Oleh : Tgk. A. Hamid Usman*
Pertemuan terakhir saya dengan Tgk (Tengku). saat kami terbang satu pesawat dari Rembele menunuju Medan. Perbincangan kami cukup panjang. Tgk sempat bertanya kepada saya, kenapa kita sudah jarang komunikasi sekarang?
Pertanyaan ini muncul karena sebelum beliau mengambil jalur politik menjadi Wabup BM, kami memiliki latar belakang yang sama, bergerak dibidang dakwah dan pendidikan. Hampir setiap pekan sekali kami diskusi jarak jauh berbagai hal berkaitan dengan pendidikan dan keummatan.
Ketika beliau mengambil jalur politik, kami berada dipersimpangan jalan. Beliau dijalan politik saya tetap dijalur semula.
Tanggal 24 Mei 2020 bertepatan dengan 1 Syawal 1441 H, beliau mengambil keputusan mundur dari jabatan politik. Mendengar berita itu banyak pihak beropini, ada yang sedih ada yang bertanya. Yang sedih siapa yang akan menjadi pengganti? Dalam bahasa gayo, berama ude gere temas (pengganti beliau tentu tidak enak, seperti bapak tiri). Historis masyarakat Gayo dipimpin orang luar daerah memang menyakitkan
Saya melihat keputusan Abuya Sarkawi mundur dari jabatan politik karena dilatari dua hal, antara amanah dan musibah. Ketika beliau berada dijalan yang lurus, maka amanah yang beliau dapatkan dengan sumpah, maka beliau akan memberikan manfaat yang luar biasa besar untuk rakyat, dan beliau akan dikenang sepanjang masa, menjadi pahlawan penegak amanah, dan doa mustajab dari semua lapisan umat, menemani beliau dari dunia sampai akhirat.
Sebaliknya, ketika beliau mengabaikan amanah, lebih memilih kepada pemenuhan hajat pribadi ketimabang umat, maka itu menjadi tiket beliau masuk kedalam neraka, menjadi celaan dari semua lapisan umat, menjadi sumpah serapah dari orang-orang terzhalimi.
Inilah yang dialakukan Umar bin Abdul Azis, ketika beliau berusia 40 tahun, beliau terpilih sebagai amir mukminin (presiden), beliau menangis sambil membaca ayat Alquran, انا لله وانا اليه ر اجعون. Isteri beliau bertanya, kenapa engkau menangis wahai suamiku? Umar menjawab, ketika aku membawa jabatan (amanah) ini benar, maka inilah tiketku masuk surga. Ketika aku curang, maka jabatan inilah yang memasukkan aku masuk neraka!
Karena amanah itu jua, ketika Umar sakit berat, sahabat Umar meminta kepada keluarga agar mengganti pakaian Umar yang aromanya sudah mengaluarkan bau yang tidak sedap. Anak Umar menjawab, dengan pakaian apa saya ganti, beliau hanya memiliki sehelai pakaian yang melakat dibadannya itu!
Umar dikenang sepanjang masa, beliau telah sukses mengantarkan umat ketingkat kesejahteraan paripurna, meski beliau memiliki sehelai pakaian yang melekat dibadannya.
Bagi sebagian orang yang awam dengan amanah, menduduki posisi sebagai kepala daerah, seperti jabatan Tgk sesuatu yang diidamkan, ditempuh dengan berbagai cara, bila perlu direbut dengan menggunakan jurus menghalalkan semua cara yang bertentangan dengan naluri.
Saya melihat, karena kedekatan saya dengan tgk, beliau mundur dari posisi kepala daerah, lebih mengambil pertimbangan betapa sulitnya memperjuangkan amanah, sebagai tiket masuk surga, dijabatan politik.
Syahdan, idealisme tgk di tanoh gayo, mempersiapkan generasi masa depan yang lebih baik, berbesikkan alquran dan sunnah lebih mulia ketimbang pemenuhan syahwat politik sesaat.
Almanar Kenawat, Benermeriah, 3 Syawal 1441 H. 26 Mei 2020