TAKENGON-LintasGAYO.co : Faisal Amin, seorang pengusaha jasa penyewaan mobil pariwisata menampilkan sebuah video tayangan langsung di akun facebooknya.
Di video itu, pria asal Banda Aceh ini tampak mengucapkan terima kasih kepada penjaga cafe Hitam Putih di kawasan Paya Ilang sembari menunjukkan rokok dan korek Zippo, lalu dia memuji kejujuran warga Takengon secara khusus dan masyarakat Gayo secara umum.
Di video itu dia menceritakan kalau sebelumnya, pada pagi harinya dia minum kopi di tempat itu, lalu karena buru-buru harus mengantarkan tamunya, dia lupa mengambil rokok dan zippo miliknya.
Ba’da Ashar dia kembali ke cafe itu dan begitu dia datang, dia langsung dihampiri penjaga cafe dan memberikan rokok dan korek apinya.
Peristiwa kecil ini rupanya meninggalkan kesan mendalam bagi Faisal, yang menjadi langganan kedutaan India tiap kali diplomatnya berkunjung ke Aceh ini.
Pria yang mengaku sudah pernah mengantarkan tamu ke banyak tempat di Sumatera ini mengatakan kalau hal kecil seperti ini adalah sesuatu yang benar-benar bernilai untuk daerah tujuan wisata, seperti Takengon. Sebab menurutnya, rasa aman adalah syarat mutlak bagi kenyamanan berwisata. Dan syarat itu ada di Takengon.
Faisal kemudian mengungkapkan pengalamannya di salah satu tempat wisata terkenal di Sumatera, tempatnya bagus tapi rasa aman itu tidak ada. Orang-orang di sana terkesan memaksa, terus kalau belanja, pedagang juga suka memanipulasi kualitas barang jualannya. Ini membuat orang kapok berkunjung kembali.
Menurutnya, ini yang membuat Takengon lebih unggul dibanding tempat wisata terkenal itu.
Pengalaman kurang lebih serupa dialami oleh seorang wisatawan asal Binjai bermarga Ginting.
Saat itu dirinya mampir di penginapan baru Wisma Antara yang terletak di kampung Nunang Antara, dekat Cafe Tootor, untuk memesan kamar, sayangnya saat itu seluruh kamar di penginapan itu sudah terisi. Lalu diapun pergi, tanpa menyadari HP miliknya yang sudah kehabisan baterai ketingggalan di tempat itu.
Dua jam kemudian, dia yang tidak mendapatkan kamar di tempat lain kembali ke tempat itu dan mendapati Alfi Syahri, pemilik penginapan itu dengan wajah lega menyerahkan HP miliknya, sembari mengatakan kalau waktu dia meninggalkan tempat itu, si pemilik penginapan sudah berusaha mengejarnya tapi dia sudah keburu jauh.
Yang lebih mengesankan lagi, menurutnya setelah gagal mendapatkan penginapan untuk keluarganya, dengan anak kecil dan mertuanya yang sudah berusia lanjut. Pemilik penginapan Wisma Antara ini menelepon beberapa orang dan akhirnya mendapatkan satu rumah warga yang kosong dan memberikan nomer HP pemilik rumah padanya dan memintanya langsung bernegosiasi tanpa melalui dirinya.
Saat dirinya berusaha menyelipkan uang 100 ribu untuk ucapan terima kasih, pemilik penginapan yang menyewakan kamarnya seharga 250 ribu per malam ini menolak keras dan mengatakan hanya ingin membantu.
Seperti Faisal Amin, peristiwa ini juga meninggalkan kesan mendalam bagi Ginting.
Ditambah dengan harga-harga barang yang wajar, tidak ada usaha pedagang di daerah ini untuk menaikkan harga bagi pendatang yang berwisata.
Berdasarkan pengalamannya ini, Ginting berani mengatakan kalau Takengon memiliki masa depan yang sangat cerah sebagai daerah tujuan wisata.
“Saya harap, masyarakat Takengon untuk seterusnya tetap mempertahankan karakter seperti ini, karena selain dari keindahan alam, karakter seperti ini membuat orang seperti saya ingin kembali dan menceritakan ini kepada teman dan kerabat. Ini adalah modal besar bagi Takegon untuk bersaing dengan daerah tujuan wisata lain,” pungkasnya.
[Win Wan Nur]





