Benarkah Lailatul Qadar Ramadhan 1444 H di Malam 25 Ramadhan?

oleh

Oleh : Tgk. Darul Faizin, S.H., M.A*

Setiap muslim tidak asing lagi dengan istilah Lailatul Qadar. Istilah Lailatul Qadar sendiri berasal dari Al-Quran al-Karim, yakni dalam Surat al-Qadr, di mana Allah SWT menjelaskan bahwa Allah menurunkan Al-Quran di dalam Lailatul Qadar. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qadar.” (Q.S. Al-Qadr: 1).

Secara etimologi Lailatul Qadar berasal dari dua kata, yakni lailah yang berarti malam, dan Qadr yang berarti jumlah, kuantitas, ukuran, kadar, tingkat, derajat, harga, nilai, dan gengsi. Ada pula ulama yang berpendapat bahwa makna Qadr adalah takdir, karena pada malam itu Allah SWT mentakdirkan semua kejadian setahun yang akan datang.

Adapun secara terminologi, Lailatul Qadar adalah malam di mana Allah SWT menurunkan Al-Quran secara keseluruhan dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia.

Kemudian dari Baitul Izzah inilah Malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun (masa wahyu).

Berkenaan dengan keutamaan Lailatul Qadar, Allah SWT sendiri membicarakannya di dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman: “Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Pada Lailatul Qadar para malaikat dan Jibril turun dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur semua urusan. Kesejahteraan Lailatul Qadar itu sampai terbit fajar (subuh).” (Q.S. Al-Qadr: 2-5).

Baginda Rasulullah SAW juga memberitakan tentang keutamaan Lailatul Qadar, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mengidupkan Lailatul Qadar (dengan amalan salih) karena iman dan berharap fahala, maka diampuni baginya dosa yang telah berlalu.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Dari ayat dan hadis di atas, dapat kita ketahui bahwa Lailatul Qadar memiliki empat keutamaan; pertama, Ibadah pada Lailatul Qadar lebih mulia dan lebih baik daripada ibadah seribu bulan atau delapan puluh tiga tahun.

Syaikh Ali ash-Shabuni dalam Safwatu at-Tafasir menukil subuah riwayat bahwa dahulu ada seorang laki-laki dari Bani Israil yang beribadah di malam hari sampai subuh dan berjihad fi sabilillah selama seribu bulan, maka Rasulullah SAW pun kagum dengan laki-laki tersebut, dan ingin umatnya seperti itu.

Rasulullah SAW pun bersabda: “Ya Allah, Engkau telah menjadikan umatku umat yang paling pendek umurnya dan paling sedikit amalannya.” Maka Allah SWT pun memberikan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya Lailatul Qadar. (Safwatut Tafasir, Juz III, hlm. 585).

Kedua, Malaikat Jibril dan para malaikat lainnya turun pada Lailatul Qadar ke bumi atas perintah Allah SWT untuk semua urusan makhluk yang telah Allah SWT tetapkan selama setahun yang akan datang, baik kelahiran, kematian, rezeki, jodoh dan lainnya. Semua urusan itu diserahkan kepada empat malaikat, yaitu Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail. Maka malam itu seperti malam pengambilan sumpah jabatan malaikat atas tugas-tugas mereka. (Marahu Labid, Juz II, hlm. 651).

Ketiga, Allah SWT menurunkan kesejahteraan pada Lailatul Qadar dari waktu magrib sampai masuk waktu subuh. Adapun maksud salam pada ayat itu diperselisihkan oleh para ulama, menurut Abdullah bin Abbas, maksud salam dalam ayat itu adalah selamat dari perkara yang ditakuti dan selamat dari keburukan-keburukan. Ada juga yang berpendapat bahwa malam itu para malaikat memberikan salam kepada orang-orang yang shalat dan berpuasa. (Marahu Labid, Juz II, hlm. 651).

