Bulan Ramadhan dan Nasehat Untuk Para Pemimpin Negeri Gayo di Masa Pandemi COVID-19

oleh

Oleh : AlMisry Al Isaqi*
——————————–
Di tengah kekhawatiran global akan pandemi virus Corona (Covid-19), yang semakin berdampak luas, sisi kepekaan hati dan sikap para pemimpin daerah yang sesungguhnya mendapatkan ujian.

Selain melalui strategi kebijakan yang diterapkan dalam menghadapi berbagai persoalan, sajian sikap dan respon orisinil dari sosok pemimpin tersebut dapat terlihat nilainya bagi masyarakat.

Seluruh pihak tentu ingin mimpi buruk pandemi ini segera berakhir. Di sisi lain, setiap pemimpin seharusnya juga berusaha memberikan yang terbaik terkait kebijakan penanganan Covid-19.

Namun realitanya tidak demikian. Beberapa pemimpin maupun pejabat level Daerah acapkali dinilai justru menampilkan sesuatu yang sama sekali kurang elok merespon dinamika Covid-19,apalagi untuk diteladani.

Pasti ada yang tidak beres di negeri ini. Saya melihat, selama ini khususnya para pemimpin di negeri ini hanya bekerja untuk diri, keluarga dan kelompoknya. Hilangnya Ketauladanan dan lemahnya komitmen dan pudarkan keshalehan sosial adalah bagian dari masalah kepemimpinan di negeri ini. Janji pengabdian pada rakyat tidak lain hanyalah gincu politik.

Kita tentu berharap di bulan suci Ramadhan ini, semua kita, dari rakyat hingga elit daerah bermuhasabah diri. Sucikan diri, kuatkan iman, kembalikan ruh agama dihati para pemimpin.

Jadikanlah rakyat dan daerah sebagai basis pengabdian. Pengabdian pada Tuhan harus dapat dimanifestasikan secara simetris dengan pengabdian pada kepentingan rakyat.

Para pemimpin negeri harus sadar dan kembali membaca dan mentadaburkan lembaran kitab suci. Karena hanya dalam kitab sucilah, kalian akan menemukan hukum, larangan dan perintah Tuhan. Dengan itu, para pemimpin negeri ini akan menjadi lembut hatinya. Hanya Pemimpin yang lembut hatinya yang akan terhalang untuk menyimpang dan jauh dari sifat rakus dan tamak.

Para elit negeri ini harus memancarkan cahaya ketauladan. Dengan cara apa? Kejujuran harus mulai dari para pemimpin, hentikan kedustaan. Kerakusan pada harta dan jabatan harus mulai ditanggalkan. Lucuti sifat sombong dan tamak di hati para pemimpin. Posisikan diri sebagai Ulil Amri yang benar, yang senantiasa jujur dan berakhlak yang baik.

Jadikan rumah Tuhan (rumah ibadah) dan Kitab Suci sebagai landasan berfikir dan bertindak para pemimpin negeri ini. Jika para pemimpin negeri ini mampu memusahaba diri dan mampu melihat kekurangannya maka saya yakin akan ada cahaya kemajuan. Dan Insha Allah negeri ini akan kembali merebut kehormatan serta kejayaannya seperti dulu dan pandemi COVID 19 segera berakhir. Aamiin

*Urang Gayo, Asal Kute Baru Isaq

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.