TAKENGON-LintasGAYO.co : Ketua DPRK Aceh Tengah, Arwin Mega mengharapkan momentum Hari Jadi ke-4444 Kota Takengon menjadi agenda perubahan besar di tanoh Gayo. Ia pun mendesak, pihak eksekutif (pemerintahan) untuk segera membuat regulasi yang berkenaan dengan adat Gayo.
“Saat in belum ada regulasi yang menitikberatkan seluruh aspek kehidupan kita ke arah adat Gayo. Contoh kecil, mendirikan bangunan, hendaknya pemerintah segera buat regulasi agar bangunan yang didirikan di Gayo ini kental dengan nuansa adatnya. Seminsal, bangunan yang menampilkan kerawang Gayo, sehingga identitas Gayo langsung bisa diketahui dari bangunan tersebut,” kata Arwin Mega, Kamis 18 Febuari 2021.
“Hotel-hotel yang dibangun di Aceh Tengah, harus diatur, nilai adat dan budaya harus dimasukkan. Tentunya hal ini harus diikat dengan regulasi,” tambah Arwin Mega.
Lain itu, kata dia sebagai daerah tujuan wisata, Aceh Tengah hingga saat ini juga belum ada mengatur regulasi tentang kepariwisataan. Ia pun mendesak, agar Pemkab segera membuat aturan ke arah ini.
“Beberapa waktu lalu, kita lihat sudah terjadi konflik di bidang pariwisata ini. Agar hal ini tidak terulang, sebaiknya secepatnya Pemkab membuat regulasi yang jelas,” harap Arwin Mega.
Regulasi-regulasi yang dimaksud Arwin Mega, termuat dalam Qanun daerah yang dirancang oleh pihak eksekutif. Dan ia mengatakan, lembaga DPRK yang ia pimpin siap mendukung Qanun yang nantinya akan disahkan tersebut.
“Saya melihat, Qanun Rencana Detail Tata Tuang (RDTR) Aceh Tengah belum ada, dan kita mendorong Qanun ini segera dibuat dan kami di DPRK akan secepat mungkin membahas dan kemudian mengesahkannya,” ujar Arwin Mega.
RDTR kata dia lagi, menjadi bagian terpenting yang harus disiapkan oleh pihak eksekutif. Karena menurutnya, tidak tertatanya bangunan di Aceh Tengah dan tidak adanya nuansa Gayo didalamnya, karena belum ada regulasi dari pihak Pemerintah.
“Dengan adanya RDTR ini, kita semua bisa mengatur segalanya. Mulai dari bentuk bangunan, coraknya seperti apa, bentuknya seperti apa, bagaimana pola perekrutan pekerjanya itu semua akan diatur. Begitu juga regulasi kepariwisataan bisa diatur dalam RDTR ini. Segera dibuatkan,” ungkapnya.
Lain lagi, tentang penggunaan bahasa Gayo sehari dalam seminggu di semua lini kehidupan di Aceh Tengah yang dia wacanakan. “Ini juga penting, karena selama ini kita lihat, bahasa Gayo mulai pudar. Makanya kita usul, ada sehari full berbahasa Gayo, baik itu di sekolah, kantor dan tempat-tempat lainnya,” katanya.
“Dengan momentum HUT ke-444 Kota Takengon ini, semoga apa yang kita harapkan itu, menjadi pelecut semangat pihak Pemerintah dan kira di legislatif siap mendukungnya,” demikian Arwin Mega.
[Darmawan]