Akademisi Hukum Unsyiah : 3 Alasan Kenapa Nama Kabupaten Bener Meriah Harus Diganti

oleh

BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Salah seorang akademisi Fakultas Hukum Unsyiah, Banda Aceh, Dr. Darmawan, SH, M.Hum mengatakan ada beberapa hal yang mengharuskan nama Kabupaten Bener Meriah harus diganti.

Dihubungi LintasGAYO.co, Senin 8 Juni 2020, putra Gayo ini menyampaikan tiga hal yang mendasar nama tersebut alangkah baiknya diganti saja.

“Jauh hari mungkin bekisar 10 tahun yang lalu wacana perubahan nama Kabupaten Bener Meriah sudah saya sampaikan. Yang sesungguhnya, nama Kabupaten ini berasal dari nama salah seorang anak Reje Linge, Bener Merie tanpa huruf H,” tegas Darmawan.

Menurutnya, berdasarkan catatan sejarah Bener Merie adalah orang yang malang, lantaran dianiaya oleh kerabatnya sendiri.

“Waktu itu, Bener Merie dicurigai akan merebut kekuasaan dan nasibnya malang lantaran diperintah untuk dibunuh. Berarti dia (Bener Merie) menjadi orang teraniaya,” ungkapnya.

“Orang teraniaya ini kan secara prinsipnya doanya makbul, lantas kita jadikan lah nama itu menjadi nama Kabupaten. Saya dari dulu khawatir, bahwa di daerah ini tidak ada lagi kedamaian. Maka wacana ini (pergantian nama) sudah saya sampaikan beberapa tahun  silam,” tambahnya.

Darmawan yang terus mengamati perkembangan dari rantau ke tanoh tembune nya itu mengatakan, kedamaian itu memang sudah luntur di daerah Bener Meriah.

“Sekarang kita lihat pemimpin dengan rakyatnya tidak damai, pemimpin dengan pemimpinnya juga seperti itu. Dan sejak Bupati pertama hingga saat ini juga tidak pernah damai,” katanya.

Alasan kedua menurut Darmawan, orang Gayo harus berani menunjukkan identitas dirinya. “Kita sebagai urang Gayo, kenapa harus takut dengan identitas kita sendiri. Itu yang saya tidak setuju, Kabupaten Gayo Lues sudah selangkah lebih maju urusan identitas ini, dari pada Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah,” tegasnya.

Ketiga katanya lagi, secara peraturan Perundang-Undangan tidak melarang pergantian nama dari sebuah Kabupaten dan itu sudah ada contoh.

“Kalau saya tidak silap, nama Kabupaten Bireuen itu awalnya Kabupaten Jeumpa, dan dirubah ke Bireuen dan berlaku sampai sekarang,” terangnya.

“Sekarang tinggal kita mau enggak DPRK membahas perubahan nama Bener Meriah itu. Dan yang paling tepat itu usulannya dari rakyat melalui wakil-wakil rakyat,” tambahnya.

Menurut Darmawan, jika pun nama Bener Meriah sepakat untuk diganti maka penabalan nama baru harus melalui seminar ilmiah dengan mengundang tokoh-tokoh dan masyarakat. “Kita cari nama-nama yang mencerminkan identitas kita selaku urang Gayo, kita seminarkan dulu dan itu lebih baik,” katanya.

[Darmawan Masri]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.