Warisan Hijau Lamuddin, Calon Penerima Penghargaan Kalpataru Tingkat Nasional 2020

oleh

Catatan: Misna Rahmika*

Ditengah kecenderungan masyarakat dan pemerintah yang mengesampingkan isu lingkungan, menempatkan kepentingan lingkungan diurutan akhir dari pengambilan kebijakan, sosok Lamuddin sebagai inisiasi wisata Permata Tanoh Gayo (Pentago) yang mengusung konsep Agrowisata perlahan tapi pasti membuktikan bahwa dedikasi adalah satu-satunya jalan untuk menegaskan bahwa kesejahteraan dan masalah pemenuhan kebutuhan (kesejahteraan) dapat bersanding harmonis dengan tetap menjaga kelestarian alam.

Masih banyak masyarakat dan kalangan elit pemerintahan yang menganggap bahwa hutan dan tanoh Gayo masih hijau dan baik-baik saja. Faktanya perhari kerimbunan hutan berkurang drastis dengan alasan kesejahteraan rakyat.

Pembukaan lahan pertanian, perkebunan, pariwisata, kepentingan oknum-oknum illegal loging yang menjadi faktor utama berkurangnya jumlah wilayah hutan disetiap sisi tanoh Gayo ini.

Bagaimana jika setiap sudut hutan gayo dirambah, dijadikan sebagai tempat bersertifikat dengan hak jual beli secara kenegaraan, tidak ada yang mengambil peran untuk mencari jawaban seimbang serta menjadi solusi yang tidak mengesampingkan kebutuhan lainnya.

Masyarakat dan pemerintah saling melempar kesalahan, saling unjuk kepentingan. Hal ini yang kini masih berlanjut dan kian carut marut ditengah-tengan masyarakat.
Namun, Wisata Permata Tanoh Gayo (Pentago) dengan menempuh proses panjang memberikan sudut pandang lain dari bagaimana mengelola lahan tanpa merusaknya serta kepentingan kesejahteraan masyarakat bisa menemukan titik tengah.

Memberikan celah-celah solusi serta peluang pengembangan usaha namun tetap memperhatikan kebutuhan serta isu kelestarian lingkungan.

Sosok Lamuddin
Lamuddin, pria paruh baya yang menamatkan pendidikan diploma bidang pertanian sebagai satu-satunya inisiator wisata berbasis Agrowisata di Tanoh Gayo khususnya.

Hal yang menarik dari kesederhanaan Lamuddin adalah upaya mandiri menghijaukan 6 Ha tanah miliknya dengan menanam sekitar 3.360 bibit berbagai jenis pohon sebagai salah satu konsep wisata yang masih dalam tahap pengembangan.

Upanya untuk tetap menjaga aliran sungai dengan memanfaatkannya sebagai salah satu wahana wisata yang ada sekarang. Agrowisata yang sedang ia kelola ini terletak di desa Blang Tampu, kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah.

Beberapa penghargaan tingkat provinsi dan kabupaten telah berhasil didapatkannya. Tahun 2015, Penghargaan Kalpataru Tingkat Provinsi Aceh sebagai juara pertama kategori perintis lingkungan, Penghargaan Kalpataru Tingkat Kabupaten Bener Meriah sebagai juara pertama kategori perintis lingkungan.

Di tahun 2017, kembali Lamuddin dengan objek wisata Permata Tanoh Gayo (Pentago) menunjukkan iktikad dan konsistensi mengusung kosep Agrowisata diapresiasi oleh pemerintah daerah Bener Meriah dengan Penghargaan Kalpataru Tingkat Kabupaten Bener Meriah sebagai juara ke-1 kategori Pengabdi Lingkungan.

Beberapa penghargaan yang telah diterima menjadi nilai tambah dari tujuan jangka panjang penghijau yang dilakukannya sendiri.

Kesadaran akan lingkungan oleh sosok ayah dari empat orang putra ini, mengajarkan banyak hal.

Dengan konsistensi dan prinsip yang teguh, kini dari hasil perkebunan serta wisata yang dikelola selama sepuluh tahun terakhir telah dapat mengantarkan keempat buah hatinya menikmati proses pendidikan. Anak pertama, Nanda Gemasih telah menamatkan pendidikannya sebagai sarjana Teknik Sipil, Iwan Rizki sebagai sarjana Pendidikan Olah raga (Unimed), serta Al. Irfan yang kini tengah melanjutkan pendidikan di madrasah aliyah, dan putra bungsunya Hafiz yang juga masih melanjutkan pendidikan di Mtsn.

Kepribadian Lamuddin, yang kokoh memegang prinsip serta keteguhan hatinya untuk mewujudkan setiap tahapan pengembangan yang ia kelola, mendapat dukungan penuh dari sang istri. Khalilah, S.Kep M.Kes berprofesi sebagai pegawai negeri sipil dan bertugas disalah satu rumah sakit daerah, kesamaan sudut pandang serta misi Lamuddin menjadikan objek wisata Pentago untuk melestarikan lingkungan, menciptakan lapangan kerja serta tetap memberikan edukasi pada masyarakat, menjadi faktor penting serta alasan dukungan yang ia berikan serta menyertai setiap proses pengembangan Pentago.

Dukungan keluarga, pengalaman, kamauan kuat, keteguhan hati, ilmu pertanian, ilmu listrik serta jiwa seni yang kental dalam diri Lamuddin menjadi aset penting dari pencapaian objek wisata yang ia kelola.

