Tempat Belajar Berbuat Baik

oleh

Oleh : Haswin Dua Putra, S.HI**

Saat ini kita sudah hampir memasuki 10  akhir bulan ramadhan, sebentar lagi ramadhan 1443 H akan pergi, mudah mudahan kita telah melewati hari hari ramadhan penuh dengan amalan amalan terbaik dan ikhlas. Hari hari tersebut memberi efek bagi kita untuk menjadi insan lebih baik di masa mendatang, juga diterima semua amal ibadah dan mampu memaksimalkan sisa bulan mulia ini.

Ada satu fenomena menarik dalam menjalani amal ibadah selama Ramadhan, yaitu meningkatnya amal ibadah di awal awal ramadhan, baik secara sikap maupun akhlaknya. Sehingga sangat hati-hati dengan hal-hal yang dapat menghilangkan pahala puasa, seperti  menjaga lisan dari kata kata kotor, ghibah, bohong dan lainnya.

Tapi seiring berjalannya waktu kedasyatan amal ibadah itu pelan-pelan mulai menurun, bahkan nyaris kembali kepada hari hari sebelum Ramadhan. Oleh karena itu, disini perlu mujahadah dan istiqamah sejak awal sampai akhir Ramadhan.

Bulan ramadhan merupakan bulan penuh kebaikan dan keberkahan. Bulan mulia yang memiliki berbagai keutamaan dan keunggulan. Bulan ini menjadi madrasah kebaikan dan madrasah ketaatan bagi setiap insan untuk menempa diri menjadi pribadi lebih baik dan lebih taat kepada sang pencipta. Ia merupakan kesempatan untuk menuai berbagai amal baik.

Pada bulan ini banyak amalan dan aktivitas positif yang mudah dilaksanakan untuk membentuk pribadi lebih baik, mulai dari sahur sampai malam menjelang tidur kembali. Peluang terbuka lebar untuk berbuat berbagai amal kebaikan dan sedikitnya peluang berbuat kejahatan.

Hal ini sesuai dengan hadits baginda Rasulullah Saw. Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Jika telah datang bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup dan setan-setan akan dibelenggu dengan rantai.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menjadi isyarat peluang berbuat kejahatan itu sedikit. Kemudian pintu-pintu surga dibuka, sebagai isyarat Ramadhan adalah bulan kebaikan, karena kesempatan melakukan amalan yang baik sangat terbuka lebar.

Selama ramadhan, sejak sahur kita belajar bangun di sepertiga malam untuk tahajud, menunggu waktu subuh, melaksanakan shalat fajar, subuh berjamaah dan tepat waktu, membaca dan tadabbur Al-Qur’an, bahkan saat Ramadhan mampu mengkhatamkan Alqur’an beberapa kali.

Kemudian sedekah, menahan amarah, menjauhi ghibah dan meninggalkan hal-hal yang dapat membatalkan puasa serta melaksanakan amalan-amalan sunnah lainnya sepanjang hari. Begitu juga berdoa jelang berbuka, tarawih dan amalan lainnya sepanjang malam. Maka sejatinya kita memaksimalkan peluang Ramadhan di setiap waktunya untuk menuai kebaikan dan meraih keutamaannya.

Bulan ini menjadi tempat latihan untuk berbuat baik, menjadi salah satu jalan menuju ke SyurgaNya, karena kebaikan begitu mudah dijalankan.

Kita juga bisa melihat seseorang pada bulan ramadhan berlomba-lomba melaksanakan amalan Sunnah dan amal kebaikan lainnya, karena pada bulan ini  terdapat berbagai keutamaan, keberkahan dan pahala yang berlipat ganda dibandingkan dengan pahala di hari hari lainnya. Secara naluri kita dapat merasakan banyaknya kebaikan lahir pada ramadhan.

Dalam kitab Syarh Riyadusshalihin bahwa jalan kebaikan itu sangat banyak, kebaikan itu bukan tunggal dan bukan satu jenis. Sehingga, bagi kita yang mau melakukan kebaikan dalam profesi apapun bisa menjalaninya. Kebaikan itu ada yang terdiri dari pekerjaan badan (fisik), pengorbanan harta dan penggabungan antara fisik dan harta.

Dalam Islam melakukan sebuah kebaikan lebih besar peluang dan lebih mudah daripada melakukan kejahatan. Begitu juga dengan amalan-amalan kita di bulan Ramadhan seperti menjaga shalat berjamaah, puasa, zakat, shadaqah, nafkah, baca al-Qur’an, silaturrahim, menuntut ilmu dan masih banyak kegiatan-kegiatan kebaikan lainnya.

Diantara amalan amalan istimewa di bulan ramadhan adalah diwajibkan umat Islam untuk berpuasa selama sebulan penuh di siang hari. Ia menjadi jalan untuk meresapi nilai-nilai ubudiyah, di mana  melalui puasa seorang muslim dididik untuk menundukkan jiwanya dan mengasah kepekaan nuraninya. Puasa merupakan pengaruh terbaik untuk menanamkan benih-benih kasih sayang sesama manusia.

Dalam menjalani ibadah puasa kita juga diajarkan bagaimana caranya agar pahala puasa tetap terjaga, tidak sekedar puasa menahan haus dan lapar, seperti dalam  hadits Rasulullah SAW dimana hari-hari puasa agar senantiasa menjaga lisan, pandangan dan anggota badan lainnya dari kemaksiatan dan juga penuh kehati-hatian.

“Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar. Dan betapa banyak orang yang shalat malam, tapi tidak mendapatkan dari shalatnya kecuali hanya begadang ” (HR Ibnu Majah)

Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW memberi peringatan kepada kita agar melakukan sebuah kebaikan dengan catatan pekerjaan tersebut tidak sia-sia, pahalanya tidak luntur, sehingga sangat diperlukan ilmu dalam melakukan sebuah amalan kebaikan dan dianjurkan kepada kita  untuk menuntut ilmu apalagi dengan kondisi seperti sekarang ini.  Ini artinya, hari-hari puasa kita haruslah penuh kehati-hatian. Menjaga lisan, pandangan dan anggota badan lainnya dari kemaksiatan.

Maka, sejatinya puasa menjadi madrasah ketakwaan bagi seseorang, menjadi tempat belajar keikhlasan, kesederhanaan dan penghambaan diri kepada Allah SWT. Dengan puasa seharusnya sesorang itu menjadi manusia yang bertaqwa, taat terhadap perintah Allah dan sabar atas segala ujian.

Ramadhan menjadi madrasah atau tempat pendidikan untuk belajar sebuah kebaikan, sehingga begitu keluar dari Ramadhan kita sudah terbiasa dengan kebaikan. Pertemuan kita dengannya adalah kesempatan terbaik serta peluang emas bagi kita untuk menuai berbagai amal shalih dan kebajikan selama sebulan penuh untuk menjadi insan Muttaqin.

Sebelum terlambat, dan masih ada tersisa Ramadhan bersama kita, mari manfaatkan momentum ini untuk belajar dan mengerjakan kebaikan sebanyak-banyaknya. []

•Penghulu KUA Langsa Lama

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.