Oleh : Intan Wahyuni*
Tingkat pengetahuan bahasa asing yaitu bahasa inggris di Indonesia mungkin mengalami peningkatan,namun hanya untuk bagian perkotaan saja dimana faktor keturunan asing (blasteran), relasi, juga kebiasaan lingkungan yang membuat bahasa inggris seakan mudah untuk di pelajari.
Berbeda dengan bagian daerah pedesaan yang sangat sulit untuk memahami bahkan tidak menyukai bahasa asing. Termasuk di dataran tinggi Gayo khususnya kabupaten Bener Meriah,dimana bahasa inggris di anggap sulit bahkan hanya sekian persen saja yang mahir.
Setiap ditanya mengapa tidak suka bahasa inggris,mereka selalu mengatakan “lidahnya keseleo, bacaan berbeda dengan tulisan dan lain sebagainya.”
Padahal menurut saya, hal itu terjadi, sebenarnya karena kesalahan dari kebijakan pemerintah daerah yang tidak terlalu menganggap bahasa inggris itu penting, padahal itu merupakan bahasa dunia.
Dilihat dari mata pelajaran bahasa inggris yang hanya ada pada tingkatan SMP dan SMA dan materi yang diajarkan mengikuti kurikulum setingkat kota dimana di perkotaan, bahasa inggris sudah diajarkan sejak sekolah dasar.
Hal ini sekilas terdengar aneh tapi tetapi terus di lakukan, sehingga tidak heran jika siswa sulit dan jenuh untuk memahami bahasa inggris karna tidak adanya pengetahuan dasar dalam berbahasa “Terlalu jauh melompat!” Maka langkah awal yang harus di lakukan pemerintah adalah dengan mengadakan mata pelajaran bahasa inggris di setiap sekolah dasar, dengan ini tingkat pengetahuan bahasa mungkin akan meningkat.
Namun di samping itu faktor dari bahasa daerah yang masih kental membuat sulitnya penuturan bahasa inggris di lafalkan, karna sangat jauh berbeda baik itu dari segi tulisan.
Maka langkah tersebut sangat harus dilakukan.Sebenarnya banyak yang mau dan ingin bisa berbahasa inggris, tetapi karna tidak memiliki teman dan wadah di daerahnya membuat mereka kehilangan semangat untuk meneruskan bakat dan kemauan mereka.
Di kawasan Kecamatan Timang Gajah,terdapat salah satu tempat les bahasa inggris dimana pada awal di dirikan sangat banyak pelajar yang begitu antusias, bahkan bukan hanya kalangan pelajar saja namun calon mahasiswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi turut mengikuti kes bahasa inggris, hal ini menunjukkan bahwa bahasa juga berpengaruh bahkan sampai jenjang pendidikan tertinggi.
Disamping itu, kini tempat les bahasa inggris tersebut sepertinya semakin lama semakin menurun peminatnya, entah karna ada media yang lebih praktis atau sebab lain.
Seharusnya tempat pembelajaran seperti ini diapresiasi, karena di kawasan Bener Meriah sangat minim sekali tempat les (private), jika diperhatikan dengan pembelajaran secara visual pelajar jauh lebih paham dan bisa langsung praktik karna memiliki tutor yang real.
Sepertinya dengan memperluas tempat les atau bisa membuat bimbingan les dilingkungan sekolah dapat menjadi solusi untuk memperbaiki keterpurukan ini.
Padahal dengan pengetahuan bahasa inggris, memungkinkan siswa untuk mendapat masa depan yang gemilang, karna melalui bahasapun juga bisa menghasilkan pekerjaan dan tentunya pendapatan.
Apalagi di daerah Gayo yang memiliki berbagai kekayaan alam dan tempat wisata dimana memungkinkan banyak orang luar berkunjung termasuk orang asing, dengan orang asli kita bisa berbahasa inggris tentu kita bisa mengeksplor sendiri kekayaan alam tanpa harus mencari penerjemah dari luar, kita juga dengan mudah untuk pergi ke berbagai tempat dan negara dan masih banyak keuntungan lainnya.
Dengan menunjukkan hal-hal menarik dari bahasa inggris seperti mengadakan sosialisasi ke tiap-tiap sekolah dan menyediakan juga pengajar maupun fasilitas dalam pembelajaran bahasa inggris di kawasan Bener Meriah ini. Dapat dipastikan pengetahuan bahasa akan meningkat, dan jika bahasa inggris berhasil maka bertanda pada peningkatan pendidikan di kawasan Bener Meriah.
*Peserta Pelatihan Jurnalistik yang Digelar Cabdin Bener Meriah Bekerjasama dengan LintasGAYO.co asal sekolah SMAN 3 Timang Gajah