Hal ini yang juga menghantarkannya memperoleh kesempatan menjadi calon penerima Penghargaan Kalpataru Tingkat Nasional tahun 2020, Kategori Perintis Lingkungan.

Memilih Menghijaukan Lingkungan Sebagai Sebuah Bentuk Dedikasi
Motivasi Lamuddin memprakarsai Agrowisata yang ia kelola adalah adanya rasa terpanggil untuk menyelamatkan lingkungan dan kelangsungan hidup manusia, makhluk-makhluk di alam yang diciptakan Allah SWT.

“Saya beranggapan bahwa siapapun yang merasa terpanggil untuk melestarikan lingkungan adalah teman. Ide, pemikiran, harapan serta pembicaraan yang sama adalah teman. Dan atas dasar kesetiakawanan serta dorongan hati nurani untuk bersama-sama membangun Kabupaten Bener Meriah yang asri, indah, sejuk dan nyaman saya mengelola tanah ini menjadi seperti sekarang ini.” Ujar Lamuddin disela-sela aktivitasnya.

Untuk mewujudkan setiap harapannya, Lamuddin memulai semua tahapan dengan tenaganya sendiri, memberdayakan waktu keluarga serta terus berusaha mengembangkan inovasi yang berbau lokal.

Mengingat lokasi Agrowisatanya serta curah hujan yang cukup tinggi di Tanoh Gayo pada umumnya, ia beranggapan bahwa penanaman pohon sangat perlu dilakukan.

Selain untuk mengendalikan longsor, bajir serta bencana alam lain, hal ini juga dapat menyediakan sumber air bersih dimusim kemarau.

Tanah yang subur serta adanya ketersediaan air bersih sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan pohon bahkan juga untuk ketahanan pangan manusia.
Dengan alasan itu, Lamuddin memprakarsai, memiliki motivasi serta tetap berkreativitas untuk mengembangkan Agrowisata, agroforestri, ekowisata, penanaman kayu industri, Galatama serta mengembangkan fasilitas olahraga alam kedepannya.

Keberhasilannya dalam mengelola agrowisata ini menjadi nilai serta pesan penting untuk masyarakat dan pemerintah. Keberhasilan melakukan penghijauan dengan penanaman pohon secara mandiri sejak 2009 serta penanaman tanaman MPTPS (Multipurpose Tree Spesies) dalam mengelola lahan dimana jenis kayu ditanam, dikelola tidak hanya dimanfaatkan sebagai penghasil kayu, akan tetapi juga daun-daunan dan buah-buahan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan bahan produksi lainnya.

Hal ini, menunjukkan bahwa menjaga kelestarian serta keberlangsungan hidup berbagai spesies makhluk hidup di alam tidak sedikitpun merugikan manusia, tidak menghambat manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya, tentunya tanpa harus menghancurkan kehidupan hutan.

Kontribusi Moral
Bermodalkan sudut pandang serta prinsip untuk melestarikan alam, Lamuddin telah menunjukkan kepedulian, kemampuan kemandiriannya dalam menciptakan agrowisata Permata Tanoh Gayo (Pentago).

Ia juga bermaksud mengadakan penghijauan sebagai sarana edukasi, sarana untuk wisatawan belajar keperdulian akan pentingnya menjaga lingkungan.

Ia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk melakukan pemeliharaan pohon secara berkelanjutan untuk mitigasi perubahan iklim serta merehabilitasi hutan dan lahan yang tidak produktif.

Dengan penanaman perbagai jenis pohon, tanaman hias dan tanaman herbal di lokasi yang ia miliki, keberhasilannya mengembangkan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan konsep konservasi, aspek pemberdayaan sosial budaya serta ekonomi masyarakat lokal akan menjadi pola pendidikan generasi kedepannya.

Memberikan referensi dan sudut pandang yang bervariasi bagi pengetahuan anak-anak dalam usia belajar tentunya.

“Belajarlah. Jangan menjadi penonton. Berpikirlah tentang ciri khas dari apa yang kita punya. Berbanggalah menjadi diri sendiri, jangan menjadi orang lain” pesannya.

Sosok Lamuddin juga dikenal sangat bersahabat dengan para pengunjung/wisatawan yang ingin bertukar cerita, sembari menikmati suasana alam suguhan Pentago.

“Bibit-bibit ini dari Tuhan. Bibit ini dari Alam. Ini bermakna manusia harus berpikir dan memfungsikan apa yang ditumbuhkan oleh tanah. Bukan hanya melihat dan ingin menikmati hasil,” tambahnya saat penulis serta beberapa pemuda yang ingin berdiskusi seputar lingkungan berkesempatan menemuinya.

Dengan usia yang tidak muda lagi, ia masih menyimpan banyak harapan dan cita-cita untuk tetap melestarikan alam.

Penambahan koleksi tanaman untuk menambah referensi biodiversitas, konsep wisata yang positif dengan memberikan wawasan pada pengunjung serta norma sosial menjadi harapan besar untuk Permata Tanoh Gayo yang ia kelola.

Hal ini menjadi motivasi agar mempertanggung jawabkan penghargaan yang sudah di amanahkan padanya, sebagai perintis serta pengabdi Lingkungan di Tanoh Gayo.

*Penulis adalah pemerhati lingkungan

Nb: Tulisan ini dimaksudkan sebagai rasa terimakasih serta apresiasi kepada sosok Pak Lamuddin, dalam memperingati Hari Konservasi Alam Nasional pada 10 Agustus 2020 dengan tema Merawat Peradaban Menjaga Alam.

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.