Oleh : Fauzan Azima*
SEBELUM memulai tulisan ini, saya mohon maaf atas semua kesalahan yang pernah saya lakukan kepada seluruh masyarakat, baik yang saya sengaja maupun tidak. Selanjutnya saya mohon do’a masyarakat agar Allah menyembuhkan saya, normal seperti sedia kala.
Saya saat ini dalam keadaan sakit. Saya baru saja terserang stroke. Dalam bahasa Gayo, penyakit ini disebut penyakit layah. Sekali lagi saya mohon dibukakan pintu maaf.
Saya pribadi hanya bisa mengambil hikmah dari ketidakmampuan saya menggerakkan kaki, tangan dan sedikit kesulitan untuk berbicara. Betapa sulitnya mengetik kata per kata dari tulisan ini karena saya hanya menggunakan satu jari telunjuk.
Motivasi istri, anak, keluarga dan sahabat-sahabat yang membangkitkan semangat untuk selalu berkarya dalam keadaaan apapun; semangat untuk tetap berbagi pengetahuan kepada seluruh masyarakat.
Peristiwa ini membawa sebuah hikmah bagi saya; yakni pengetahuan tentang roh. Roh itu ternyata singkatan rasa, otak dan hayat. Roh yang menghadap Allah akan kehilangan sentuhan rasa, terganggu fungsi otak sebagai pusat rasa dan mati secara fisik.
Walaupun hakikat mati adalah matinya hati. Maka itu disimbolkan di dada manusia dengan dua puting susu, seperti dua batu nisan pada bagian kepala dan kaki jenazah. Sementara huruf “R” dalam roh bisa juga singkatan dari ringan. Orang yang rohnya pergi meninggalkan raganya lebih berat ketimbang orang hidup.
Ketika saya awal mengalami stroke, enam orang yang mengangkat saya dengan susah payah. Padahal kalau rohnya masih lengkap dua orang saja cukup untuk mengangkat saya. Atas pertolongan mereka, saya hanya bisa berterima kasih. Merekalah yang membawa saya turun dari lantai dua rumah ke bagian bawah lalu ke mobil yang terparkir di pinggir jalan.
Pelajaran lain yang saya dapat sebagai pengetahuan bersama, jika mendapati gejala seperti ini, untuk tidak menggotong orang yang terserang stroke. Jangan sampai ada kesalahan teknis. Papahlah mereka dan jagalah agar posisi kepala tetap tegak di atas. Saat digotong, yang menyebabkan posisi kepala orang yang terserang rendah, darah akan cepat mengalir ke otak.
Saat terjadi penyumbatan sebelah otak kanan, maka terjadi kelumpuhan badan sebelah kiri. Sebaliknya, kalau terjadi penyumbatan otak sebelah kiri, maka akan mati badan sebelah kanan. Kalau terjadi penyumbatan; disebut stroke ringan, dan kalau pecah pembuluh darah di otak mengakibatkan stroke berat. Tetapi penderita stroke tidak ada yang ringan. Semua berat. Jangankan stroke, sakit kepala pun terasa sakit, apalagi stroke.
Bagi penderita stroke akibat penyumbatan, besar kemungkinan mereka masih mengingat nama diri, istri dan anak dan sahabat-sahabat. Tapi jika pecah pembuluh darah, biasanya, beberapa saat tidak ingat siapa pun.
Satu yang mungkin tidak dilupakan adalah uang. Ya…begitulah pentingnya uang dalam kehidupan kita saat ini. Bahkan ada yang menyebut mesin ATM sebagai akronim dari Allah Tuhan Manusia. Mesin ATM adalah petunjuk; sesibuk apapun kita mencari uang, tidak boleh lupa ibadah.
Jika diibaratkan sebagai komputer, saat terserang stroke, itu berarti CPU kita rusak. Seluruh data harus diinstal ulang. Data gerakan di My Dokumen menghilang. Untuk membangkitkan ingatan itu, perlu diambil data dari kompartemen E atau D.
Seperti yang saya alami saat ini. Saya harus kembali melatih diri untuk gerakan-gerakan yang sederhana dan gampang bagi mereka yang sehat. Menggenggam. Mengangkat tangan. Menopang. Dan banyak hal lain yang biasa dikerjakan oleh tangan. Saya ibarat kipas angin dengan dinamo rusak. Saya tidak bisa berputar sempurna.
Stroke bukan sakit terkilir. Bukan pula keseleo atau patah tulang. Jadi dengan cerita itu jangan sampai salah memberikan penanganannya.
Manusia dan tetek bengeknya sangat rumit. Jumlahnya sel sarafnya setara dengan seluruh benda di galaksi bima sakti yaitu berjumlah 380 miliar. Jumlah yang setara antara sel manusia dengan gugusan bima sakti. Sehingga manusia disebut juga sebagai refresentasi alam semesta.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” Demikian surat Alqaf ayat 16.
Antara manusia hidup dengan Tuhan adalah mata dengan penglihatan, telinga dengan pendengaran, hidung dengan pembauan, mulut dengan suaranya. Sederhana ibarat nada, seperti gitar dan suara petikan senar-senarnya.
Bersyukurlah bagi saudara-saudaraku yang masih dipelihara Allah kesehatan mereka. Ingat sehat sebelum sakit. Peliharalah tubuh dan kuatkan seluruh otot-ototnya. Bagi perempuan berhiaslah, bukan sekadar mempercantik diri tapi juga kita saling bersaksi dengan Tuhan Yang Maha Suci.
Orang-orang tua dulu mengajarkan bahwa alam ini adalah petunjuk alamat menuju Tuhan dan wujud alam menjadi Adat ( adanya Tuhan) sebagai Zat. Aku bersaksi dengan Zat-Mu dan masukan Nur-mu ke dalam diiriku agar diriku kembali seperti semula.
Frasa populer: Linge Awal Serule disingkat Alas adalah pondasi yang menguatkan oras yang ujungnya kepada tauhid (tahu diri). Jagalah kesehatan agar tiang aras selalu tegak supaya aras atau rasa tidak goyah. Pada ruang dan pada waktu, saya hanya ingin berbagi cerita untuk diambil hikmahnya bagi kita semua.
(Banda Aceh, Januari 28, 2023)