Prof Dien Madjid: Klaim 446 Tahun Usia Takengen Tak Akurat Secara Akademis

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Pernyataan menohok disampaikan oleh Profesor M. Dien Madjid, sejarawan bereputasi nasional asal kampung Lelabu Aceh Tengah, dalam diskusi hangat bernuansa ilmiah yang dipantik oleh beredarnya video yang mempertanyakan akurasi usia kota Takengen yang diklaim sudah berusia 446 tahun.

Hal ini disampaikan oleh Profesor lulusan PGA Takengon yang pernah menempuh pendidikan di negeri Belanda ini saat menjawab pernyataan Muchlis Gayo, salah seorang yang menggagas Qanun hari jadi kota Takengen, yang menceritakan kalau penetapan hari jadi kota Takengen ini didahului oleh sebuah seminar yang dihadiri oleh para akademisi, cendekiawan dan tokoh masyarakat.

Dalam pernyataannya, Muchlis Gayo mengatakan bahwa dalam proses penetapan usia kota Takengen yang saat itu dikatakan berusia 434 tahun. Ada diterbitkan SK penelitian tentang sejarah awal Takengen, yang dihadiri berbagai kalangan. Menurutnya saat itu ada public hearing di Komisi D yang dipimpin oleh ketua Ridwan dan Sekda Karimansyah. Public hearing ini dihadiri rektor UGP, OKP, Ormas dan Petue dari 14 kecamatan.

Tapi validitas dari kesimpulan seminar itu langsung dipatahkan oleh profesor M. Dien Madjid yang mengatakan bahwa dalam perjalanan seminar terkait hari jadi Kota Takengen tersebut, tidak ada sumber yang valid yang disampaikan. Yang berkembang dalam seminar tersebut adalah sumber cerita. “Dalam ilmu sejarah, cerita itu belum akurat secara akademis,” ungkapnya.

Dalam pemaparannya, Profesor M. Dien Madjid juga menyampaikan, kalau cerita-cerita atau klaim apapun mengenai sejarah, seharusnya diuji dan disinkronkan dengan ilmu bantu seperti linguistik, antropologi, politik maupun ekonomi. Jadi tidak bisa cerita yang tak jelas ujung pangkalnya, langsung diterima begitu saja lalu diklaim sebagai bukti sejarah.

Sementara itu, Win Wan Nur sebagai pihak yang memposting video yang memantik diskusi dan perdebatan ini mengatakan kalau apa yang dia sampaikan dalam videonya adalah usaha dalam menguji dan mensinkronkan klaim-klaim tentang Takengon yang sudah menjadi kota sejak 446 tahun yang lalu.

“Dan sebagaimana bisa kita saksikan bersama-sama, ternyata klaim 446 tahun usia Kota Takengen tidak sinkron ketika disandingkan dengan fakta-fakta antropologis, linguistik, ekonomi dan politik. Usia 446 tahun itu tidak sinkron,” ujarnya.

Win Wan Nur kemudian menambahkan bahwa, sebuah kebenaran sejarah hanya bisa diterima masyarakat secara universal hanya kalau klaim tersebut didasari oleh klaim ilmiah, yang mana ilmiah artinya klaim itu bisa diuji kebenarannya oleh siapapun tak peduli siapa, dengan hasil yang sama.

“Ya contohnya klaim 446 tahun usia Takengen ini, bukan cuma saya, tak peduli siapapun yang menguji, pasti hasilnya akan sama. Misalnya, mari kita uji validitas klaim ini dari sisi antropologi. Coba saja cari, ada tidak budaya khas apa yang sudah terbentuk di Kota Takengen selama 446 tahun,” tegasnya.

“Apakah ada klan, kuru dan belah di Takengen, seperti yang terbentuk di Bebesen misalnya, ada belah Cibro, Melala, Munte dan lain-lain. Atau di Isak, ada Belah Kepala Akal, Belah Imem dan seterusnya atau di Bukit ada Bukit Eweh, Bukit Lah, Gunung. Di Takengen, apakah ada? Apakah ada pola khas relasi antar masyarakat?. Silakan cari sendiri, ada tidak? Ada tidak orang yang, satu orang saja yang asli berasal dari Kota Takengen, yang leluhurnya sudah tinggal dan menetap di kota ini sejak 446 tahun yang lalu? Jangan percaya omongan saya, tapi cari sendiri, kalau ada berarti ada kemungkinan klaim usia Takengen yang 446 tahun itu valid. Kalau tidak ada, ya berarti klaim tersebut mengada-ada,” tambah Win Wan Nur.

Dan persoalan yang selalu menjadi perdebatan dari tahun ke tahun ini ternyata menarik perhatian berbagai kalangan, sehingga Pusat Kajian Kebudayaan Gayo berinisiatif mengadakan sebuah diskusi serius berbentuk seminar melalui zoom meeting, dengan mengundang para stake holder, mulai dari PJ Bupati Aceh Tengah, Sekdakab Aceh Tengah sampai DPRK untuk berpartisipasi dalam seminar ini dengan tujuan meluruskan sejarah hari jadi kota Takengen.

Seminar melalui zoom meeting ini, akan diadakan pada hari jumat tanggal 24 Februari 2023, mulai dari pukul 20.00 – 21.30.

Bagi pembaca LintasGAYO.co yang ingin bergabung, dapat masuk melalui link berikut ini :

Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/81686417670?pwd=VkhoK1BLa0FnVU5oSVRLQlZUUHg0Zz09

Meeting ID: 816 8641 7670
Passcode: 119044

[Red]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.