[Artikel] Indonesia Dalam Puisi Aceh

oleh

Oleh Putra Gara

Membaca Aceh dalam kumpulan puisi para penyair dengan mengusung judul SEPERTI BELANDA – yang diambil dari judul puisi penyair Fikar W Eda saya menikmatinya antara asik nggak asik.

Saya berharap buku ini bukan sekadar menjadi pencatat perjalanan dari sejarah panjang Aceh dengan Indonesia (yang SEPERTI BELANDA), tetapi juga bentuk “perlawanan” Aceh kepada Indonesia (yang SEPERTI BELANDA).

Apa lagi buku ini diniatkan untuk memperingati 15 tahun Aceh – Indonesia damai, yang ditandai dengan MoU Helsingki 15 Agustus 2005 silam.

Saya selalu bilang; MoU Helsinki adalah cek kosong yang telah diberikan Indonesia kepada Bangsa Aceh. Waktu Pilo menggagas buku ini, narasi imajinasi saya adalah bentuk ketelanjangan Aceh terhadap apa yang telah dilakukan Indonesia. Namun apa lacur, harapan itu pupus setelah saya menerima cetakan buku ini. Meski begitu, semangat untuk menerbitkan buku ini adalah apresiasi tersendiri.

Ada dua puisi yang saya tulis dibuku ini; Negeri Para Syuhada dan Inong Balee, selain itu, banyak penyair Aceh lainnya seperti Ayi Jufridar (saudara saya satu ummi), LK Ara, Sulaiman Juned, Fikar W Eda, Mahdi Idris, Arafat Nur, Zulfikar Kirbi, Teuku Dadek, Kamal Farza, Herman RN, Hasbi Burman, Pilo Poly, D Kemalawati, dan penyair Aceh lainnya.

Selain itu penyair diluar Aceh yang turut andil dalam antalogi puisi ini seperti Kurnia Effendi, Isbedy Stiawan, Ahmadun, Raudah Jambak, Sutardji Chalzoum Bachri dan yang lainnya.

Untuk menarik isi buku ini, ada prolog dari pengamat politik Fachry Ali, dan Epilognya ditulis Cristine Hakim. Tapi lagi-lagi saya tidak bisa bergairah mencermati pemaparan sang pengamat, dan juga tidak bisa klimaks ketika mencecap narisi aktris pemeran Cut Nyak Dhien.

Rasa kurang asiknya saya mungkin didasari rasa subyektif, mungkin. Tetapi apa pun itu, literasi ini adalah bukti, bahwa kita pernah ada, menyuarakan yang pernah terjadi, meskipun kenyataan telah dikemas secara tak terbuka, atau kurang liar dalam percintaan kata-kata, entahlah.

Yang jelas – Sabtu (24/10/2020), buku ini akan dilaunching secara virtual. Ada saya juga sebagai pemateri, bareng Kurnia Effendi dan juga Fachry Ali. [SY]


Ikuti channel kami, jangan lupa subscribe :

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.