TAKENGON-LintasGAYO.co : Terkait obat-obatan yang diindikasikan dengan Covid-19, sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang spesifik untuk pengobatan Covid 19.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Loka Loka Pengawas Obat dan Makanan (Loka POM) Aceh Tengah, Apt. Sri Wardoyo, M.Si, saat konferensi pers bersama wartawan, Sabtu 18 Juli 2020.
“Ini mohon kita pahami kepada seluruh lapisan masyarakat, dengan belum adanya obat dan vaksin, yang perlu kita lakukan adalah pencegahan. Itu yang utamanya,” katanya.
“Mengapa begitu, ini harus kita pahami juga, walaupun tingkat kematian karena Covid itu hanya sekitat 4 sampai 5 persen, tapi ada dampak buruk dimana kerusakan paru-paru itu menjadi permanen. Makanya kehati-hatian harus kuat,” tambahnya.
Terkait dengan obat-obatan yang kabarnya dapat digunakan untuk mengobati Covid yang beredar di media sosial seperti jamu anti Covid-19, Sri Wardono memastikan bahwa itu adalah hoax.
“Begitu juga dengan pemberitaan-pemberitan tentang obat pencegahan Virus Corona, minsalnya seperti minum lemon hangat dicampur teh di pagi hari. Ada yang makan 10 siung bawang putih. Nah, itu mungkin bisa diindikasi sebagai daya tahan tubuh, tapi tidak untuk membunuh Covid-19. Ini yang harus sama-sama kita pahami,” katanya.
Terkait berita obat dexamethasone sebagai obat anti Covid, Sri Warnodo menegaskan bahwa obat itu tidak spesifikasi secara langsung untuk mengobati SARS-CoV-2 atau Covid-19.
“Artinya begini, memang ada pemakaian dexa untuk penanganan pasien Covid, tapi bukan seluruhnya, hanya untuk pasien yang mengalami gejala berat akibat virus corona, yang diberikan untuk meringankan peradangan. Dan itu harus dengan tenaga media yang berkompeten,” tegasnya.
Hal ini diungkapkan, karena ada kepanikan di Indonesia untuk pembelian dexamethasone, klorokuin dan hidhidroksiklorokuin secara besar-besaran.
“Saya tegaskan ketiga obat itu bisa digunakan untuk anti Covid, obat-obat tersebut adalah obat keras. Dimana, penggunaan harus dengan resep dokter, karena ada efek sampingnya, yang justru berbahaya apabila digunakan secara sembarangan,” ungkapnya.
“Kita harus waspada juga untuk membeli obat-obat secara online,” demikian Sri Wardono.
[Darmawan]







