Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA*
Hidup Masih Dalam Masa Lalu
Allah mengatakan kalau manusia itu hidupnya merugi bila tidak mampu memanfaatkan waktu, baik itu waktu masa lalu, masa kini atau juga masa yang akan datang. Allah juga menyebutkan kalau mereka yang tidak merugi itu adalah mereka yang selalu berbuat baik dan orang yang selalu saling mengingatkan untuk kebenaran dan juga selalu mengingatkan bila ada kesalahan.
Masa lalu adalah masa yang sudah lewat, bahkan bisa dikelompokkan kalau masa lalu adalah masa orang-orang sebelum kita, mulai dari orang tua kita sampai ke atas. Banyak orang yang mengagung-Agung kan masa lalu, mereka bangga dengan raihan orang tua mereka sehingga tidak berani mengatakan apa yang sudah dicapai melebihi capaian orang terdahulu.
Mereka yang seperti ini selalu menggantungkan diri kepada pendahulu, ketika ingin popoleritas selalu mencantumkan popoleritas orang tua, tokoh-tokoh, nama daerah/kampung dan lain-lain. Dan kalau ditanyakan apa karya yang sudah mereka hasilkan mereka selalu bercerita masa lalu.
Masa kini adalah masa yang sedang dijalani pada saat ini. Allah juga mengatakan kalau masa kini juga adalah masa seseorang dalam keadaan merugi, yaitu apabila masa sekarang tidak bisa kita manfaatkan untuk berbuat baik kepada diri sendiri, kepada orang lain bahkan untuk alam sekitar.
Juga bila tidak bisa kita jadikan untuk saling mengingatkan kepada hal-hal yang baik dan melarang kepada hal yang buruk.
Negara maju yang menjadikan landasan pembangunannya adalah ilmu pengetahuan dan teknologi telah melewati masa-masa nomaden, dimana pada saat ini manusia tidak menetap di suatu tempat dan juga tidak memiliki pekerjaan yang tetap sehingga mereka berjalan mengikuti musim dan alam, pada kehidupan yang seperti ini seolah mereka tidak mempunyai masa depan, mereka berusaha mencari nafkan hanya mempersiapkan diri untuk hari ini dan setelah selesai hari ini mereka mencari lagi dan begitu seterusnya.
Selanjutnya negara maju juga telah melewati masa agraris, dimana masyarakat pada saat ini semua hidup dengan bertani di lahan pertanian dan beternak. Pada masa ini semua hasil pertanian diolah secara manual tanpa menggunakan mesin, demikian juga dengan pengolahan lahan diolah dengan menggunakan tenaga manusia dan tenaga hewan.
Pola bertani mereka dengan menggunakan pola tani setahun, artinya musim menanam padi setahun, pola berkembang biaknya hewan dengan menggunakan pola setahun sekali. Jadi tatapan hidup mereka adalah tatapan hidup setahun, bila mereka berhasi maka kehidupan mereka berhasil untuk setahun namun juga bila mereka gagal maka mereka akan gagal dalam setahun.
Kita baru hidup pada masa ini, pola hidup bertani yang baru bisa selamat dalam hidup untuk setahun dan pola gagal juga setahun, kemudian setelah itu baru seseorang bisa merubah dirinya. Pola lain dari tipe masyarakat agraris adalah bergantung pada Pemerintah dengan menunggu testing di kantor Pemerintah dan mencari rezeki di lembaga Pemerintah.
Bekerja di kantor pemerintah dipandang sebagai pekerjaan yang lebih terhormat daripada pekerjaan lain seperti bertani dan beternak, mereka yang bekerjan di kantor Pemerintah dianggap lebih berhasil baik dari kehormatan dan juga dari sisi ekonomi.
Keinginan Hidup di Masa Depan
Kendati negara-negara maju telah lama meninggalkan masa agraris, bukan berarti mereka tidak lagi memproduksi hasil pertanian dan peternakan, bahkan kalau kita lihat dan pelajari malah hasil pertanian dan peternakan mereka lebih banyak dari negara kita yang agraris.
Untuk itu ketika kita berpindah dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri bukan berarti menghilangkan aktivitas masyarakat agraris tetapi lebih kepada pengolahan hasil pertanian dan peternakan masyarakat dengan menggunakan industri.
Karena itu sudah masanya mengajak masyarakat untuk melangkah kedepan meraih kemajuan untuk mengolah hasil pertanian dengan menggunakan industri. Untuk melangkah ke depan menuju era industri bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi masyarakat tidak mempunyai pemimpin yang mempunyai pola dan orientasi menuju kemajuan, karena kemajuan tidak mungkin bisa dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki kecerdasan dalam ilmu pengetahuan serta tidak mempunyai kemampuan dalam membaca peluang masa depan.
Ini terbukti setelah negara maju jauh meninggalkan kita, kita tetap diam ditempat. Keluhan masyarakat setiap harinya sama, bahwa hasil panen panen mereka tidak bisa terjual dan kalaupun terjual maka harganya sangat rendah apalagi ditambah dengan musibah dunia seperti sekarang ini yaitu masa Pandemi covid-19.
Padahal kalau kita sudah dalam masa industri maka hasil panen masyarakat bisa diolah dengan mesin dan dikemas dengan kemasan yang bagus, maka masa kemas bisa tahan dalam waktu yang lama dan harga dapat mengikut pasar industri dan pasa global.
Karena itu marilah kita siapkan diri untuk menuju masyarakat indstri yakni masyarakat yang mengolah hasil pertaniannya dengan menggunakan mesin dengan sistem perdagangan bisa menembus perdagangan bebas. []