Keempat, Orang yang mengerjakan amalan salih pada Lailatul Qadar akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu. Namun perlu diketahui, bahwa dosa yang diampuni ialah dosa-dosa kecil, seperti dosa berkata kotor, mengolok-ngolok orang lain, berbohong dalam urusan yang kecil dan lainnya.

Adapun dosa besar seperti syirik, meninggalkan shalat, tidak berpuasa di bulan Ramadan, tidak membayar zakat, memakan riba, berjudi, berzina, mengosumsi narkoba, durhaka kepada orang tua, dan memutus tali persaudaraan tidak diampuni oleh Allah SWT kecuali orang tersebut bertaubat kepada Allah dan bertekat tidak akan kembali kepada perbuatan dosa itu seumur hidup.

Setelah mengetahui keutamaan Lailatul Qadar, lantas kapan Lailatul Qadar itu terjadi? Para ulama tidak berselisih pendapat bahwa Lailatul Qadar terjadi di bulan suci Ramadan. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam Surat al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi: “Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran.” Hanya saja tidak ada seorang pun mengetahui dengan pasti di malam Ramadan ke berapa Lailatul Qadar itu terjadi.

Baginda Rasulullah SAW mengisyaratkan, besar pontensi Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Rasulullah SAW bersabda: “Carilah olehmu Lailatul Qadar di malam-malam ganjil sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadis ini, Lailatul Qadar berpotensi besar jatuh pada malam 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadan. Menurut pendapat Abdullah bin Abbas, Lailatul Qadar terjadi pada malam 27 Ramadan. Hal itu karena Allah mencintai angka tujuh, seperti penciptaan langit dan bumi tujuh lapis.

Imam Ahmad ash-Shawi dalam Hasyiyah ash-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain menukil riwayat dari Imam Al-Hasan Asy-Syazili yang mengatakan bahwa apabila 1 Ramadan jatuh hari kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 25 Ramadan. (Hasyiyah ash-Shawi, hlm. 321).

Maka jika berpegang pada pendapat Imam al-Hasan asy-Syazili besar kemungkinan Lailatul Qadar Ramadan ini jatuh pada malam 25 Ramadan 1444 H, yang bertepatan dengan hari Sabtu-malam Minggu Tanggal 15-16 April 2023. Meskipun demikian, perhitungan ini hanya prediksi Imam al-Hasan asy-Syazili berdasarkan pengalaman spiritualnya.

Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad dalam an-Nasaih ad-Diniyah mengatakan bahwa selayaknya bagi seorang mukmin yang cerdas akalnya hendaknya setiap malam Ramadan mempersiapkan dirinya untuk menyambut Lailatul Qadar dengan amalan salih.

Hal itu bertujuan apabila di salah satu malam terjadi Lailatul Qadar dia dalam keadaan beribadah kepada Allah SWT, karena tidak ada seorang pun mengetahui kapan terjadinya Lailatul Qadar, bahkan ada pendapat ulama bahwa Lailatul Qadar dapat terjadi di salah satu malam dari semua malam Ramadan, bukan hanya pada sepuluh yang akhir. (An-Nasaih ad-Diniyah, hlm. 177).

Maka salah satu upaya yang paling ampuh untuk menggapai keutamaan Lailatul Qadar adalah dengan menghidupkan semua malam Ramadan, dari awal sampai akhir dengan amal salih.

Sebab, orang yang menghidupkan semua malam Ramadan dengan amal salih dapat dipastikan memperoleh Lailatul Qadar meskipun dia tidak menyadarinya.

Itulah hikmah Allah SWT merahasiakan Lailatul Qadar, agar manusia semangat menghidupkan semua malam Ramadan dengan amal salih, sekurang-kurangnya mengerjakan shalat isya dan subuh berjamaah, karena Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa shalat isya berjamaah maka seakan-akan dia telah mengidupkan separuh malam, dan barangsiapa yang shalat subuh berjamaah maka seakan-akan telah menghidupkan malam seluruhnya.” (H.R. At-Tirmidzi). Wallahu’alam.

*Anggota Asosiasi Penghulu Republik Indonesia
Kabupaten Bener Meriah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.