Oleh : Drs. Jamhuri Ungel, MA*
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib adalah seorang Nabi dan juga sebagai seorang Rasul, beliau diutus oleh allah kedunia dalam rangka memperbaiki akhlaq umat manusia yang sudah rusak dan memperbaharui aqidah yang sudah keluar dari jalur ketauhidan dan bahkan tidak mengetahui adanya kebenaran, Nabi Muhammad datang pas dalam kondisi umat manusia Jahiliyah.
Mereka dikendalikan oleh hawa nafsu, mereka tidak menggunakan akal pikiran dan ilmu mereka dalam memilih dan memilah antara yang benar dan yang salah.
Nabi Muhammad merupakan suri tauladan yang membimbing umat manusia untuk kaluar dari kejahilan guna menuju keimanan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat kelak.
Melalui beliau orang-orang jahiliyah mengetahui kembali adanya kehidupan yang abadi setelah kehidupan di dunia ini yaitu keidupan akhirat. Kini bukan saja orang Arab tetapi seluruh umat manusia tau kalau seluruh amal perbuatan di dunia akan dipertanggung jawabkan di akhirat, jadi mereka tidak lagi berani berbuat kalau nanti satu saat tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Umat manusia merasa bersyukur dan senang dengan kehadiran Muhammad kedunia ini, karena hanya dengan ajaran ketauhidan yang dibawanya kita bisa selamat dan sejahtera hidup di dunia ini dan di akhirat kelak.
Rasa senang dan rasa syukur yang mereka dapat di luapkan dengan perayaan peringatan maulid (peringatan hari lahir Nabi), kendati mereka semua juga tau kalau peringatan mauled itu tidak pernah disyariatkan oleh Allah dan Rasul sendiri dan juga tidak pernah dirayakan oleh para sahabat Nabi baik ketika Nabi masih hidup dan setelah Nabi Wafat.
Maulid Nabi baru diperingati pada saat terjadinya perang salib yang memakan waktu sangat panjang sehingga umat Islam merasa lelah dan bosan dengan jihad yang mereka lakukan, lalu kemudian seorang panglima perang Muslim mengajak kaum muslimin untuk memperingan kelahiran Nabi Muhammad, guna membangkitkan kembali semangat jihad kaum muslimin sehingga akhirnya kemenangan berpihak kepada kaum muslim.
Semenjak itu maulid Nabi selalu diperingati di seluruh belahan dunia sampai menjadi agenda kenegaraan. Seperti di Indonesia, semua kegiatan diliburkan mulai dari lembaga pendidikan, perkantoran dan juga swasta.
Momen libur dari kegiatan rutinitas ini mereka isi dengan acara-acara kegembiraan yang dinamakan dengan peringatan mauled Nadi.
Bentuk acara yang mereka buat beragam, ada yang mengisinya dengan tausiah dengan mengundang para penceramah yang mengisahkan sejarah lahir dan kehidupan Nabi, ada juga dengan mengadakan perlombaan yang mendasarkan perlombaan dab bentuk perlombaan lain dengan nuansa keagamaan.
Di sebagian masyarakat acara mauled identik dengan acara makan-makan, mereka mengumpul uang dengan jumlah tertentu sehingga dapat membeli hewan sapi, semakin banyak sapi mereka beli maka semakin merasa bangga, karena bisa banyak mengundang orang-orang dari kampung dan kecamatan yang lain dan mereka juga bisa mengundang dan memberi makan banyak anak yatim.
Tradisi seperti ini sudah menjadi kebiasaan dan rutinitas tahunan, sehingga apabila tidak dilakuban bisa menjadi aib untuk sebagian daerah atau juga menjadi standar kegagalan untuk kepemimpinan daerah kampung.
Untuk sebagaian daerah lain kebiasaan pelaksanaan mauled dirayakan sangat sederhana, hanya dengan membawa makanan dari rumah masing-masing ke masjid atau mushalla, lalu mengumpulkan makanan tersebut di satu sudut masjid.
Acara formal diisi dengan ceramah oleh seorang ustaz atau penceramah, dalam ceramahnya ustadz mengsahkan tentang kelahiran dan bagaimana sulitnya perjuangan Nabi dalam membawa agama Allah.
Tidak sedikit isi ceramah yang disampaikan oleh para ustadz dan tengku berisikan cerita israiliyat, tujuan menyampaikan cerita israiliyat kebanyakannya untuk membuat seramahnya lebih menarik untuk didengarkan, dan juga untuk menambah bahan ceramah karena durasi yang disediakan untuk ceramah sangat panjang.
Dalam peringatan maulid ini makanan yang disediakan biasanya sangat istimewa, disampaing makanan seperti nasi, daging dan sayur-sayuran, tapi juga masyarakat membuat makanan-makanan tradisional masing-masing daerah, seperti lepat, timpan, kekaras, dodol dan lain-lain.
Banyak diantara makanan-makanan yang disediakan tersebut tidak pernah dibuat pada bulan-bulan yang lain. Ini menunjukkan bahwa bulan mauled adalah bulan istimewa bagi masyarakat.
Ungkapan kegembiraan mesyarakat sejak dari dahulu selalu dikaitkan dengan makanan, baik itu dalam rangka menjalin silatirrahmi sesama sebagai anggota masyarakat, seperti acara hari raya, pernikahan, sunat rasul, ulang tahun dan lain-lain. termasuk juga dalam masalah duka, seperti kematian, bencana alam dan lain mereka selalu mengadakan kenduri (makan-makan).
Inilah budaya yang ada dalam masyarakat, mereka tidak merasa puas kalau hanya mengucakan terima kasih, syukur, atau juga tidak merasa puas untuk mengundang orang kalau tidak isediakan makanan.
* Dosen pada fakultas Syariah UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Ikuti channel kami, jangan lupa subscribe :