Beta Buet Beta Cerak Atawa Beta Cerak Beta Buet (Kajian Pandangan Islam)

oleh

Oleh : Kausara Usman, S.Sos.I.M.Pd*

Dalam kehiupan bermasyarakat dalam masyarakat Gayo ada sebagian kita mendengar tentang ucapan yang menjadi sebuah filosofi bagi masyarakat gayo dengan ungkapan beta buet beta cerak atau beta cerak beta buet. Namun disini kita artikan penggalan kalimat menjadi dua pembahasan yaitu beta buet beta cerak atau beta cerak beta buet.

Pada pembahasan pertama beta buet beta cerak ini diartikan lebih kepada jika seseorang melaksanakan sesuatu harus mempunyai visi dan misi yang terkandung dalam pelaksanaan dan perbuatan, mempunyai persiapan yang matang.

Namun kadang kala sering kita mengalami suatu kegagalan dalm sebuah kegiatan. Beta buet beta cerak ditamsilkan juga menjadi harus ada harapan dalam kegiatan yang sudah terencana denga matang, mulai dari perencanaan sampai denga evaluasi pada hasil akhir.

Beta buet beta cerak lebih menekankan pada suatu pengelolaan manajemen kalau dalam bidang keilmuan, karena ada harapan pada akhir kegiatan, namun pada akhirnya pekerjaan atau kegiatan berbanding terbalik dengan harapan.

Kalua kita kaitkan dalam sebuah ayat suci al quran yang terdapat pada surat As-Shaf ayat 2-3 yang artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (https://muslim.or.id/600-antara-kata-dan-perbuatan.html)

Jadi jelaslah bahwa semua perkataan harus diselaraskan dengan aktualisasi dalam tindakan yang nyata, jangan hanya mengatakan namun tidak diperaktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dalm konteks beta buet beta cerak harus selalu selaras dalama antara tindakan dan perkaatn karena akan menjadi sia-sia saja.

Kalau kita kaitkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Dari Usamah, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan didatangkan seorang pada hari kiamat lalu dicampakkan ke dalam neraka.

Di dalam neraka orang tersebut berputar-putar sebagaimana keledai berputar mengelilingi mesin penumbuk gandum. Banyak penduduk neraka yang mengelilingi orang tersebut lalu berkata,l : ‘Wahai Fulan, bukankah engkau dahulu sering memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?’ Orang tersebut menjawab, ‘Sungguh dulu aku sering memerintahkan kebaikan namun aku tidak melaksanakannya. Sebaliknya aku juga melarang kemungkaran tapi aku menerjangnya.’” (HR Bukhari dan Muslim) (https://muslim.or.id/600-antara-kata-dan-perbuatan.html.)

Dari penjabaran hadist diatas juga memuat arti bahwa sangat berat konsekuensinya jika hanya sebatas perbuatan namun harus diaplilasikan yang sesuai dengan perkataan.

Seorang pemimpin jika dianalogikan seperti istilah beta buet beta cerak, dalam artian positif, bahwa nereka tahu akan mereka laksanakan dalam kehidupan nyata, bukan hanya slogan-slogan tapi lebih dikuatkan dan pembuktian dalam pekerjaan sehari-hari di masyarakat, bukan sudah terjadi sesuatu baru bertindak, atau sudah ada bencana dulu baru bertinadak, namun tindakannya adalah bagaimana mengantisifasi sebelum terjadinya bencana, agar terhindar dari korban baik jiwa, dan harta benda.

Disinilah diperlukannya pemimpin yang tidak berpikir bagaimana harusnya meminimalisir terjadinya bencana, bukan malah sebaliknya, bencana sudah sering terjadi namun tidak ada sedikitpun untuk mengantisifasi.

Kemuadian jika membahas masalah beta cerak beta buet ini berarti lebih kepada hal-hal yang berkaitan kepada hasil yang dicapai, dalam ilmu manajemen ini menekankan pada arti bagaimana akhir dari hasil yang sudah berhasil dalam ketentuan yang dicapai.

