Oleh : Abshar, SH, MH*
Menarik mengikuti perkembangan sosial politik di Kabupaten Bener Meriah. Hal tersebut tentu menyangkut dengan polemik dari pernyataan pengunduran diri Abuya Sarkawi dari jabatannya selaku Bupati Bener Meriah.
Menurut saya ada beberapa skenario yang akan terjadi, jika benar Abuya Sarkawi akan mengajukan secara resmi permohonan pengunduran dirinya kepada DPRK Bener Meriah.
Pertama, jika Abuya mengajukan permohonan pengunduran diri sekarang, dalam kondisi Bener Meriah tidak memiliki Wakil Bupati, dengan asumsi permohonan itu di terima oleh DPRK dan disetujui oleh Mendagri, maka Bener Meriah akan mengalami kekosongan kepala daerah.
Untuk mengisi kekosongan itu, Gubernur akan menunjuk Pj. Bupati Bener Meriah. Terkait istilah Pj, telah diatur dalam Pasal 201, UU 10 Tahun 2016. Ketika jabatan selesai (mengundurkan diri), maka sampai dilantik kepala daerah baru, posisinya diisi oleh pejabat tinggi madya dari Provinsi.
Selanjutnya skenario kedua, untuk mengisi kembali kekosongan Kepala Daerah, menurut PP 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tata tertib DPRD Provinsi dan Kab/kota, jika masih ada waktu selama 18 bulan masa kekosongan itu, maka DPRK mempunyai kewenangan untuk memilih Bupati dan wakil Bupati.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa pasangan Ahmadi dan Sarkawi di lantik sejak tanggal 14 Juli 2017, berarti ada sekitar 2 tahun (24 bulan) lagi masa jabatan sisa, ini juga jika proses penggodokan bakal calon tidak memakan waktu lama, maka DPRK berhak untuk melakukan pemilihan.
Namun jika proses molor, maka kemungkinan besar Bener Meriah akan tetap dipimpin oleh Pj. Bupati sampai pilkada yang akan datang.
Skenario ketiga, jika Abuya mengajukan pengunduran dirinya setelah terpilihnya Wakil Bupati. Jika ini diterima oleh DPRK dan diaminkan oleh Mendagri, maka Bener Meriah akan kembali pincang, karena hanya ada Wakil saja nantinya.
Oleh karenanya, skenario terakhir ini menurut saya sulit diterima oleh Mendagri.
Kita berharap Kabupaten Bener Meriah bisa menyelesaikan masalah besar ini, sehingga covid-19 yang sedang kita hadapi saat ini bisa tertangani dengan baik.
Dan masyarakat tidak perlu lagi terlalu fokus ke masalah politik, tapi lebih kepada membangun sinergi untuk menghadapi Covid-19 secara bersama. Wallahua’lam.
*Pemerhati sosial politik