Linge adalah Kerajaannya Orang-Orang Besar

oleh

Oleh : Win Wan Nur*

Tadi, selasa 19 April 2022, saya mengikuti acara bedah buku “Sejarah Awal Islam Di Gayo” karya Prof. Dr. M. Dien Madjid.

Satu hal menarik yang terungkap di acara ini adalah, bahwa kerajaan Linge, bukanlah sebuah kerajaan besar dalam pengertian rajanya yang besar dan ditakuti warga.

Yang mana rakyat, sebagai hamba mengerjakan sawah dan kebun para ningrat dan para ampon, tanpa dibayar.

Pernyataan Prof. Dien Madjid ini tampaknya sejalan dengan kondisi Gayo di masa lalu, yang mana bahkan raja pun harus turun ke sawah, untuk mengerjakan sawahnya sendiri.

Kondisi kerajaan seperti ini, membuat bukan rajanya saja yang besar, tapi juga rakyatnya.

Karena masyarakatnya yang egaliter, bukan hanya raja, tapi rakyat biasa di Linge pun bisa tampil menjadi orang besar ketika keluar dari kampung halaman.

Kondisi seperti inilah yang membuat kita mengenal sosok seperti Merah Johan, Pang Nyerang, Aman Dimot dan lain-lain.

Ini sesuai dengan yang saya sampaikan di dalam wawancara saya di RRI beberapa waktu yang lalu, yang mana pada saat itu saya mengatakan bahwa di Linge, yang besar itu adalah orang-orangnya, bukan kerajaannya.

Jadi yang bisa saya simpulkan dari kajian Prof. Dien Madjid yang dibedah di Pujasera Keni Gayo tadi, adalah : Linge bukanlah kerajaan yang dikuasai seorang raja besar, tapi Linge adalah kerajaan yang ditinggali oleh orang-orang besar. []

Comments

comments