KUA Kecamatan Kota Alam, Banda Aceh.
Sebelum menyudahi nasehatnya, Profesor Alyasa juga memaparkan panjang lebar tentang pentingnya bahasa kasih yang perlu diperhatikan oleh pasangan suami dan isteri.
Dari sebuah penelitian dapat diungkap tentang pentingnya bahasa kasih dan hubungannya dengan pencapaian kebahagiaan.
Bahasa kasih atau love languange antara lain adalah: pertama, bisa berupa sentuhan fisik (physical touch), seperti misalnya diwujudkan dengan peluk, belai, dan lain-lain.
Kedua, bisa saja berupa pemberian hadiah. Memberi sesuatu yg disukai kepada pasangannya atau kepada orang yang dicintainya, dan yang diberi hadiah akan merasa bahagia.
Kemudian, boleh jadi bahasa kasih berupa tindakan pelayanan. Contohnya memberikan layanan bagi pasangannya, menyiapkan makan, minum, dan lain-lain.
Selanjutnya, bahasa kasih juga bisa saja diungkapkan dengan kata kata pujian atau apresiasi. Dengan pujian, seseorang akan merasa senang dan bahagia.
Lalu, ada juga bahasa kasih bisa diekspresikan dengan penyediaan waktu berkualitas bagi orang-orang yang dicintainya.
Semua bahasa kasih tersebut, tentunya sesuai dengan keadaan atau kebutuhan masing-masing. Tidak semua bahasa kasih itu sama. Namun sangat tergantung kepada masing-masing kita.
Dan yang sangat penting untuk disadari bersama dalam mewujudkan kebahagiaan rumah tangga atau keluarga adalah adanya keberkatan. Keberkatan dari Allah Subhanahu wata’ala.
Sehingga doa-doa yang sering kita ucapkan, yang kita haturkan yang kita panjatkan kepada Allah adalah doa mohon keberkatan.
Termasuk doa untuk kebahagiaan pasangan pengantin. Barakallahu laka wa baraka alaika wa jama’a bainakuma fii khair.
(Mahbub Fauzie)





