Oleh : Buniyamin*
Menyematkan nama sebagai identitas tidak mudah, diperlukan komitmen dan keberanian yang kuat sebagai landasan memutuskannya, termasuk menyematkan nama Gayo sebagai identitas idiologis dan educasi dini sebagai kekuatan moral berdaerah.
Penetapan nama Gayo sebagai nama kabupaten untuk Gayo Lues dilakukan dengan diskusi panjang.
Dari diskusi yang berkembang sangat dinamis tersebut, terdapat pro dan kontra atas dipakainya nama Gayo. Masing-masing pihak datang dengan argumen yang kuat, sampai akhirnya segala argumentasi yang kontra luluh dengan argumen yang menginginkan nama Gayo disematkan pada kabupaten yang daerahnya memang secara singkat disebut “Gayo” oleh masyarakat Gayo yang tinggal di daerah lain, baik itu Lut, Deret, Kalul maupun Lokop Serbejadi.
Argumen pamungkas yang akhirnya mampu menghapus berbagai pendapat kontra adalah sebuah pertanyaan sederhana yaitu “suku apa kita dilahirkan dimana kita dilahirkan, dimana kita akan hidup dan dimana kita akan berjuang. “Jawabannya adalah “Gayo.”
Karena wilayah Gayo ini cukup luas maka diujung nama Gayo ditambah dengan Lues sehingga menjadi Gayo Lues dan sebutan ini sudah melekat dari dulu, sejak wilayah ini masih berada dalam teritori Kejurun Petiamang.
Ini adalah sebuah keberanian menampilkan identitas Gayo secara terang benderang.
Yang menjadi pertanyaan kenapa daerah tetangga Takengon, Aceh Tengah tidak berani mencantumkan nama kabupatennya dengan Gayo, seperti Gayo Lut atau Gayo Laut Tawar. Demikian pula Kabupaten Bener Meriah dengan Gayo Meriah atau Gayo Merie dll?
Kita bukan maksud menggurui, namun sebagai kabupaten yang sarat dengan adat, budaya dan bahasa yang kaya dengan kosa kata, termasuk sejarah yang dari hasil penelitian Ceruk Mendale seharusnya daerah yang setubuh dan sejiwa dengan Gayo Lues ini mampu memberikan warna serta identitas yang jelas.
Kedua daerah tersebut, baik Takengon maupun Bener Meriah, masih dimungkinkan secara undang undang untuk mengubah identitas di ujung nama kabupatennya dan menggantinya dengan kata Gayo.
Yang menjadi pertanyaan besar sekarang adalah, siapa yang berani memulai dan memperjuangkannya.
Yang jelas Gayo Lues sudah memulai menunjukkan keberaniannya dengan menabalkan nama Gayo sebagai identitas nama wilayahnya secara transparan, tanpa tedeng aling-aling dan terang benderang. []