Oleh : Dr. Hamdan, MA*
Menarik membaca pengalaman Sumardiono yang diceritakanya di kompas online pada bulan Agustus 2011 yang lalu. Dia beserta istri tercintanya memutuskan untuk menerapkan pendidikan homeschooling terhadap anak-anak mereka ada beberapa pertimbangan diantaranya adalah ketidak percayaan kepada lembaga pendidikan formal dimana materi kurikulum yang diseragamkan tanpa memandang perbedaan bakat dan minat indevidu siswa.
Dan juga dengan beragam alasannya sehingga menolak pendidikan formal dalam melaksanakan pendidikan terhadap anak_anaknya dan beralih kepada homeschooling.
Apa yang dialami oleh Sumardiono tersebut adalah satu dari sekian banyak orang-orang yang mulai muncul pada tahun-tahun terakhir menunjukkan akan ketidakpuasan sementara orang terhadap carut marut pendidikan formal dinegara kita. Banyak alasan yang membuat kurang percaya sebagian orang terhadap pendidikan formal di negara kita.
Penyeragaman materi kurikulum pendidikan,persoalan kompetensi guru, dan juga mengenai keahlian yang ditawarkan kepada peserta didik dan beragam alasan lainnya.
Homeschooling adalah satu alternatif pendidikan untuk anak-anak yang tidak dimasukkan ke dalam pendidikan formal namun mereka dididik tidak harus dirumah, dan yang mendidik mereka tidak harus orang tuanya.
Sebagai satu jenis jenis alternatif pendidikan tentu homeschooling mempunyai banyak kelebihan disamping kekurangan diantara mungkin yang menjadi kelebihannya adalah orang tua mampu untuk memilih mana keilmuan yang cocok untuk sang anak sesuai dengan minat dan bakatnya. Selain itu sang anak mampu dibekali beragam keahlian khusus dan beragam kelebihan yang lainnya.
Di samping kelebihan tentunya homeschooling mempunyai kekurangan misalnya orang tua tentunya harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai homeschooling, orang tua terkadang harus memiliki dana yang lebih tinggi dalam melaksanakan pendidikan untuk anak-anaknya disebabkan harus menyewa seorang guru untuk anaknya.
Untuk orang tua yang kaya tentunya bukanlah suatu persoalan,namun bagaimana dengan kalangan masyarakat miskin, dan kekurangan yang lainnya.
Menarik membaca tulisan saudara Johansyah di lintasgayo.co (02/05) dalam merefleksi Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020 yang bertemakan ‘Repormulasi Pendidikan Nasional’, bahwasanya persoalan pendidikan yang terjadi pada pendidikan banyak aspek yang melingkupinya.
Diantaranya adalah mengenai tujuan pendidikan nasional kita yang kurang merespon perkembangan dan perubahan global dari berbagai aspeknya.
Merujuk kepada tema utama dalam Hardiknas 2020, ‘Belajar dari covid-19’, bahwasanya pendidikan nasional mengalami perubahan yang begitu cepat disebabkan covid-19 satu perubahan yang tidak diprediksi sebelumnya, namun semua pihak yang punya perhatian terhadap dunia pendidikan haruslah cepat belajar mengantisipasi segala perubahan tersebut.
Dapat dikatakan bahwasanya dengan timbulnya covid-19 menimbulkan persoalan dalam dunia pendidikan. Semuanya itu semakin memperparah kondisi pendidikan, yang mana persoalan yang sudah muncul sebelumnya belum terpecahkan diperparah dengan munculnya persoalan yang baru.
Ada beberapa persoalan dalam dunia pendidikan formal kita dalam suasana Covid-19 ini. Pertama adalah disebabkan karena aktivitas pendidikan formal berubah dengan menguatnya metode daring, namun metode daring ini memerlukan seperangkat alat seperti komputer, laptop, Hp Android dan jaringan internet.
Sedangkan media pembelajaran tersebut tidak ditemukan disetiap daerah. Kedua, dengan timbulnya covid-19 seorang anak yang biasa belajar di lembaga pendidikan sementara orang tua tidak mau tau. Bagaimanapun, musibah yang terjadi orang tua harus memiliki perhatian terhadap persoalan anak anaknya.
Dengan timbulnya musibah covid -19 sekurang-kurangnya ada beberapa aspek pendidikan anak-anak yang harus diperhatikan oleh orang tua.
Pertama, dikarenakan pendidikan anak-anak dikembalikan kepada orang tua,secara tidak langsung orang tua harus menyadari kewajiban menangani pendidikan pada intinya adalah orang tua. Sementara orang guru adalah perpanjangan tangan orang tua.
Bagi orang tua yang sudah menerapkan homeschooling dengan kejadian covid-19 bukanlah sesuatu yang menimbulkan problematika yang besar namun bagi yang tidak terbiasa bukankah memberikan efek yang tidak kecil.
Oleh sebab itu orang tua harus menyadari kewajiban tersebut dan menerima tanggung jawab tersebut dengan tangan terbuka. Oleh karena itu perlu memiliki pengetahuan yang memadai mengenai pendidikan untuk anak anak tersebut,oleh karena itu orang tua haruslah belajar,belajar dan belajar.
Kedua, sebelumnya ada indikasi bahwa banyak orang tua yang meremehkan tugas-tugas guru di sekolah, namun dengan timbulnya persoalan pendidikan akibat imbas covid-19 sehingga banyak kegiatan pengajaran terhadap anak anaknya ditangani langsung,menimbulkan satu pemikiran bahwasanya betapa berat dan urgensinya tugas seorang guru,sehingga simpati dan rasa hormat.
Ketiga, bagi keluarga yang mampu tidak ada salahnya musibah covid 19 ini sebagai awal menerapkan sistem homeschooling namun bagi yang tidak bisa menerapkan homeschooling dengan sempurna,dikarenakan perlu beragam kesiapan dan kemampuan dari orang tuanya,namun untuk solusi orangtua perlu menerapkan sistem semi homeschooling.
Semi homeschooling menurut pandangan penulis adalah pendidikan yang diterapkan kepada anak dengan menerapkan sistem pendidikan formal namun anak mengikuti pendidikan yang lebih dalam dengan dididik dan dibesarkan bina berdasarkan sistem homeschooling.
Pada dasarnya pendidikan anak-anak kita pra musibah covid-19 disamping kurang rispek orangtua terhadap guru. Di samping tersebut kurangnya kerja sama antara pihak guru dan orang tua murid dengan munculnya musibah covid ini,antara guru dan wali murid dan sebenarnya juga pihak pengelola pendidikan harus ditingkatkan.
Dalam pendidikan semi homeschooling terhadap anak-anak dikatakan semi homeschooling pendidikan sang anak masih belum lepas dari pendidikan formal masih memerlukan bimbingan belajar dari gurunya di sekolah namun dikarenakan dikuatkan dengan pendidikan di rumah dengan lebih terarah penulis mengistilahkan dengan semi homeschooling.
*Dosen IAIN Takengon, dan Pemerhati Pendidikan