Desakan Agar Tidak Mundur Menguat, Abuya Sarkawi : Saya Terbebani dengan Teguran Guru-Guru Saya

oleh

REDELONG-LintasGAYO.co : Desakan agar Abuya Tgk. H. Sarkawi membatalkan niatnya untuk mundur dari jabatan sebagai Bupati Bener Meriah terus bergulir.

Selama dua hari ini, berbagai elemen, tokoh dan masyarakat mendesak agar Abuya kembali mempertimbangkan angan kasat (keinginannya) itu.

Para Ulama, tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, para Reje dan teranyar desakan dari mantan Bupati Bener Meriah, Ahmadi yang disampaikan lewat istrinya, Nurhasanah, Selasa 26 Mei 2020 di Pendopo Bupati Bener Meriah, agar Abuya tidak mundur.

Menanggapi merebaknya dukungan untuk tetap mempertahankan amanah yang diemban itu, Abuya Sarkawi memberikan tanggapannya.

Saat ditanyai beberapa wartawan di Pendopo Bener Meriah, dengan nada lirih Abuya menjawab akan mempertimbangkan kembali keputusannya itu.

“Walau sebenarnya keputusan itu telah bulat, tapi saya akan pikirkan itu. Saya tidak berani melanggar perintah dari guru-guru saya terutama ulama, reje dan teman-teman semua, karena saya ini seorang santri,” kata Abuya.

“Saya akan merenungkan ini, apa sebenarnya yang terbaik. Saya berharap keputusan saya itu (mundur) adalah yang terbaik, tapi mendengar ini semua (desakan untuk bertahan) saya akan coba diskusikan lagi dengan keluarga,” tambah Abuya Sarkawi.

Lebih dari itu, pasangan Abuya saat Pilkada 2017 lalu, Ahmadi juga menitipkan pesan lewat istrinya kepadanya untuk menjaga amanah ini.

“Ini saya tidak tahu ini, saya merasa jadi dilematis. Karena sebelumnya saya sampaikan ke keluarga sebenarnya keputusan saya sudah bulat sekali untuk mundur. Makanya saya menggunakan moment yang sangat penting (Idul Fitri) untuk menyampaikan itu,” tegas Abuya.

Ditanya kepada disampaikan saat Idul Fitri, Abuya menjawab karena itu moment terbaik untuk meminta maaf. “Mungkin selama memimpin saya banyak salah sekaligus saya mohon pamit. Dan saya pikir itu moment terbaik. Itu tidak spontan sudah saya rencanakan,” ujarnya.

Terkait alasan untuk mundur karena ada masalah di tulang belakang, Abuya mengatakan keputusan itu yang membuatnya ingin mundur.

“Jangan sampai rebah lah, ketika ini ada masalah saya ingin berobat. Itu saja sebenarnya yang menjadi pertimbangan,” katanya.

“Saya pernah terjatuh dari ketinggian sekitar 12 meter tahun 1997 waktu saya pulang mondok (Pesantren) di Jawa. Saya sudah ikhtiar dengan medis dan secara tradisional. Kondisi itu belum sembuh sampai dengan saat ini. Ada 5 ruas tulang yang bermasalah,” ujar Abuya.

Terkait desakan bertahan, Abuya mengaku terbeban dengan teguran dari para guru-gurunya. “Sebagai santri saya terbebani dari nasehat guru-guru saya. Saya tidak berani membantah, itu saya yang menjadi beban saya saat ini,” tandas Abuya Sarkawi.

[Darmawan Masri]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.