Arab Saudi Vs Argentina : Messi Mati Kutu, Marwah Asia Terjaga

oleh

Oleh : Teuku Fadli*

Setelah dua tim Asia yang turun sebelumnya babak belur dihajar tim Amerika Selatan dan Eropa.

Arab Saudi turun sebagai tim Asia ketiga, lawannya bukan kaleng-kaleng, Argentina, juara dunia dua kali sekaligus favorit juara di gelaran tahun ini, dikapteni satu-satunya manusia yang punya 6 ballon d’or Lionel Messi.

Berbeda dengan tuan rumah Qatar yang tampil layaknya tim AFF dengan mentalitas AFF, Arab Saudi bermain dengan mental dan karakter Piala Dunia. Bahkan dengan mental yang lebih baik daripada Iran yang turun sebelumnya.

Mereka memberikan 100% dari apa yang harus mereka lakukan.

Semua tim medioker di Piala Dunia kali ini harus meniru mentalitas Arab Saudi.

Babak pertama, mereka melakukan pressing ketat dengan berani. Membuat banyak pelanggaran terjadi, tapi ini hal positif.

Ini menandakan mereka tidak segan dan tak menaruh hormat yang terlalu tinggi untuk raksasa sepakbola Argentina.

Juga dari gestur perdebatan menunjukkan mereka ingin dipandang setara
Seolah mengatakan “Kami juga pesepakbola dan bermain di Piala Dunia, beri respek untuk kami”

Ini sikap yang keren sekali dari Tim Arab Saudi. Ini yang wajib ditiru oleh semua tim medioker

Satu kekurangan Arab Saudi adalah mereka memasang garis pertahanan tinggi supaya bisa memenuhi lapangan Argentina dengan pemain mereka.

Ini juga menunjukkan kalau sebenarnya Arab Saudi mengincar gol.

Tapi garis pertahanan tinggi harus dikolaborasi dengan kiper yang berubah menjadi libero. Ini gagal dilakukan di babak pertama.

Sementara itu Argentina mendapatkan gol yang masih bisa kita bicarakan lagi keabsahannya.

Kelemahan lain dari garis pertahanan tinggi ini, nyata terlihat ketika Arab Saudi mulai mengambil inisiatif serangan.

Mereka meninggalkan lubang antara para pemain bertahan yang sejajar.

Pemain menyerang Argentina mencoba memanfaatkan itu tapi offside sampai empat kali.

Sepanjang usaha mereka muncul dari sela sela jarak yang di buat pemain bertahan Arab

Pemain bertahan juga tak mau ambil resiko.

Berbeda dengan Arab yang memasang garis tinggi.

Argentina sebaliknya. Mereka menjaga kedalaman yang cukup membuat pemain Argentina punya cukup pemain untuk mengeliminasi serangan Arab sedini mungkin.

Babak pertama adalah sebuah pertandingan yg layak kita nikmati dan pantas dilabeli pertandingan Piala Dunia.

Dua Tim menyuguhkan permainan yang kuat dan agresif

Lucunya komentator ketika istrirahat babak pertama sempat berkata yang maksudnya
“ARAB HARUS MENJAGA SELISIH GOL JANGAN TERLALU BANYAK KEBOBOLAN”

Aduh… apakah pencitraan terlalu menutupi kenyataan apa yang ditampilkan oleh pertandingan

Menurut pengalaman saya yang sudah menonton sepakbola sejak lama.

Pertandingan dengan karakter seperti ini akan berakhir seri,
Atau di menangkan oleh :

1. Gol Spektakuler (yg biasanya akan dilakukan oleh para bintang dalam tim)

2. Kelengahan/kesalahan yang akan dihukum telak oleh lawan

Dan benar seperti yang saya perkirakan.

Gol pertama Arab Saudi tercipta akibat kelengahan pemain belakang Argentina yang gagap menangani dua pemain Arab Saudi.

Gol kedua adalah gol spektakuler yang biasa dilakukan oleh pemain yang bisa membuat perbedaan.

Babak kedua :

Arab Saudi memulai serangan di tengah belum siapnya pemain Argentina.

Penyerang Arab langsung mencetak gol,
tak lama kemudian, juga di tengah usaha meningkatkan konsentrasi, penyerang Arab Saudi kembali mencetak sebuah gol.

Lalu, Arab Saudi memperbaiki skema pertahan tinggi dengan mendorong kipernya sedikit ke depan dan menambah peran libero baginya.

Kiper ini sungguh cemerlang, harusnya dia menjadi man of the macth.

Dan dia membuat karakter permainan Arab Saudi menjadi terlihat sangat kuat.

Sementara Argentina yang sangat Messiisme mencoba menyerang kembali yang tentu saja tidak ideal lagi.

Mereka mencoba mengamini apa yang messi inginkan. Messi berkuasa penuh atas lapangan.

Messi ke kiri
Messi ke kanan
Messi di tengah
Messi masuk ke striker
Messi ambil tendangan bebas
Messi ambil corner
Bahkan messi ambil pinalti
Bahkan lebih konyol lagi
Messi terlihat juga sempat berada di posisi jangkar di babak pertama

Saya tak mau bilang ini gila, nanti penggemar Messi marah.

Tapi ini sungguh sangat tidak ideal lagi baginya.

Messi sudah berumur dan pemain arab cukup kuat fisiknya.

Ini membuat dia tak berada di posisi ideal untuk membuat gol.

Masuk pertengahan babak kedua sudah terlihat umur berbicara.

Messi terpaksa merelakan de Maria mengambil peran.

Semua bola dialirkan ke de Maria dan Messi mulai tak terlihat dalam permainan.

Pelatih harusnya mengurangi perannya di lapangan dengan lawan yang begitu kuat fisik dan staminanya.

Untuk membuat dia lebih konsentrasi mengkresikan gol.

Tapi apa lacur tim ini kan Mesiisme, sehingga tak mungkin pelatih bisa memberi instruksi ke Messi.

Jadi bagaimana nasib tango yang saya sendiri adalah fans beratnya?

Adakah pemain lain yg bisa mengubah permainan dalam tim? Harusnya Dybala dicoba.

Tapi entahlah, tidak mengerti lagi saya dengan tim Argentina.

Semenjak ada pelatih di dua piala dunia lalu bilang
“TIM ARGENTINA MEMANG DIBANGUN DI SEKELILING MESSI”

Di pihak Argentina semua sudah berusaha dengan keras.

Mulai dari AFA, pemain, pelatih, FiFA dan juga wasit bekerja keras untuk memenangkan Argentina di laga perdananya di Piala Dunia 2022.

Tapi memang bukan harinya Argentina.

Dan seperti dikatakan Madonna “Don’t Cry For Me Argentina” Jangan menangis untukku Argentina.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.