Oleh : Mamfalutin (Ivan Tamy)
Salah satu kenangan dari Almarhum Ayahanda H Mustafa M TAMY adalah pengembangan Kabupaten Bener Meriah dengan sosial politik masyarakat ditengah masa konflik pada Era Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri.
Selaku anak sedikit banyaknya saya tahu tentang bagaimana perjuangan Almarhum, karena memang pada saat itu saya ibaratnya seperti ajudan pribadi ketika keberadaan Almarhum ke luar kota, singkatnya tidak ada gambaran putar haluan yang fenomenal untuk kepentingan Almarhum dan keluarga, yang ada hanyalah “Demi Gayo”.
Peristiwa pemekaran Kabupaten Bener Meriah melalui proses pemekaran yang panjang ceritanya, tetapi dalam IDUL FITRI ini saya minta izin sedikit menuliskan sekaligus mohon maaf lahir dan bathin kepada seluruh saudara/i ku di Negeri Berdaulat Asal Linge Awal Serule khususnya Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Saya masih punya album lama sebagai kenangan salah satunya kehadiran Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ketika saat itu menjabat sebagai Menkopolkam yang hadir ke Tanoh Gayo.
Disana sangat kelihatan bagaimana masa yang hadir dari Bener Meriah untuk berorasi sembari mendengar pidato Bapak SBY yang berlokasi persis di lapangan kantor Bupati Aceh Tengah untuk meminta agar Bener Meriah dimekarkan dari kabupaten induk Kabupaten Aceh Tengah. Tak ada kita temui wajah bengis dan wajah ketat disana.
Saya masih ingat Ayahanda Alm H Mustafa M TAMY mendirikan kelompok pemikir (think tank) ada tokoh politik, tokoh masyarakat, ulama, tokoh pemuda dan sebagainya. Banyak pengamat berpendapat bahwa kelompok ini sangat solid dan cukup mewakili stakeholder Gayo dimana mereka bukan kerja extra hanya di Takengon, bahkan kelompok ini berdelegasi sampai ke Ibukota Negara ini di Jakarta.
Kelompok ini bekerja sampai larut malam menyiapkan ‘blue print’ politik untuk pemerintah pusat dalam persiapan pemekaran Kabupaten Bener Meriah. Yang akhirnya disahkan oleh Megawati Soekarnoputri selaku Presiden Republik Indonesia kala itu melalui Menteri Dalam Negeri yang pada saat itu di jabat oleh Bapak Jenderal TNI (Purn) Hari Sabarno.
Tujuan resmi pemekaran wilayah secara politik tidak saya uraikan dalam tulisan ini tetapi secara garis besar adalah memperjuangkan pemerataan “Pembangunan”.
Tetapi, ‘positioning’ Kabupaten Bener Meriah lewat tangan dingin Almarhum kini terkena bak badai beberapa periode kebelakang dan saat ini. Apakah gerangan yang sedang terjadi di Negeri ku ???
*Penulis Putra Mustafa M Tamy