TAKENGON-LintasGAYO.co : Dalam pertemuan dengan pengurus KP3 ALA Kabupaten Aceh Tengah, Wakil Ketua DPRA, Hendra Budian tampak begitu bersemangat dan berapi-api menjelaskan soal narasi pembangunan kawasan ALA ke depan.
“Saya bukan mau menyederhanakan masalah ini, saya juga menyadari ketika saya berteriak soal ini saya sadar ada begitu banyak konsekuensi dan resiko yang sedang saya hadapi. Saya wajib menampung aspirasi rakyat ALA dan saya wajib memperjuangkannya, saya disumpah untuk itu,” katanya, Sabtu 5 Desember 2020 di Takengon.
Disampaikan, dengan mendorong narasi baru untuk pembangunan dan perjuangan Provinsi ALA, tidak ada variable pemekaran yang jelas. Maka dari itu, harus disusun ulang variabel tersebut dengan sebaik mungkin.
“Kita sadari betul bahwa ini adalah agenda yang terus akan hidup, teriakan ALA akan terus bergema ketika generasi itu berganti dan ini sangat bagus untuk perjuangan ALA,” ungkapnya.
“Saya pertegas lagi. Saya disumpah sebagai Wakil Ketua DPRA untuk kemajuan Aceh. Kemajuan Aceh hanya bisa dilakukan dengan pemekaran Aceh dan ini sikap tegas saya,” tambahnya.
“Mumpung saya sebagai perwakilan Gayo dan duduk pada level pimpinan DPRA ini harus kita manfaatkan dengan baik, jabatan saya adalah jabatan politik, apa salahnya saya perjuangkan kepentingan rakyat ALA,” timpalnya.
Disampaikan, perjuangan pemekaran ALA harus disesuaikan dengan kemajuan teknologi Aceh, milenial muda Gayo harus.
“Pertemuan hari ini adalah pertemuan resmi saya, karena masuk dalam agenda Reses saya dan akan saya sampaikan dalam rapat paripurna DPRA, tidak menjadi soal juga jika nanti ditolak, ini bagian dari agenda jemput bola saya kepada konstituen saya,” tegasnya.
“Bagaimana dengan kondisi internal DPRA, banyak yang tidak setuju saya menyuarakan pemekaran ALA, ini soal dinamika, ada yang setuju adapula yang tidak setuju, kalau saya akan saya sampaikan dengan terbuka, menurut saya perjuangan politik itu harus terbuka, biarkan ini akan menjadi catatan sejarah politik saya,” tambah Hendra.
Dikatakan lagi, sebagai representasi Gayo di DPRA, lahirnya ALA itu menurutnya wajib a’in, bukan untuk kepentingan, tapi untuk pentingan Aceh. Aceh mau maju maka wajib ALA wajib lahir.
“Arah pembangunan kita mau dibawa kemana, arah konsolidasi tidak terbangun dengan baik. Kita punya sumber daya alam yang sangat luar biasa, kita harus dikoordinir dengan baik jika nanti ALA itu lahir, secara sumber daya kawasan ALA sudah jauh lebih siap,” ucapnya.
“Sudah 18 tahun umur perjuangan ALA, jangan patah semangat, tentu ini perjuangan yang sangat lama, komitmen kita periode ini harus lahir,” tambahnya.
“Saya sampaikan juga dihadapan pengurus KP3 ALA Aceh Tengah dimana saya harus tanda tangan? Sebagai wakil DPRA saya akan saya tanda tangani segala konsep yang berkaitan dengan ALA,” katanya lagi.
Saat ini kata Hendra, dibutuhkan konsolidasi politik dan bergerak lebih cepat. Selama dirinya jadi Wakil Ketua DPRA, ia nyatakan siap dengan konsekuensi apapun, untuk kelahiran ALA.
“Aceh mau maju maka harus memekarkan ALA, bercontoh pada lahirnya Provinsi Papua tarikannya adalah soal pembangunan. Saya tidak boleh khianati aspirasi rakyat ALA, tidak apa apa juga saya dihujat penting aspirasi ALA harus terus saya suarakan dan saya perjuangkan,” demikian Hendra.
[Dan]