Dalam kehidupan sehari-hari istilah beta cerak beta buet sabgat diartikan pada seseorang menempatkan kepada keadilan istilahnya jika sesuatu ditempatkan harus berlaku pada apa yang baik, bukan sebaliknya memberi mudarat kepada orang lain disekitarnya.

Beta buet beta cerak juka harus sesuai deng pertanggung jawabannya yang dinyatakan dalam hal visi misi mereka yang tertuang dalam pikirannya. Bukan hanya sebuah janji-janji yang belaka yang diucapkan pada saat mereka memerlukan seseorang untuk bersamanya, tapi dikerjakan dalam kegiatan dan kehidupan sehari hari, bahkan Tuhan mengecam jika hanya berbicara saja tanpa melaksanakan, karena terkait dengan seseorang beriman yaitu Iman itu perkataan dan perbuatan, bersama dengan keyakinan dalam hati, ucapan dalam lisan, dan amalan dengan anggota badan.”

Jadi jelaslah bahwa istilah beta cerak beta buet harus selalu bergandengan dalam kehidupan kita, karena ini merupakan termuat kepada ciri-ciri seorang beriman kepada Allah SWT, keduanya saling berkaitan antara satu dengan yang lain.

Sering sekali kita menemukan orang yang hanya mampu berbicara akan tetapi tidak sesuai dengan perbuatannya. Mereka seolah-olah benar dengan apa yang dilakukannya itu. Padahal, yang diucap dan diperbuat bertolak belakang. Hal inilah yang membuatnya akan merasakan pedihnya azab di akhir zaman. Sebab, orang yang seperti ini sangat merugikan orang lain dan dirinya sendiri, bahkan Allah pun kecewa padanya.

Dari Usamah bin Zaid, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Akan didatangkan seseorang kemudian dia dilemparkan ke neraka. Maka dia di sana berputar seperti berputarnya keledai di tempat penggilingannya, hingga para penduduk neraka berkumpul mengelilinginya.

Mereka berkata kepadanya, ‘Wahai Fulan bukankah engkau dulu di dunia yang menyuruh kami ke yang baik dan melarang kami dari yang mungkar?’”

Usamah mengatakan, dia menjawab, “Aku dulu menyuruh kamu kepada yang baik (tapi) aku tidak melakukannya. Dan aku melarang kamu dari yang buruk, (tapi) aku melakukannya,” (Shahiihul Jami’).

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Pada malam Isra aku dibawa ke beberapa kaum yang lidah mereka dipotong dengan gunting api. Setiap kali selesai dipotong, lidah itu kembali lagi.

Aku berkata, ‘Siapakah mereka itu, wahai Jibril?’ Jibril berkata, ‘Mereka adalah para pembicara dari kalangan umatmu yang mereka mengucapkan apa yang tidak mereka lakukan dan mereka membaca Kitabullah, tapi tidak mengamalkannya’, (https://www.islampos.com/perkataan-tidak-sesuai-dengan-ucapan-ini-azabnya-di-akhir-zaman-53550/.)

Islam sangat menekankan bahwa perkataan harus di sejajarkan dengan perbuatan, ini memberikan dampak kepada personal masing-masing. Pembuktian perkataan adalah perbuatan yang nyata. Melalui ini pula memberikan kontribusi bagi dirinya dan organisasi yang ia pimpin.

Pada akhirnya istilah dalam bahasa dan istilah gayo beta buet beta cerak dan beta cerak beta buet kedua-duanya bisa kita fahami ke dalam antara positif dan negative, namun yang perlu hanyalah diaktualisasikan dalam perbuatan bukan hanya perkataan, istilah gayo ini juga bisa kita samakan dalam peribahasa Indonesia” ayam bertelur satu kampung jadi tahu, kura-kura betelur sudah banyak belum tentu orang-orang tahu.

*Wakil Ketua II STIT Al Washliyah Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.